Extra Part✔

37.5K 1K 71
                                    

Enjoy my story jangan lupa vote and comment yaa:)

----

"Hans, hari ini aku ingin pulang ke Indonesia."

"Aku akan memberikanmu ijin untuk pergi kalau hasil lab terakhirmu sudah keluar,"

Aku menghembuskan nafas lelah, "Kapan hasil itu akan keluar?" tanyaku.

"Mungkin dua sampai tiga hari kedepan." jawab Hans. Dia lah yang merawatku selama penyakit ini terus menemaniku. Dan sekarang aku rasa penyakit ini sudah pergi.

"Kenapa lama sekali? Aku tak mau menunggu selama itu," rengekku pada Hans.

"Kau tau? Selama ini aku selalu menuruti kemauanmu sampai membuat drama seperti ini. Dan kau tau seberapa hancurnya teman-temanmu bahkan keluargamu? Dan kau tau seberapa bergantungnya mereka padamu? Ku mohon untuk saat ini menurutlah padaku," ujar Hans serius.

"Jika sudah membahas tentang semua jasamu padaku, baiklah aku bisa apa? Jasamu terlalu banyak dalam hidupku." ucapku. Hans terkekeh pelan.

Aku sabar menunggu hingga hasil lab itu keluar. Hingga saat yang aku tunggu tiba. Hasil itu telah keluar dan aku sudah diperbolehkan untuk pulang ke Indonesia.

Ah.. Ku rindu Indonesia. Ku rindu teman-temanku, ku rindu keluargaku. Dan maafkan aku karena telah membuat drama ini.

At Indonesia....

07.15

Akhirnya aku telah sampai di negara yang ku rindukan. Ku hirup udara segar pagi hari di negara ini.

Aku menggunakan pakaian serba putih hari ini. Dulu aku pergi dengan pakaian serba putih, maka aku akan kembali dengan pakaian yang sama.

Dari jarak jauh aku dapat melihat seseorang berpakaian jas rapi dengan kacamata hitam. So cool.

Ku hampiri orang itu. Orang itu meregangkan kedua tangannya. Tanpa basa-basi aku langsung masuk ke dalam pelukannya.

"Gue kangen banget sama lo, dek! Lo gak tau seberapa uring-uringannya kembaran lo di rumah?"ucap Steev sambil memelukku erat.

Aku terkekeh pelan dalam pelukannya, "Gue kangen sama lo, bang! Gue gak akan pergi lagi." ucapku sambil melepaskan pelukan.

"Hans gak ikut?"

"Enggak, bang. Ada pasien yang harus diurus katanya."

Steev membulatkan mulutnya. Hanya Steev dan Hans lah yang tau rencanaku. Karena hanya mereka yang tau tentang penyakitku.

Darimana Steev bisa tau? Itu karena tanpa sengaja ia mendengar percakapanku dengan Hans saat aku membahas penyakitku ini. Awalnya Steev sangat marah padaku karena tak memberitahu kepada siapapun tentang penyakitku ini.

Butuh waktu yang lama untuk meyakinkan Steev bahwa aku akan baik-baik saja. Sampai saat dimana penyakitku semakin parah saat aku pergi bersama teman-temanku. Saat itu Steev dan Hans pusing bukan kepalang hingga mereka memutuskan untuk membawaku pergi.

Dan untuk siapa orang yang dikubur itu aku tak tau, itu semua rencana mereka.

"Bang, lo udah nyiapain semua kan?"

"Udah, lo tenang aja."

"Lo emang bisa diandelin," ucapku sambil memberikan acungan jempol.

Lalu aku dan Steev masuk ke dalam mobil. Steev sendiri yang memegang setir. Dia terlalu malas jika harus mengandalkan orang lain.

Briela(FakeNerd)-END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang