Vote & Comment ya dan
Jangan lupa follow author nya 😉
***"Hentikan!! Apa yang kalian lakukan, aku mohon hentikan!!" Aisyah berteriak berharap mereka menghentikan perbuatan mereka, tapi hasilnya nihil dua orang itu justru lebih bersemangat menghancurkan barang-barang yang ada di butik Aisyah.
"Cukup, kalian boleh pergi" ucap wanita yang daritadi berdiri dan tersenyum puas melihat perbuatan orang suruhannya itu, lalu kedua orang itu menunduk pamit kepada wanita itu dan pergi meninggalkan butik Aisyah
Aisyah berjalan menghampiri Laura
"Kenapa kamu melakukan ini padaku, kau wanita tapi dengan teganya kau melakukan hal seperti ini pada wanita lain!" Aisyah tak bisa menahan emosinya"Dengar ya jalang! Itu akibatnya jika kau mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku! Kalau kau tak ingin kejadian seperti ini terulang jauhi Adit!" Ucap Laura lalu ia pergi meninggalkan Aisyah
Aisyah berbalik dan ia jatuh terduduk melihat barang-barang yang ia beli dengan uang hasil keringatnya sendiri sudah tak berbentuk, sudah tak bisa ia jual lagi akhirnya Aisyah menangis, ia tak tau harus berkata apa kepada orang tuanya nanti. baru saja ia ingin merasa bahagia tetapi sudah di jatuhkan seperti ini
Andini yang daritadi hanya bisa menonton akhirnya berjalan mendekati Aisyah dan memeluknya dengan erat
"sudah mbak jangan menangis seperti ini, kita beresin bareng-bareng ya" ucap Andini dengan lembut berusaha
menenangkan gadis yang sudah ia anggap seperti kakak baginyaAisyah hanya menganggukkan kepalanya dan menghapus air matanya, ia tak boleh selemah ini ia harus kuat hal seperti ini bukan apa-apa untuknya
ia bersyukur ia masih memiliki tabungan yang cukup untuk membeli barang-barang yang di hancurkan oleh Laura walaupun tak sebanyak barang-barang yang sudah dihancurkan, tapi tak masalah untuknya
***
Laura berjalan dengan perasaan senang ia sudah memberi pelajaran pada wanita yang sudah merebut lelakinya, ia memilih pulang ke apartment nya
saat ia membuka pintu ia terkejut melihat sesosok pria sedang duduk di sofa ruang tamu nya dengan kaki yang menopang ke kaki satunya dengan mata yang mengancam dengan penuh amarah yang justru menambah ketampanan pria itu
"Adit ?! Ngapain kamu disini ? Kamu bisa tau alamat ku dari mana ?"
Adit tak menjawab pertanyaan Laura, ia hanya melihat dengan tatapan tajam yang sulit diartikan. Laura tau ada kemarahan disana tetapi ia berusaha untuk bersikap biasa ia memilih duduk di sebelah Adit dan memeluknya
"Kamu rindu sama aku ya ? Seharusnya kamu telfon aku dulu kalau kamu mau ke sini" ucap Laura dengan nada manjanya
Adit mencengkram tangan Laura dengan kuat yang membuat Laura terkejut dan merasa sakit di pergelangan tangannya
"Bagaimana ? Sudah puas main-mainnya ?" Ucap Adit dengan nada dingin yang membuat lawan bicaranya menciut hanya dengan mendengar suaranya saja
"Apa-apaan sih kamu, lepasin! sakit Adit!" Laura berusaha melepaskan tangannya tetapi tenaga wanita itu tak ada apa-apanya di banding dengan tenaga Adit
"Dengar ya, kau itu cuma wanita yang kapan saja bisa aku singkirkan aku tak perduli dengan ayahmu atau hubungan perusahaan sialan itu, jadi tak usah main-main dengan ku! Sekali lagi kau menyakiti Aisyah, aku dengan senang hati akan menghancurkan kau dan keluargamu!"
Jika saja Adit tak memikirkan kemarahan ayahnya ia pastikan akan menghancurkan Laura dan menyingkirkan wanita pengganggu yang ada di hadapannya ini
Laura berusaha menampar Adit dengan tangan satunya yang terbebas, tapi segera ditangkap oleh Adit
"kau fikir kau siapa berani menamparku ? wanita seperti mu tak pantas menyentuhku!"
Adit mencengkram kedua tangan Laura lebih kuat, Laura hanya bisa meringis menahan sakit di kedua pergelangan tangannya
"Ok, aku gak akan ganggu Aisyah lagi dan aku mohon lepasin tanganku"
Adit menghempaskan tangan wanita itu dengan kuat hingga Laura hampir terjatuh dari tempat duduknya dan meninggalkan Laura yang memegang tangannya yang membiru
***
Malam harinya Aisyah dan Andini sudah hampir selesai membereskan kekacauan yang dibuat Laura siang tadi, Aisyah tersenyum dengan lega ternyata semua tak seburuk yang ia fikirkan untung saja ia mempunyai pegawai seperti Andini
"Andini, aku sudah menelfon mbak Sindi untuk mengirim barang-barang yang baru besok, dan aku minta tolong besok kamu beliin barang-barang yang lainnya yang di butuhin ya" Andini menganggukkan kepalanya mengiyakan perkataan Aisyah
Tiba-tiba pintu terbuka disitu menampilkan sesosok pria dengan mengenakan kemeja putih dibalut dengan jas kerja warna hitam nya lengkap dengan celana dasar dan sepatu pantofel hitam yang mengkilat tak lupa dengan rambut yang disisir kebelakang. siapapun wanita yang melihatnya akan bertekuk lutut untuk bisa memiliki pria itu
"Ada apa ini Aisyah ? Kenapa banyak yang kosong ? Apa kamu ingin pindah ?" Tanya Adit pura-pura tidak tau
ia ingin mendengar cerita dari Aisyah jika ia menceritakan bahwa semua ini ulah Laura dan menyuruh Adit membalasnya, dengan senang hati ia akan membalaskan perbuatan Laura lebih dari ini
Sedangkan Aisyah bingung ingin berkata apa jika ia menceritakan kejadian yang sebenarnya ia takut Adit akan marah kepada Laura tapi ia harus beralasan apa ke pria yang ada di depannya ini
"Aisyah ?" Panggil Adit sekali lagi menyadarkan Aisyah dari lamunannya
"Eum... enggak ko gak pindah, tadi eum.. tadi ada yang beli... semuah baju-baju di butik aku" ucap Aisyah dengan mata yang menatap ke bawah menghindari tatapan mata Adit yang mengintimidasinya
tentu saja Adit tau Aisyah berbohong Aisyah bukan lah pembohong yang licik seperti wanita-wanita yang lain, ia berbeda
"Ohh,, aku kira kamu ingin pindah butik"
"Ehh.. enggak ko, aku udah nyaman disini" Aisyah menghembuskan nafasnya lega, untung saja Adit mempercayai kata-katanya
"Terus kamu mau jual apa dong, kalo gak ada barang-barang gini ? Mau aku temenin nyari barang-barang yang baru ?"
"Gak usah mas Adit aku udah mesen ko sama mbak Sindi orang yang kerja di tempat biasa aku ngambil barang,mungkin besok sudah dianter barangnya" Adit hanya menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan Aisyah
"Mas Adit ngapain ke sini ?" Tanya Aisyah ragu-ragu
"Aku hanya ingin bertemu denganmu" ucap Adit santai
Andini yang dari tadi melihat mereka berdua berbicara, tersedak karna terkejut mendengar ucapan Adit barusan yang membuat Aisyah melihat ke arahnya
"Maaf,,, saya permisi ingin kebelakang dulu" ucap Andini lalu meninggalkan mereka berdua
Jujur saja Aisyah merasa tidak nyaman berdekatan dengan Adit semenjak kejadian tadi malam dan ia merasa tidak nyaman karna jantungnya selalu berdetak lebih cepat saat bertemu dengan Adit
"Eum.. kenapa mas Adit ingin bertemu dengan Aisyah ?" Tanya Aisyah polos
"Apa harus ada alasan, jika aku ingin bertemu denganmu ?" Aisyah yang mendengarnya salah tingkah ia bingung harus berkata apa lagi
"Sudah mau tutup kan ? Aku akan mengantarmu pulang" ucap Adit mengalihkan pembicaraan yang mulai canggung tadi
Aisyah hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya, Dan hari itu Adit mengantar Aisyah pulang ke rumahnya
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BERBEDA
RomanceAisyah Fatimah Az-Zahra namanya wanita Muslim yang cantik,pintar dan berakhlak baik, dialah anak dari pasangan Hj Zainal Arifin dan Siti Fatimah. Aisyah membantu mengurus panti asuhan milik orang tuanya dan dia juga mempunyai sebuah Butik pakaian wa...