Chapter~19🍁✔

29.5K 1.2K 20
                                    

Enjoy my story😊

"Cuma bisa kasih senyum aja, saat dia merasa yang paling tersiksa. Tanpa melihat siapa yang telah tersiksa lebih dalam"

~Briela (Fake Nerd)


-----

Ting tong ting tong

"Biar gue aja yang bukain" ucapku. Lalu aku bangkit dari dudukku, berjalan menuju pintu.

Ceklek

"Selamat siang nona" ucap orang itu sambil menjabat tanganku.

"Siang. Mari masuk" ucapku sopan.

"Tidak perlu, nona. Saya hanya ingin mengantarkan klient saya untuk menemui anda" ucap orang itu sopan. Ku lirik gadis yang berada disamping orang itu.

Gadis itu tampak sedikit kaget.  Mungkin karena melihat diriku. Namun dengan secepat kilat ia merubah raut wajahnya menjadi, angkuh.

"Baiklah. Terimakasih, tuan" ucapku pada orang itu.

"Sama-sama, nona. Saya permisi dulu. Selamat siang"

"Siang" balasku.

"Masuk" ucapku pada wanita itu.

Lalu wanita itu masuk, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Aku menghela nafas kasar lalu menutup pintu.

"Sia-" tanya Loli menggantungkan kalimatnya. Wanita itu tampak kaget saat melihat tidak hanya ada diriku ditempat ini, melainkan teman-temanku juga.

"Duduk dulu" ucapku sambil mempersilahkan wanita itu duduk. Tasya bangkit dari duduknya, berjalan menuju dapur. Mungkin ia ingin mengambilkan minum dan beberapa cemilan.

"Ini diminum dulu" ucap Tasya mempersilahkan. Aku mengernyitkan dahi bingung. Kenapa hanya ada empat gelas? Sedangkan kita berjumlah 5 orang.

"Dia masih punya 2 kaki dan juga 2 tangan yang masih utuh" ucap Tasya santai,  seakan mengerti kebingunganku.

"Ck" decak wanita itu kesal sambil melipat tangannya didepan dada. Lalu membuang pandang ke samping.

Aku memandang tajam kearah Tasya, Tasya mengangkat kedua bahunya acuh.

"Awalnya gue kesini niatnya mau bilang terimakasih sama minta maaf. Tapi gak jadi. Gue cukup mau bilang makasih aja!" ucap wanita itu kesal sambil melipat tangannya didepan dada.

Huft!!

Aku menghela nafas kasar. Mereka berdua sama-sama keras kepala.

"Hanya itu??" tanyaku pada wanita itu- Friska.

Friska mendengus sebal, lalu menjawab--

"Okei fine.. Awalnya gue disuruh kesini sama pengacara itu. Katanya orang yang udah ngebela gue mau ketemu. Yaudah, gue nurut trus dateng kesini. Awalnya niat gue emang mau bilang TERIMAKASIH!. Dan ternyata kalian orangnya, jadi males bilang makasih gue, apalagi setelah melihat sambutan kalian ke gue. Yang notabenenya adalah TAMU--"

"Sadar diri dong!!" sentak Tasya tak terima dan melemparkan tatapan sinisnya ke arah Friska.

"Tasya diem!! Biarin dia nyelesain ucapannya dulu!!" ucap Laura tajam. Mungkin Laura sudah jengah melihat adu mulut mereka. Sementara aku hanya diam menyaksikan perdebatan mereka dan juga menunggu kelanjutan ucapan Friska.

Briela(FakeNerd)-END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang