Cerpen Dadakan bagian 15

164 6 0
                                    

Bukan Salah Siapapun

The idea by : @RiaethShiba

The title by : @NafaAzizah12

Genre : Drama, family

The main character : Nafa Angelica Bella

Synopsis : Cerpen yang plot twist:v terserah genrenya, yang pasti kalau bisa bikin aku tercengang :v

Author’s note: -_- sabar aku tuh.

.-.

Nafa Angelica Bella, nama seorang wanita yang sangat familiar di ibu kota. Bukan karna ia model, artis, atau apapun, ia adalah seorang wanita akan kemarahannya. Sekali saja kau membuatnya marah, hancur sudah satu distrik.

Ia sering membentak-bentak, dan marah-marah tak jelas pada semua orang termasuk suaminya sendiri. Banyak yang mengira kalau ia akan berubah setelah menikah, ternyata tidak.

Selain itu, ia memiliki bar gelap yang berjalan di bawah tanah ibu kota. Membuatnya sangat ditakuti dipenjuru ibu kota, bahkan oleh polisi. Bukan tanpa alasan, ia memiliki banyak anak buah di bawahnya yang siap mati saat ia mengacungkan jari saja. Mafia? Mungkin bisa dipanggil begitu.

Sudah banyak orang yang menasehatinya agar bertaubat, namun tetap sia-sia. Suaminya saja hingga angkat tangan kalau masalah ini. (mereka kok bisa nikah ya?)

.-.

“Apa arti hadist di atas anak-anak?” Tanya seorang guru ngaji pada anak didiknya di depan masjid.

“Jangan marah, bagimu surga!” teriak anak-anak dengan lantang dan polos. Membuat salah seorang yang melintas tertohok.

“Hmps, mana ada disini yang namanya surga? Dasar bodoh,” guman wanita itu dengan senyum meremehkan.

Sudah biasa bagi Nafa mendengar kata-kata itu. jangan marah, redakan emosimu, marah hanya akan membuatmu ke neraka, dan masih banyak lagi. Bisa dibilang, ia sudah kebal dengan desas desus para penggosip yang selalu panas bila berucap tentangnya.

“Lagi-lagi, Nafa berulah?”

“Yah, siapa lagi kalau bukan singa betina itu?”

Seperti sekarang, kumpulan ibu-ibu yang sedang belanja sambil menggosip tentangnya. Membuat Nafa harus berhenti dan pergi sebelum ia meledak.

“Sangat berbeda dengan si Nana ya?”

“Nana anak pak walikota itu?”

“Tentu siapa lagi? Hatinya lembut dan ia selalu rendah hati. Ditambah hijabnya, ia semakin menyejukkan hati siapa saja dengan senyumannya,”

“Ya, ia juga selalu ramah dan tidak pernah marah pada siapapun. Berbeda dengan si singa itu,”

“Hei sudah, nanti kalau anak buahnya mendengar bisa ko kita,”

Masih terdengar obrolan para ibu itu karena langkah Nafa yang sedikit melambat saat nama Nana disebut. Entah kenapa, ia selalu ingin tahu tentang gadis itu.

.-.

Saat perjalanan pulang setelah berhasil menyulut emosinya atas gosip itu, Nafa terus terpikirkan dengan gadis bernama Nana itu.

“Nana ya? namanya norak banget, pasaran lagi. Kupikir nama anak-anak jaman sekarang rada kerenan gitu. Atau, rada Arabian gitu kan bisa, kayak Aisyah mungkin. Eh, Aisyah pasaran kok ya? kalau gitu, Anisa? Pasaran juga sama aja,”

Buk

“Eh? Aku nabrak seseorang?” guman Nafa membuka mata dan melihat seorang gadis yang tersungkur lesu di depannya. Gadis itu Nampak mengaduh dan mendongkak melihat pada Nafa.

Cerpen Dadakan :v [END MASIH KOMPLIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang