(14)

432 35 0
                                    

Hy semuah,, sebelumnya aku mau ngucapin terima kasih karena udah mau baca cerita ini, dan terima kasih bagi yang udh vote cerita ini dan yang belum segera di vote ya biar aku tambah semangat nulisnya 😘

happy reading 😉

***

Adit sedang memeriksa berkas-berkas yang menumpuk di mejanya, perhatiannya tiba-tiba teralihkan saat pintu ruangannya terbuka dan menampakan pria yang berumur sekitar lima puluh tahunan sedang berjalan menghampirinya

"Ada apa papa kemari ? Sudah menerima paket dari ku ?" Ucap Adit dengan nada sedikit mengejek

ia seakan menunjukan bahwa wanita pilihan ayahnya itu hanya seorang wanita murahan

"Ok, papa akui Laura memang wanita seperti yang kau bilang, tapi papanya Laura adalah teman papa dan kebiasaan seseorang bisa diubah kan"

Adit menarik nafas panjang dan menghembuskan nya dengan kasar ia sudah tak heran lagi dengan sikap papa nya yang keras kepala ini

"Pah, namanya wanita yang keluar masuk club malam dan bersama dengan pria yang berbeda-beda itu sudah dipastikan bahwa dia wanita yang gak baik, dan apa papa gak sadar teman papa itu hanya memanfaatkan papa saja agar ia mendapat keuntungan dari papa"

Adit berusaha menyadarkan papanya  yang sudah dibutakan dengan omongan manis dari sahabatnya itu Adit akui kekuatan mulut dari Sebastian itu memang hebat, sampai-sampai kepercayaan papanya yang keras kepala ini bisa Sebastian dapatkan

"Jaga ucapanmu Adit!" Tyo memperingatkan agar Adit tak membicarakan teman kerjanya lebih jauh

"Ok, Baiklah papa akan membatalkan perjodohan mu dengan Laura, tapi papa akan mencarikan wanita lain yang sama dengan kita yang lebih baik dan yang pasti bukan wanita yang kau bawa ke pesta itu" ucap Tyo final, lalu ia pergi meninggalkan Adit yang emosinya sudah di ubun-ubun

"Sial!!" Adit tak mengerti dengan sifat papa nya itu, kenapa ia tak membebaskan Adit memilih wanitanya sendiri Adit bukan lah anak kecil lagi yang harus di atur-atur apalagi soal wanita, Adit mampu memilihnya sendiri tanpa bantuan orang tuanya

***

Aisyah sedang membantu ibunya memasak di dapur seperti biasa sebelum bekerja ia membantu ibunya menyiapkan sarapan untuk keluarganya dan anak-anak panti

"Nak.. sepertinya ibu perhatikan kamu makin deket sama nak Adit"

Fatimah menyadari anak perempuan satu-satunya ini sedang dekat dengan pria, Adit memang pria yang baik Siti Fatimah mengakui itu tapi yang menjadi masalah adalah perbedaan mereka

ia takut nantinya banyak yang menentang hubungan mereka karena perbedaan diantara mereka dan membuat Adit dan Aisyah sama-sama sakit hati karena kenyataan menampar mereka bahwa mereka tak bisa bersama, sebagai ibu ia harus mencegahnya agar mereka tak saling jatuh hati dengan begitu tak ada yang tersakiti nanti

"Ehh.. enggak ko bu, mas Adit cuma nganterin Aisyah sesekali aja" jawab Aisyah

Sebenarnya ia juga menyadari ia semakin hari semakin sering bertemu dengan Adit entah itu sengaja atupun tak disengaja

"Jangan terlalu sering kalian bersama, cinta datang karena terbiasa, ibu merestui hubungan kalian, asal kalian satu agama" ucap Siti Fatimah sambil memotong-motong sayuran

Aisyah yang mendengar nasehat ibunya mengangguk lemah ia tak memikirkan hubungannya dengan Adit akan sampai ke jenjang yang lebih jauh, ia tak yakin karena perbedaan yang membatasi mereka.

Adit adalah pria yang sempurna ia baik,tampan dan kaya yang membuat wanita-wanita akan melakukan apapun untuk mendapatkan Adit

Sedangkan Aisyah hanya wanita biasa, berbeda dengan wanita-wanita modis yang ada di luar sana, mana mungkin Adit akan tertarik dengan wanita seperti Aisyah, sedangkan Adit bisa dengan mudahnya mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari Aisyah

Mungkin perkataan Adit waktu itu yang menyatakan ia ingin menikah dengan Aisyah hanyalah omongan kosong seperti pria-pria lain, semua pria seperti itu, membuat janji untuk diingkari, mana mungkin seorang Christian Praditya Atmaja mau mengorbankan segalanya untuk wanita seperti Aisyah

***

Ditempat lain Laura sedang minum di club langganannya entah sudah berapa gelas minuman yang ia teguk, ia menepis dan mengusir laki-laki yang ingin mendekatinya, ia ingin sendiri saat ini

Tadi sebelum ke club, papa nya menemuinya dan memarahinya habis-habisan karena perjodohannya dengan Adit dibatalkan dan akhirnya Laura mendapat tamparan di pipinya,

Tamparan itu tak sebanding dengan sakitnya hati Laura karena ia gagal menikah dengan laki-laki yang dicintainya dan gagal mendapat masa depan yang cerah yang ia impikan

Semuah itu hancur karena wanita yang bernama Aisyah itu, jika saja ia tak muncul pasti sekarang ia sudah menjadi istrinya Christian Praditya Atmaja, lihat saja ia akan membalasnya

Laura pergi dari club dan memanggil taxi untuk diantar ke apartmentnya, Laura sudah biasa dengan minuman beralkohol seperti itu ia masih mampu mengendalikan dirinya, sesampainya di sana ia mengeluarkan Handphone dan menelfon seseorang

***

Sudah seminggu dari kejadian Laura yang mengacak-ngacak butiknya, sekarang butik Aisyah sudah berjalan seperti sebelumnya, hampir tiap hari Adit mengantarkan Aisyah pulang,
Aisyah sudah mulai terbiasa dengan pria itu, ia sudah berusaha menjauhi Adit seperti perintah Laura ia juga sudah menjaga jarak dengan Adit agar ia tak jatuh hati pada pria itu tetapi nyatanya ia tak bisa menjauhi pria itu

Aisyah pernah menghindari Adit, dan Adit menyadari perubahan Aisyah pria itu berusaha mati-matian untuk bisa berbicara dengan Aisyah untuk menanyakan mengapa ia menjauhinya tetapi usahanya gagal Aisyah selalu bisa menghindarinya

sampai suatu hari Aisyah sengaja datang lebih pagi ingin membuka butiknya tentu saja ia juga bermaksud menghindari Adit namun justru ia mendapati Adit yang menunggunya mungkin sudah dari subuh pria itu berada di depan butiknya dan Aisyah berusaha tak memperdulikannya

Tapi Adit tak pantang menyerah ia tetap menunggu Aisyah sampai Aisyah pulang. Sampai akhirnya Aisyah tak tega melihat Adit yang menunggunya seharian lalu ia menemui Adit dan meminta maaf karna sudah menghindarinya

ia tak ingin memberi tahukan alasan mengapa ia menghindari Adit, tentu saja itu bukan masalah untuk Adit tanpa di beri tau pun Adit sudah tau alasannya, yang terpenting ia tetap bisa dekat dengan Aisyah

Aisyah hanya bersikap biasa saja ia tak berniat sedikitpun ingin merebut Adit dari Laura, walaupun Adit sudah mengatakan bahwa ia tak ada hubungan apapun dengan Laura yang anehnya hal itu membuat perasaan Aisyah lega

"Bagaimana ? Sudah selesai ?" Tanya Adit pada Aisyah, seperti biasa ia sudah menunggu di depan butik menunggu Aisyah keluar dan mengantarnya pulang

Aisyah menganggukan kepalanya, ia berjalan ke arah Adit, pria itu berdiri di dekat mobilnya tapi langkahnya terhenti tiba-tiba saat Hp Aisyah berbunyi tertera nama Ayahnya di handphone Aisyah

"Assalamualaikum,, ada apa yah ? Ini Aisyah sudah mau pulang"

"..."

"Apa ?!"

Aisyah membekap mulutnya dan meneteskan air matanya, ia tak percaya dengan apa yang didengarnya ini, ia berharap ini hanya mimpi buruk dan Aisyah ingin cepat-cepat bangun dari mimpi buruknya, Adit yang melihat perubahan Aisyah mendekati Aisyah

"Ayah gak bercanda kan ? gak mungkin! Sekarang ayah dimana ?"

"......"

"Aku ke sana" Aisyah menutup panggilannya dan menatap Adit seolah memohon

"Aku mohon, antarkan aku ke rumah sakit mawar sekarang, aku mohon" ucap Aisyah dengan air mata yang terus mengalir, tanpa fikir panjang Adit mengiyakan permintaan Aisyah

***

Vote & Comment ya dan
Jangan lupa follow author nya 😉

BERBEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang