Secretary ✔

13. the fire is burning🌙

Jangan lupa vote & comment🌻
.
.
.
.

➵ "Lo sadar gak apa yang lo lakuin salah?" Ujar minho sedikit marah.

"Gue cuma butuh pelampiasan."

"Chan heㅡ"

Tuuut.

"Astaga- dimatiin."

Minho mengacak rambutnya frustasi sambil berusaha menghubungi sepupu nya itu.

Dan lagi-lagi gak diangkat. Ah mungkin memang sengaja gak diangkat, atau bahkan chan matiin ponselnya.

Minho bingung dan ada sedikit perasaan menyesal sebenarnya.

Menyesal karena sudah menawarkan pekerjaan sebagai sekretaris.

Untuk masalah satunya lagi, agaknya dia harus bicarain sama jisung deh.

Kekasihnya itu mungkin bisa ngasih solusi.

🌙

Minsung lagi duduk beralaskan karpet bulu warna hitam.

Btw mereka lagi di apartemen minho. Yang diluar kota tapi, soalnya kerjaan gak kelar-kelar. Seperti tak berujung.

Ini jisung cuma pakai hoodie nya minho yang kegedean sama celana pendek doang.

Anaknya lagi makan eskrim sambil sandaran di dada minho.

Kedua tangan minho masuk ke saku jaket nya jisung sambil ngeraba-raba perut pacarnya yang di balut kain itu.

"Sung, nanya dong."

Satu sendok mendarat di mulut jisung, "tanya aja. Aku kan gapernah ngelarang."

"Tapi waktu itu gak dijawab." Balas minho menarik jisung lebih dekat.

"Kamu nya nanya kenapa kita tinggal di bumi bukan di asgard, ya gak aku jawablah."

"Terlalu bodoh pertanyaannya."

Minho mengecup pipi gembil jisung,kemudian matanya fokus ke acara tv di depannya.

"Kalau ada orang, udah ngebaperin terus gaada niat serius. Itu gimana?"

"Satu kata sih-" jawab jisung sambil menyuap sesendok eskrim ke mulut minho, "brengsek."

Minho terkekeh, frontal SQL

"Siapa yang ngelakuin gitu?"

"Chan."

Jisung mengangguk paham, "yang pucet?"

"Iya. Yang kayak kurang darah." Kekeh minho.

Kemudian keduanya fokus lagi ke acara tv di depan.

Minho mengeluarkan ponselnya dari saku celana, kemudian memainkan sebuah voice note yang dari chan.

Jisung menajamkan pendengarannya kala mendengar rekaman suara chan tersebut.