Ni

3.7K 616 22
                                    

cerita ini hanya fiktif belaka

─━━━━━━⊱✿⊰━━━━━━─

waktu terus maju.

seperti biasa felix akan melakukan pekerjaannya, memberi makan orang lapar.

dan ya, seperti kemarin persis.

changbin mengantri dengan mengulas senyum lebar, dan mata lelaki itu tak bisa berhenti memandang felix dengan tatapan memuja.

"jagung?" tanya felix.

"aku menyukai rambut mu"

"lucu sekali"

"serius, rambut pirang mu mengalihkan duniaku"

felix sedikit mengernyitkan dahinya mendengar penuturan changbin barusan.

temannya yang felix tau bernama, lee minho menegur changbin,

"bin, ayo maju. dia bahkan tidak menghiraukan kehadiran mu"

sekali lagi, changbin tidak akan mendengarkan omelan minho.

dia masih menatap felix dengan memuja, bak felix merupakan dewi aphrodite tercantik dialam semesta.

oke lupakan imajinasi changbin tadi.

felix sedikit memberanikan diri menatap langsung ke mata changbin.

"aku tidak berkencan dengan AUKS"

"hanya belum—"

"itu tidak akan terjadi"

"tidak tau nantinya kan?"

felix sedikit menghela nafas.

pria dihadapannya ini sungguh.

"kau mau jagung atau tidak?"

changbin tetaplah sama.

masih tersenyum lebar menatap felix.

"yes, i want some corn"

felix mengambilnya.

menaruh jagung diatas piring changbin.

changbin berbisik sambil mengucapkan 'thanks' dan berjalan meninggalkan antrian.

ia memilih duduk didepan conter antrian.

lebih tepatnya langsung berhadapan dengan felix.

jisung yang berada disamping felix menertawakannya.

"astaga, dia suka rambut mu lix"

suara jisung yang cekikikan membuat felix diam diam merasa malu, ada perasaan aneh tapi ia takut untuk mencari tau.

"diamlah jisung" bisik felix penuh penekanan. jisung semakin terkekeh saat melihat raut wajah felix yang terlihat malu malu.

[🍟] Hinode - changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang