(2)

631 47 0
                                    

Adit bangun pagi harinya setelah membasuh mukanya ia keluar dari kamar dan melihat Fatimah sedang menyiapkan sarapan pagi,

"nak Adit sudah bangun ? mari sini duduk, ibu lagi menyiapkan makanan untuk kita nanti, sebentar lagi selesai" ucap Fatimah dengan ramah

"iya bu, yang lainnya kemana ya bu ?" Adit menanyakannya dengan ragu-ragu

"ohh,, ayah sedang keluar sebentar dan Aisyah sedang mengurus anak-anak panti" jawab ibu Aisyah

Adit tersenyum medapatkan jawaban dimana keberadaan Aisyah, lalu ia keluar rumah tanpa sengaja ia melihat Aisyah sedang berlari mengejar anak laki-laki yang sepertinya menolak untuk disisir rambutnya terdengar teriakan Aisyah yang memanggil nama anak laki-laki itu sambil membawa sisir

"Fahri,, tunggu,, rambut kamu belum disisir" anak yg bernama Fahri itu terus berlari

"gak mau,, aku gak mau disisir kak Aisyah...." Adit tersenyum melihat pemandangan di depan nya itu, dan Fahri pun menghampiri Adit

"kak tolong aku, aku gak mau disisir bilangin sama kak Aisyah" adit menangkap anak kecil itu.

"kenapa kamu gak mau disisir rambutnya sama kak Aisyah ??" Anak kecil itu pun menjawab sambil mengerutkan bibir nya

"aku kan udah gede aku mau nyisirin sendiri" Adit terkekeh mendengar jawabannya

"memang umur kamu berapa ??"

"4 tahun" jawab nya polos sambil menunjukan ke lima jarinya.

sketika Adit tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan anak kecil itu, Aisyah yang memperhatikan dari tadi pun kaget dan tanpa sadar ia ikut tersenyum melihat Adit tertawa seperti itu, Aisyah tersadar dari lamunannya ketika Adit mengisyaratkan untuk menyisir rambut Fahri dan Adit mengalihkan perhatian Fahri dengan mengajaknya mengobrol.

"Fahri jarinya kebanyakan, 4 itu seperti ini" kata Adit sambil menunjukan jarinya

"ohh,, iya Fahri lupa kak" lalu mereka sama-sama tersenyum, dan rambut Fahri sudah selesai disisir

"iyaudah sekarang Fahri main ya sama temen-temen kamu" seru Aisyah dan Fahri pun berlari menghampiri teman-teman nya yang sedang bermain di halaman.

Sepeninggalan Fahri seketika hening menghampiri mereka. Tiba-tiba suara Aisyah memecah keheningan

"sebelum pergi lebih baik kamu makan dulu, ibu sudah menyiapkan sarapan untuk kamu, mari masuk" Aditpun mengikuti aisyah masuk untuk sarapan tak lama ayah aisyah pun pulang dan bergabung bersama mereka.

Adit sudah sarapan dan sudah rapi saatnya ia berpamitan pergi ke rumah nenek dan kakeknya.

"sekali lagi terima kasih ya nak,, kamu sudah menyelamatkan anak kami, kamu telah menyelamatkan harta paling berharga di rumah ini, tak apa harta duniawi hilang yang penting anak kami selamat" ucap Zainal dengan senyumnya

"iya pak sama-sama, dan maaf jika saya merepotkan bapak dan ibu"

"tidak sama sekali nak, jika kamu ingin mampir ke sini mampir saja nak bapak dan ibu menerima kamu ko" Adit tersenyum lalu melirik Aisyah

"aku pamit ya, terima kasih, dan jaga diri baik-baik jangan sampai terulang lagi kejadian kemarin" Aisyah pun tersenyum meng'iyakan ucapan adit

"Saya juga berterima kasih sama kamu, karna sudah menyelamatkan saya" ucap Aisyah dengan senyum yang masih mengembang.

Demi apapun Adit terpaku dengan senyuman Aisyah, senyuman yang ingin Adit simpan hanya untuknya, dia tak pernah melihat senyuman seindah ini, jantung nya kembali berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya rasanya Adit ingin memberhentikan waktu dan terus memandang senyuman Aisyah yang begitu indah itu

"You are mine, aku akan menjadikan mu miliku apapun caranya"

Adit bergumam dalam hatinya dengan senyum yang sulit untuk dijelaskan, jujur saja Aisyah tiba-tiba merasa takut dengan senyuman adit yang seperti itu tapi ia menepis perasaan aneh itu.

"Saya pamit ya pak,bu dan.. Aisyah" Lalu Adit pun memasuki mobil pajero sport hitam miliknya dan pergi meninggalkan rumah Aisyah

***

BERBEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang