Di malam Minggu yang sewajarnya para muda mudi pergi untuk merayakan dan menikmati malam bersama orang orang terkasih—lalu para jomblo cuman berdoa supaya turun hujan yang gede.
Entah itu pergi jalan jalan bersama sang kekasih tercinta, hangout bareng sahabat, nonton film sama gebetan atau sekedar kongkow kongkow dengan teman.
Atau ada yang lain juga?
Maklum author taunya itu doang, author sama kaya Sasha. Jomblo. Tapi gak berdoa buat hujan, buat besok ngejemur cucian nanti gak kering.
Tapi ada muda mudi yang engga melakukan kegiatan malming tadi.
Mereka itu anak baik, sopan, nurut sama orang tua, tidak sombong dan rajin menabung.
"HEH ANAK KEBO! Emang kenapa kalo gue demen sama cewek cewek cantik? Salah? Gue ini masih normal makanya demen sama lawan jenis yang indah di pandang tau, gak?!"
Cowok yang memakai piyama biru dongker dengan beberapa motif itu kelihatannya kesal dengan ejekan dari cewek di sebelahnya.
"Justru elo kali yang gak normal, jadi cewek masa ada cogan gak beraksi apa apa.." dia berbicara seperti itu dengan wajah yang merendahkan lawan bicaranya
"..jangan jangan.." dia menjeda omongannya.
"Apa! Jangan jangan apa?!" Lawan bicara yang sedari tadi masih berusaha menahan tawanya sambil mendengarkan, kini mengeluarkan suara.
"Berani di lanjutin, gue Meygeri di ulu hati lo! Biar lewat sekalian!" Sambung cewek yang menjadi lawan bicara cowok tadi.
"Jangan jangan lo itu emang gak punya ketertarikan sama lawan jenis lo ya?"
Author pikir apa yang dia bilang itu, emmm... Sindiran kasar tapi di perhalus biar gak keliatan kasarnya. Iya gak sih?
"HUWAAAAAA! MAMAH! ABANG SATRIA NGOMONG NYA GAK SOPAN SAMA SASHA! GEBUKIN BOLEH GAK SIH MAHHHH?!!"
Iya, akhirnya sang adik, Sasha. Yang notabenenya anak bungsu selalu di perlakukan lebih manja dari sang kakak, apalagi kakaknya cowok kan. Alhasil kalau adu mulut sama Satria terus Sasha kalah dan ujung ujungnya ngadu sama Mama.
Dan sang Mama tercinta pun datang.
*****
"Udah selesai kan? Kalian awalnya mau nonton film jadi sekarang nonton aja. Engga usah berantem lagi, masker Mamah udah rusak 2 kali karena kalian. Mamah balik kamar dulu, mau makseran lagi. Kalau setelah ini berantem lagi, gak segan segan Mamah potong uang jajan kalian sampai 50%! Satria, Sasha, ngerti kalian?"
Dua anak Mama Shinta—nama Mama dari Satria dan Sasha —menjawab anggukan, mereka duduk bersila dengan kepala yang tertunduk. Sedangkan Mama Shinta memarahi dengan berdiri di hadapan Satria dan Sasha. Tentunya dengan masker yang hancur.
"Anak baik. Ya udah, Mamah masuk kamar. Oh iya, jangan tidur terlalu larut malam ya. Walaupun besok libur, Papah kayanya mau ngajakin kalian main. Siapa tau besok harus bangun pagi. Ya Satria?"
Untuk wejangan seperti ini memang Satria yang kena titah. Satria kan Abang..
"Eh, siap Mah!" Satria menjawab dengan kepala terangkat.
Sasha yang masih tertunduk lalu mengangkat kepalanya untuk mengucapkan selamat tidur kepada Mamanya, dengan tambahan extra sok manis.
"Selamat tidur Mamah ku yang cantik... Semoga maskernya bikin Papah tambah cinta sama Mamah yaaaa"
Mama Sinta yang mendengar hal itu hanya menggeleng geleng sambil menahan senyumnya karena tingkah laku anak gadisnya yang bisa menjengkelkan dan menggemaskan di satu waktu.
"Najis" Satria berkomentar. Dia merasa tingkah sang adik itu gak sesuai sama dirinya yang Barbar.
"Sirik aja lo! Elo kalo gak bisa jadi anak yang manis buat Mamah karena lo cowok, biarin gue aja. Makanya jadi cowok gak usah jaim jaim amat, belaga sok cool malah jadi coolkas. Pfftttt..."
"Bacot lo. Udahlah gue mau tidur aja. Gue hanya jadi makhluk yang merugi kalo cuman dengerin bacotan lo yang unfaedah" Nampaknya Satria agak tersinggung dengan ucapan Sasha, maklum. Sasha kalau ngomong kadang gak pake saringan, asal nyablak aja.
Saat Satria hendak beranjak dari tempat duduknya dan mengambil laptop, dia sudah setengah berdiri. Sasha menahan kaki Satria. Dia kan niatnya mau nonton film horor, terus kata Satria dia punya film horor yang bikin Sasha penasaran. Ya engga mau lah Sasha gak jadi nonton.
"Eh? Elo mah ngambekan ah bang. Iya deh gue gak ngebacot lagi. Ayok nonton sekarang bang. Ya, ya, ya?"
Satria yang melihat Sasha memeluk kakinya dengan tampang melas sambil mengedipkan mata saat kalimat terakhir bikin Satria iba dan eneg bersamaan. Ingin rasanya laptop yang dia pegang ini meniban muka adik tercinta.
Tapi dia mengurungkan niatnya saat ingat bahwa laptopnya pemberian dari Papa saat dirinya berhasil masuk ke universitas impiannya.
Bukan apa apa, takut laptopnya rusak terus lecet. Kalo mukanya Sasha sih bodo amat, gak peduli Satria. Sadisss.
"Iya. Awas dulu lo nya, kalo lo ngeglendot di kaki gue lebih mirip kaya anak monyet daripada anak kebo" Kata Satria yang meletakkan kembali laptopnya dan membuka folder.
"Ish.. Mana filmnya? Udah penasaran gue nih bang"
Klik
"Ini dia filmnya"
To be Continue
Ternyata film itu tohhh...
Ada yang pernah nonton filmnya? Ada cerita yang bikin author pilih film itu, wkwkwkTunggu kelanjutannya ya di next part guys...
♥♥♥♥♥
With love
Kaputtriput 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Is Never Flat (Cuma Gue Aja) #EditVersion
Teen FictionMasih anget, baru dari oven. 😂😂 Night, 27/04/2019 ♣♣♣ Hidup itu nggak ada yang flat. Yakin, deh. Pasti ada aja kejadian yang bikin hari lo jadi berwarna. Ya, kalau warnanya sih sesuai dengan yang lo alami. Entah itu hitam, putih, ungu, kuning samp...