15. Beneran jadi Ting Ting!

10 4 0
                                    

Di komplek antah berantah terdapat sepasang kakak beradik yang menaiki kuda besi matic dalam keadaan tersesat.

Mereka sedang mencari sebuah rumah untuk mereka singgahi, tetapi sudah 20 menit berlalu mereka tidak kunjung menemukan rumah tersebut.

Sang kakak mencari di bagian kanan dari deretan rumah dan sang adik mencari di bagian kiri.

Dalam keadaan yang kebingungan tiba tiba sang adik bernyanyi di boncengan kakaknya.

*****

"Ke mana, ke mana, ke mana?
'Ku harus mencari ke mana?
Kekasih tercinta tak tahu rimbanya
Lama tak datang ke rumah"

"Berisik"

"Di mana, di mana, di mana?
Tinggalnya sekarang di mana?"

"Sekali lagi lo nyanyi gue tinggalin di sini, Sha"

Ok, Sasha diem.

(Author di sini yang cerita, yaw!)

Sekarang Sasha dan Satria sedang kesasar di komplek perumahan orang, kompleknya itu super sepi dengan rumah yang berukuran besar.

Sebelumnya Satria yakin akan peta yang dia ikuti, Papahnya mengirimi lokasi rumah Luna, saat melihat lokasi, Satria sudah sangat tau daerah itu.

Karena Satria mempunyai teman yang tinggal di daerah tersebut, dia pernah sekali berkunjung ke rumah temannya.

Jadi tanpa melihat lebih lama serta detail lagi, Satria langsung meluncur sesuai apa yang ada di pikirannya.

30 menit berlalu...

"Sumpah dah! Gue pernah ke sini tapi kok gak ketemu temu sih rumahnya Luna?" Gerutu Satria, kini mereka sudah menyusuri 3 jalan yang berbeda nama.

"Bang, tadi kita udah ngelewatin jalan Cemara, jalan Bangau sama jalan apa? Jalan tikus bukan?" Canda Sasha, di sela sela waktu yang buruk Sasha mencoba membuatnya lebih baik, tapi sepertinya Satria memang tidak ingin bercanda.

"Mau tau gak Sha?" Satria bertanya kepada adiknya.

"Hah? Mau tau apa bang?" Kini Sasha malah balik bertanya.

"Itu, tadi gue liat ada kebon kosong. Tempatnya enak buat buang mayat mutilasi, gitu Sha"

Satria tersenyum kepada Sasha lewat kaca spion motornya. Dan Sasha yang melihat senyuman itu hanya menelan ludah.

Glek.

"Baik, kali ini gue gak perlu bercanda lagi. Gue masih mau main sama temen, masih mau minta traktiran temen temen. Gue gak mau mati muda" begitulah batin Sasha berbicara.

"Apa gue salah alamat kali ya?"

Satria menghentikan laju motornya, lalu mengeluarkan ponsel dari dalam tas pinggangnya.

Sasha yang bingung kenapa tiba tiba abangnya menepikan motor di samping rumah kosong begini, rumah yang masih dalam tahap pembangunan tapi di biarkan terbengkalai begitu saja.

"Kagak jadi di kebon kosong di ganti sama rumah kosong?!" Imajinasi Sasha sepertinya patut di hadiahi piala Oscar.

"Ma—mau ngapain bang?! Kagak di terusin nyari rumahnya Kak Luna?" Sasha bertanya dengan hati hati.

Orang yang di tanya hanya diam saja, dia sedang fokus melihat layar ponselnya. Men-zoom out, Men-zoom in, di putar, sampai saat melihat layar mata Satria seperti ingin masuk ke dalamnya.

"Bang? Elo ngapain sih? Gue nanya juga ih!" Sasha itu orangnya tidak suka kalau di kacangin.

"Gue liat maps yang di kasih Papah, kayanya ada yang salah. Orang gue pernah ke sini sebelumnya masa bisa nyasar begini"

"Serius lo?! Jadi dari tadi kita beneran nyasar?!!! Gimana sih ah bang! Makanya kalo kagak tau gak usah sotoy! Gila aja udah setengah jam ternyata kita nyas—!"

"Bacot elah lo anak kebo! Gak bantuin aja buat nyari rumah Luna, asik duduk doang di belakang" kata Satria yang masih dengan melihat ponselnya.

Lalu Sasha yang mendengar itu tidak terima,

"Gimana mau bantuin kalo alamatnya aja salah! Mau sampe cicak tumbuh kuping juga gak bakalan ketemu tuh rumah kalo alamatnya aja salah, dodol!"

Set!

"Eh? Mau ngapain lo!"

"Mana rumahnya Kak Luna? Sekarang kita di sini, titik lokasi yang di kasih Papah itu di ...."

".... Di sini!"

Sasha mengembalikan ponsel milik Satria,

"Dari tadi kita nyasar gara gara elo kepedean buat gak buka maps sama yang gue liat dari tadi elo kagak bisa baca peta!"

Satria melihat titik merah yang di beri tahu oleh Sasha tadi, nampak jalan Taman Bunga No. 01.

"Eh? Bener nih? Kita ke sini?" Satria ragu apa yang Sasha katakan, dia tidak mau tersesat dan tak tau arah jalan pulang, aku tanpa mu butiran debu—eh? Itu lagu ya? :v

"IYA BENER ABANG SATRIA TING TING!!!" akhirnya kesabaran Sasha sudah mencapai batasnya, dia meledak di sertai dengan tabokan di helm Satria.

"Ya elah, biasa aja napa" Satria pun menjalankan motornya, mengikuti arah yang di tunjukkan oleh Sasha tadi.


Tidak lama, hujan turun mengguyur Wijaya bersaudara yang masih di dalam perjalanan...











To be Continue

Yes! Akhirnya Wijaya bersaudara berhasil dengan selamat ya!

Ya walaupun pake nyasar dulu eh kena guyur hujan 😂😂😂

Gak apa apalah, namanya juga perjuangan iya gak, Sat? Wkwkwk

Next episode mereka udah pulang dari rumah Luna ya gengz! Cerita mereka main di rumah Luna ada di lapaknya Luna. Jadi baca work ku yang itu juga ya, ehe.

Bisa ae promonya kau triplek goreng! :v

♥♥♥♥♥

With love

Kaputtriput💕

Life Is Never Flat (Cuma Gue Aja) #EditVersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang