Maafkan Aku, Ya?
•
•
•Aku pulang ke rumah pukul enam petang. Sesampainya, langsung ku rebahkan tubuhku di atas sofa panjang yang ada di ruang keluarga. Sebenarnya percuma saja di beli, jika tidak di gunakan.
Kurogoh kantong celanaku mengambil selembar foto polaroid dengan penampakan muka konyol Jisung di sana. Melihat itu hatiku memanas, ada perasaan hangat melihat senyumannya.
Mata beratku terus merajuk minta di tutup mengingat sedari kemaren ia tak kunjung di istirahatkan. Ku letakan foto manis itu di meja dan mulai berlayar ke dunia mimpi.∆
Suara 'sesuatu' yang sedang mencakar tembok terdengar jelas hingga alam bawah sadar ku, membuatku kembali terjaga karenanya. Ku kejapkan mata ku beberapa kali sebelum aku sadar suara itu berasal dari lantai dua. Dengan hati-hati ku telusuri tangga demi tangga.
Jantung ku berdegup kencang tak karuan.
Ku mohon, tidak lagi.Waspada siaga, suara itu mengantarkan ku ke kamar ku sendiri. Suara geraman terdengar di baliknya, ku eratkan tanganku membuka kenop pintu, berusaha meminimalisir bunyi yang akan di timbulkan. Dalam hati, setiap detiknya aku memanjatkan doa perlindungan.
Ketika pintu terbuka aku sedikit mendesah, pemandangan yang cukup mengejutkan. Dinding yang biasanya berwarna coklat susu dengan beberapa foto keluarga berubah menjadi tempat penyiksaan sadis. Bau anyir di mana-mana.
Cipratan darah di atasnya tidak sembarang ada, seperti membentuk sebuah pola kalimat.
I'll kill you.
Satanic.Foto keluargaku di taburi lumeran merah oleh sang pelaku.
Astaga!
Tanpa ku sentuh pintu terbuka semakin lebar menampakan seorang yang terlihat menyedihkan. Di cambuk berulang kali, di siksa, sampai ku sadar, aku mengenalinya.
Jisung!
"ARGH!" Teriak Jisung melengking membobrok hati dan relung di dalamnya.
Di samping si pembunuh terdapat sesosok makluk yang teramat kurus, kuku-kuku nya terus mencakar membuat luka semakin dalam.
Aku berteriak histeris. Tak sanggup lagi rasanya melihat ini semua. Melihat Jisung yang memandang minta pertolongan dengan tangan terangkat, menggapai-gapai. Mukanya penuh dengan rasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Tiga Pagi - Chensung
Fiksi PenggemarStart : Mei 2019 [ Private Acak] End : 5 Mei 2019 Bukan waktu yang tepat untuk tetap terjaga pada pukul tiga pagi. Lebih baik kau tarik selimut, tutup matamu segera, dan terlelap lah. Karena siapa tahu, akan ada sesuatu yang menghampirimu entah untu...