Cerpen Dadakan bagian 14

195 7 25
                                    

Batas-batas kebahagiaan

The idea by: @gaul_desca

The title by : @NafaAzizah12

Genre : Drama, Slide of Life, Angst

The main Character: Navarrow Alcander

Synopsis:Jadi ceritanya tentang cowok yang depresi karna ortunya. Ortunya itu selalu ngelarang dia buat jadi dirinya sendiri. Dan akhirnya dia dimasukin orangtuanya ke rumah sakit jiwa. Nah disana dia kayak terpuruk gitu. Sampe keadaan nya bener bener buruk. Dan entah kenapa gila nya itu buat dia jadi berambisi buat buktiin bahwa dia itu bisa berhasil dengan caranya bukan cara orang tuanya.
~


Hai. Namaku Navarrow Alcander. Cowok normal dari satu-satunya ahli waris keluarga Alcander. Yah, setidaknya itu yang dipikirkan orang-orang.

“Varrow! Apa yang kau lakukan?”

“Heh? A..aku hanya bermai..”

“TIDAK BOLEH!”

“KAU LUPA KAU INI ANAK DARI KELUARGA ALCANDER!? BERHENTI BERMAIN-MAIN DAN SEGERA BELAJAR!”

“Baik.. Ayahanda,”

Sebenarnya orang-orang itu tidak salah. Hanya saja, orang tuaku yang terlalu mempedulikan reputasi ketimbang anaknya sendiri. Sebagai anak dari keluarga Alcander aku tidak boleh salah, tidak boleh membantah, tidak boleh bermimpi, tidak boleh bermain, dan tidak boleh normal (dalam artian dia harus jenius).

Tapi diriku yang terlahir normal tak mampu melakukan itu semua. Belajar tanpa henti dan hidup yang segalanya diatur. Dan akhirnya, aku menuju puncak segala perasaan.

“Agh!”

“Belajar belajar belajar belajar belajar belajar belajar belajar,”

“Varrow! Apa yang kau lakukan?” suara nyaring seorang wanita menghentikan diriku yang sedang bersenang-senang. Ah, kapan terakhir kali aku sesenang ini ya?

“Apa? Aku sedang belajar. Ibunda,” jawabku dengan senyum yang paling lebar yang pernah kutunjukkan.

“VARROW! HENTIKAN ITU!” teriakkan melengking terdengar ketika aku memegang sebuah silet.

“Berhenti merusak barang-barang dan melukai dirimu sendiri!” teriaknya yang jelas itu sebuah perintah. Namun, mendengar hal itu membuatku tertawa. Akhirnya kau peduli padaku, heh?

Tak lama, ayahanda membawa beberapa orang dengan pakaian putih mendekat padaku. Ei, mereka mau apa? Mereka mau merusak kebahagiaan yang sudah lama aku dambakan?

“Tenanglah, Tuan Navarrow,” ujar salah satu dari mereka. Tenang? Bagaimana aku bisa tenang bila kalian akan merebut segalanya dariku?

Mereka mencoba menangkapku namun berhasil kuhindar. Nampak frustasi, mereka mengeluarkan sebuah jarum suntik. Eh? Mereka mau apa? Entah mengapa, tiba-tiba pandanganku menjadi gelap.

~

Saat kusadarkan diri, aku tak mengenali tempatku berpijak. Rasanya aneh, sungguh aneh. Seluruh ruangan bernuansa putih namun berbau amis. Apa ini?

Samar-samar ku mendengar suara bising disekitarku.

“Huaa!!”

“Tolong aku!”

Cerpen Dadakan :v [END MASIH KOMPLIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang