Juu Ichi

1.6K 319 2
                                    

cerita ini hanya fiktif belaka

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

seorang pria tua keluar dari mobil jeep, yang dapat kita ketahui itu adalah papa felix.

"felix keluar!"

dua kata tersebut cukup membuat felix terkejut. tak terkecuali changbin.

felix melirik changbin yang tiba tiba membisu.

"aku akan menghadapinya, tapi lain kali kau harus memberitahukan rencana kita"

changbin sedikit panik, "kau akan memberitahuku jika salah satu mantan mu bisa ditembak kan?"

felix tidak menjawab ia hanya tersenyum. ia hendak keluar dari mobil tapi changbin masih menahannya, "iyakan?" tanya nya sekali lagi.

felix tetap tidak menjawab.

felix akhirnya keluar dari mobil dan papanya masih berteriak memanggil namanya.

changbin menoleh kebelakang. papa felix menatapnya tajam. "aku tidak akan melupakan hal ini!"

changbin meneguk ludahnya kasar.

....

esoknya changbin datang dengan pakaian rapi seperti biasanya.

ia bisa lihat diteras rumah felix, ada papa felix yang tengah mengelap sebuah senapan.

changbin memanggilnya, "jendral!"

papa felix menoleh beriringan dengan arah ujung senapannya.

papa felix kembali sibuk dengan pekerjaannya.

"seorang pembohong mengajak anak kesayangan ku bercumbu ditengah malam" ujar papa felix tiba tiba.

changbin mengabaikannya, mencoba mengusir rasa takutnya saat ini.

"ada yang ingin kutanyakan padamu" kata changbin tegas.

"well, aku akan melakukan latihan target kecil nanti" papa felix kembali mengarahkan pistol panjang itu ke arah changbin. "kita bisa bicara ketika itu" lanjutnya.

"b-baik!"

....

mereka akhirnya tiba disebuah lapangan luas dengan tembok diujungnya.

papa felix mengambil senapannya sembari bertanya pada changbin,

"jadi beritahu aku, kau seorang penembak?"

"iya om!"

"kau baik baik saja?"

"aku baik baik saja!"

"oke, kalo gitu ayo pergi! lewat sini"

changbin berjalan lebih dulu, dengan papa felix yang berjalan dibelakangnya.

changbin menoleh kebelakang, "bukan kah om yang harus memimpin jalannya?"

papa felix tertawa, "kau akan baik baik saja. sekitar 100 yard disini. kita akan baik baik saja"

mereka akhirnya sampe ditujuan.

sebuah botol kaca menjadi sasaran tembak papa felix.

saat pelatuk dilepas, peluru tertembak sangat pas. sampai botol kaca itu pecah.

changbin kagum.

"wah kerja bagus jendral!" pujinya.

"itu tidak seberapa, giliran mu sekarang"

senapan itu akhirnya ia berikan pada changbin.

changbin menatap ragu.

tapi kemudian ia mencoba mengambilnya, memasuki peluru kedalam senapan tersebut.

memposisikan arah tembaknya supaya pas.

tapi sayang sekali, tembakan changbin meleset.

"kau yakin bisa?" tanya papa felix.

"aku sangat yakin!"

papa felix tersenyum miring.

"siapkan botolnya, aku akan berjalan 30kaki jaraknya. tantanglah aku!"

changbin memenuhinya.

ia mengambil sebuah botol kaca lalu diletakkannya disebuah mobil tua yang tak terpakai.

ia hendak pergi dari sana tapi peluru sudah lebih dulu tertembak dari sarangnya sampai membuat changbin terkejut jatuh.

"apa kau tidak waras?!" teriak changbin ditempatnya.

"tenanglah, aku bahkan bisa menembak jerawat yang ada diwajah mu"

"apa kau gila?" tanya changbin tak percaya.

"jangan terlalu sensitif nak, kau bahkan baik baik saja"

"kepala jendral lee yang terhormat!"

"kenapa?!"

changbin dengan lantang berkata, "aku disini untuk meminta restu mu untuk menikahi anak mu!"

papa felix terperangah.

"oh? benarkah?"

"ya pak!"

"baiklah, aku akan memberitahu mu. apa kau melihat botol coklat itu? kembali kesana, itu sekitar 15 meter jauhnya. itu jauh lebih sedikit dari yang kau perkirakan untuk memenuhi syarat pada kisaran. jika kau berhasil menembak dari salah satu dua kali percobaan yang ku berikan, maka kau akan kurestui"

"deal"

changbin meraih senapan yang diberikan papa felix.

ia akan menerima tantangan ini.











tbc

[🍟] Hinode - changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang