Yon

2.3K 431 9
                                    

cerita ini hanya fiktif belaka

─━━━━━━⊱✿⊰━━━━━━─

"JENDRAL LEE?!"

"minho!"

changbin reflek memundurkan wajahnya. sama halnya dengan felix. mereka terlihat gelagapan sekarang. dengan wajah satu sama lain yang memerah.

"maaf felix, tapi kita harus pulang" ajak jisung dengan muka memelas.

"ibu ku akan menjemput ku" sambung jisung.

"kenapa kau tidak datang lebih cepat?" balas felix.

"aku dan minho terlibat obrolan panjang di bisokop tadi"

jisung melirik minho yang tersenyum lebar. changbin pun ikut melirik dengan penasaran.

"yeah, aku dan jisung sangat menikmati obrolan kami" ujar minho dengan seringaiannya.

minho kemudian melirik dua anak adam yang duduk dibangku taman tersebut. "sepertinya kalian juga akan terlibat obrolan"

felix lebih dulu berdiri, "aku pulang dulu"

changbin ikut berdiri, kembali menatap sang pujaan hati dengan memuja.

"bisakah aku menghubungi mu kapan saja?"

felix mengangguk kecil.

minho menarik jisung untuk mendekat padanya, "aku pulang sayang"

dan untuk kesekian kalinya pasangan minsung tidak menghiraukan kehadiran changlix yang mematung menatap mereka saling mengecup.

setelahnya, jisung menggandeng felix dan mengajaknya untuk pergi.

"sorry man, aku hendak mengulur waktu untuk mu" ujar minho tiba tiba.

changbin tak membalas. ia kembali memanggil felix untuk berhenti.

felix menepatinya. ia berbalik dan mendapati changbin yang mencium sebelah pipinya.

felix seketika membeku.

ketika kecupan itu terlepas. changbin mengusak rambut felix. sambil mengucapkan, "sampai jumpa" yang juga dibalas begitu oleh felix.

felix berlari kecil mendekati jisung sambil menunduk malu karena digoda terus terusan oleh jisung.

....

diperjalanan pulang jisung masih tak henti menggoda felix.

"sekarang siapa yang mudah?" ledek jisung.

"stop it jisung" peringatan felix sambil terkekeh malu.

"aku kira kalian tidak akan berciuman"

"dia tidak seperti yang lain sung"

"kenapa? apa dia yang bilang begitu?"

"bukan karna ucapannya, tapi tatapannya saat mengatakan itu. aku juga tidak tau rasanya, tapi saat ia menatapku aku merasa memahaminya"

jisung tersenyum mendengarnya.

"mungkin kau akan mendapat tatapan itu lagi"

felix membalas dengan senyuman.

...

felix berjalan pelan memasuki rumahnya.

ternyata orang tuanya masih diposisi seperti yang sebelumnya. duduk santai ditepi perapian.

"kami bersenang senang dibioskop, setelahnya kami membeli ice cream"

felix seperti biasa, melapor kepada sang kepala keluarga.

"ini juga hampir mendekati jam sebelas" ujar papa felix sambil melirik arlojinya.

"ice creamnya sangat enak. bahkan terlihat sangat baik. eum, selamat malam" lapor felix lagi dengan senyum lebar.

setelahnya, ia berjalan kearah kamarnya dengan langkah cepat.

mama felix yang sedaru tadi diam pun bersuara, "aku seperti itu saat kencan pertama kita"

papa felix menghela nafas, "ya, dan itu membuatku khawatir"

mama felix terkekeh lalu menyuruh papa felix untuk kembali bersantai.

....

keesokan paginya keluarga lee sarapan bersama.

papa felix memuji masakan mama felix yang terasa sangat lezat. dan dibalas ucapan terimakasih oleh sang istri.

felix mengigit bibir bawahnya, ia tampak ragu.

merasa sudah mengumpulkan keberanian pun akhirnya felix angkat suara.

"aku ingin teman ku sekali kali berkunjung ke rumah"

mama felix mengangguk sambil mengunyah, "boleh saja"

"teman yang mana?" tanya papa felix cepat.

"seorang mahasiswa" balas felix dengan tenang.

"seorang mahasiswa yang kau kencani?"

felix menggeleng, "tidak pa, dia hanya teman baik"

papa felix menghembuskan nafasnya, "baiklah"

"itu bagus jika teman mu ingin datang untuk menemui kami, jadi ia diterima kapan saja" ujar mama felix.

"thanks mama"

"tidak masalah sayang"















tbc

[🍟] Hinode - changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang