cerita ini hanya fiktif belaka
⊱⋅ ──────────── ⋅⊰
changbin memposisikan senapan ditangannya dengan mata terfokus pada objek sasarannya.papa felix bertanya, "kenapa kau mau menikahinya sekarang? apa yang membuat mu terburu buru?"
changbin dengan santai menjawab, "aku dipindahkan"
"benarkah? diluar negri?"
"ya, bisakah kau berhenti bicara pak?"
"kemana?"
"hiroshima, bisa kah aku menembak sekarang?"
"ya tentu, lanjutkan" papa felix mengangkat bahu nya dan mundur dari sana.
tembakan pertama,
gagal. bahkan sedikit pun tidak terkena.
"changbin, jauh lebih mudah untuk jatuh cinta dengan seseorang yang kau bisa. well, kau akan berada dipangkalan baru dan angkatan udara, teman mu akan memberitahu mu bahwa dia sudah melakukannya lupa tentang kau dan kau duduk disana menunggu surat dari mu" pala felix berterus terang.
"aku tidak akan seperti itu" ujar changbin pelan tapi terdengar tegas.
"kau akan keluar cuti, keluar didunia bersosialisasi dan pasti akan ada orang baru yang menggantikan. ada orang yang gampang kau temui dan bisa mencium sebanyaknya. nyata dari apa yang didapat kau tulis diselembar kertas atau apa yang ada difoto. dan semua itu bisa saja terjadi"
changbin terlihat marah, "aku bukan orang yang seperti itu"
papa felix menghela nafasnya, "kau masih manusia changbin"
"semua yang kau lakukan itu akan berpengaruh untuk mendorongnya menjauh darimu" lanjut papa felix.
changbin menghadap kesamping, ia menatap papa felix dengan serius. "satu satunya hal yang membuat ku jauh dengan anak mu hanya satu, yaitu kau tuan lee"
"tapi coba tebak, aku bahkan memenuhi syarat sebagai penembak jitu"
"coba saja" jawab papa felix.
changbin kembali memposisikan arah senapannya.
changbin membuang nafasnya, lalu menghirup kembali dengan tenang.
ini kesempatan terakhir untuknya.
changbin melepaskan pletuknya dan—
"yah, itu sudah lumayan dekat" ujar papa felix sambil menepuk pundak changbin.
changbin terdiam.
"maju dan bantu aku biar mudah" ajak papa felix.
....
changbin kembali mengajak felix untuk keluar.
seperti malam sebelumnya, mereka akan kembali kedanau dan membicarakan suatu hal.
changbin menghela nafas.
"kita tidak akan pernah menikah" ujarnya tiba tiba.
felix langsung menoleh padanya.
felix menggeleng, "kau dapat mencobanya lagi, dia akan memberikan mu kesempatan pada akhirnya"
"tidak, dia tidak akan. oke, kau tidak ada disana, kau tidak melihat wajahnya, dan kita tidak punya banyak waktu pada akhirnya"
mata felix mulai berkaca kaca.
"ki-kita tidak bisa menyerah begitu saja" bujuk felix lagi.
"dia tidaka kan pernah menerimaku. oke, kau benar, tidak akan ada kehidupan jika kita menghindar selamanya. oke? dia keluarga mu—"
felix menyandarkan kepalanya pada sandaran.
"—aku tidak akan datang diantara dia dan dirimu"
"ya seharusnya tidak perlu!" felix mulai meninggikan suaranya.
"kau tidak mendengarkan ku felix"
felix memalingkan wajahnya.
"hei?—" felix kembali menokeh pada changbin. "aku mengatakan, aku tidak ingin" changbin berkata mantap.
"kau mengatakan ini sudah berakhir?" tanya felix tak percaya.
changbin menatap mata felix yang mulai berair.
"ya memang seharusnya" jawab changbin pelan.
felix memalingkan wajahnya. ia menghapus kasar air matanya yang mulai berjatuhan.
tbc
changlix putus:(
anak auks nih guys:)
ps; auks itu angkatan udara korea selatan. kalo dalam film mereka nyebutnya GI. gatau sih apa artinya wkwk, karna ini base on the movie jadi emg pure dialog kaya difilm. tapi ada beberapa yang aku ubah karna kalo english keindo itu baku banget, ini udah ga sebaku yang difilm yg aku remake.
kalo difilmnya, ada latar yg main castnya udh tua. tapi disini aku bikin castnya yang versi mereka berjuang mendapatkan restu:'v. jadi kalo kepo gimana cerita aslinya, bisa nonton filmnya:)
pemainnya cogan kok:)
KAMU SEDANG MEMBACA
[🍟] Hinode - changlix
Short Story[🍟; completed] Changbin just wants felix based on the movie 'sunrise in the heaven' ©grapetie,2019