Di sinilah gue.
Terdiam sambil mengunyah demi kunyahan di mulut gue.
Untungnya masakan dari Kanjeng Ratu Nyonya Wijaya tercinta ini bikin gue gak terlalu menderita.
Setiap kunyahan yang gue rasakan adalah kenikmatan dari berkah Tuhan, "I love you so much Mom" analoginya bisa seperti itu lah kenikmatan dari masakan Mamah.
Sorry ya yang buat anak rantau :v
"Masih ingat gak kenapa adek bisa nendang Mas waktu itu?" Ok. Mamah yang membuka nostalgia mereka.
*****
Sebetulnya gue mau ceritain nostalgia mereka tapi, it's to much. Jadi kita skip, gue ceritain garis besarnya aja, Ok?
*****
"Jadi Mamah juga gak sengaja kaya Sasha?" Anak kebo di seberang sana bersuara, menyuarakan dengan pertanyaan yang bernada bangga. Nendang "itunya" lelaki kok bangga sih?!
Setelah meneguk air minum, gue mau banget berantem sama tuh anak. Makan udah selesai, perut juga udah kenyang. Enaknya di tutup dengan balas dendam.
"Heh! Lo sadar gak sih, Sha?! Lo nendang kaya kemaren malem itu sakit! Kok lo malah bangga?!"
Seperti biasa, Sasha akan mengeluarkan argumen yang di miliki olehnya. Kita liat apakah argumen dia bisa membawa kemenangan untuknya atau justru bikin dia ngambek.
"Gini ya bang, abang gak denger cerita Mamah tadi? Sasha telah menyimpulkan bahwa..."
Baik pemirsa, Papah yang dari tadi ada di kursi makan khas kepala keluarga menaruh tangannya di atas meja makan, lalu Mamah yang tersenyum. Dan Sasha yang menegakkan posisi duduknya. Tanda kesiapan terlihat. Okay, here we go...
"... Tanpa ada insiden itu, Mamah yang nendang Papah. Abang serta Sasha tidak akan terlahir ke dunia. Karena apa? Karena dari situ awal mula kisah cinta dari Tuan serta Nyonya Wijaya di mulai. Jadi, Sasha itu seperti mengulang sejarah, bang. Gimana, bisa di pahami?"
Mendengar apa yang dia bilang gue cuman bisa nganga. Gue yang gak paham atau mereka bertiga yang "rada-rada?"
Karena di antara 4 orang di ruangan ini cuman gue yang gak ngerti dari kesimpulannya Sasha, tapi mereka pada ketawa ketiwi gak jelas sambil tepuk tangan. Terus Papah ngomong,
"Good nak, good. Hahaha... Kesimpulan yang extraordinary!"
Liat! Si Sasha berasa di atas angin sekarang! Gue gak terima dong ngeliat tuh anak sekarang yang tangannya di tepuk tepuk manja sama Mamah sambil ngasih senyum ngeledek ke gue.
Gue yakin senyum itu berbicara "gimana? Bisa gak lo ngalahin gue?"
"Pah! Extraordinary apanya?! Karena tendangan dari Mamah kan jadinya Papah gak masuk sekolah selama 3 hari! Belum lagi 3 hari itu ada ujian kan? Gila aja udah belajar eh gak jadi ujian, sakit karena tendang sama sakit karena gak ujian sama sakitnya tau!"
Sumpah deh! Logikanya gitu kan? Gak jadi ujian padahal udah mati matian buat belajar, guys!
Terakhirnya ikut ujian susulan yang suram, sepi, dan gak ada kehidupan selain mata pengawas yang setia mengawasi setiap pergerakan peserta ujian.
Apanya yang enak coba?!
"Ah, Abang ini belum ngerti nih. Karena itu juga kan Mama jadi jenguk Papa mu, merasa bersalah dong Mama. Terus klarifikasi soal kesalahan pahaman kenapa Mama bisa gak sengaja nendang Papa..."
"... Lalu akhirnya kita menjadi teman dekat dan setelah melalui perjuangan panjang Papa bisa menikahi Mama mu di hadapan Mbah lanang dan Mbah uti"
Dengan tatapan penuh cinta, Papah menatap mata sang kekasih. Iyap! Barusan Papah yang menyambung perkataan dari Mamah. Sooooo romantic sekali pokoknya. Bucin kalo kata trendnya!
-_-
"Tapi!" Sasha bersuara lagi, guys.
Papah sama Mamah menoleh ke arah Sasha,
"Tapi kenapa, Sha?" Kata mereka berdua berbarengan. Iya gue tau, jodoh emang mereka berdua.
"Tapi ada satu lagi kesimpulan yang telah Sasha dapatkan,"
"Apalagi sih? Iya gue tau lo menang. Gak usah belagu lagi deh" kata gue, gue udah males ngedengerin tuh anak ngomong.
"Tunggu dulu bang, jangan mengaku kalah dulu. Karena ada kekalahan telak yang belum gue kasih tau ..."
"... Kalo gak ada insiden Mom and Dad. Berarti mereka gak nikah kan? Ya simpelnya gitu deh, nah kalo gak nikah mereka gak punya anak kan? Otomatis lo gak lahir. Kalo gak lahir berarti Abang gak ketemu sama yang namanya Kak Luna. Iya gak?"
Semuanya tepuk tangan sekarang buat adik gue. Gak di sangka bisa pinter begitu. Sungguh, speechless saya pemirsa.
"Oh iya, soal Luna. Ternyata dia udah pindah dari tempat tinggal lamanya dan sekarang tinggal di dekat daerah kita. Sekitar 2/3 jam sih dari sini, tapi lebih baik kan dari yang sebelumnya?"
Itu pemberitahuan dari surga ya? Gue gak salah denger? Luna udah pindah di deket sini?
"Hah? Serius, Pah!!!?" Kalo kalian sangka yang nanya begitu adalah gue. Oh kalian salah. Itu bukan bukan gue, tapi itu Sasha.
Tampang dia udah kaya gak kebagian jatah mie instan tau gak, syok gitu. Lebay emang.
Tapi kalo selanjutnya baru gue,
"Sha. Kuy kita main ke rumah sepupu kita, rindu di hati ini sebentar lagi akan terobati"
To be Continue
Taraaaaa🎉 inilah cerita kenapa ada Satria dan Sasha di lapaknya Alex dan Luna 😂😂😂
Sorry kalo gak jelas apalagi gak nyambung. Imajinasi ku hanya mengatakan seperti apa yang ku tulis :) hope you guys enjoy to read this story 💗
♥♥♥♥♥
With love
Kaputtriput 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Is Never Flat (Cuma Gue Aja) #EditVersion
Teen FictionMasih anget, baru dari oven. 😂😂 Night, 27/04/2019 ♣♣♣ Hidup itu nggak ada yang flat. Yakin, deh. Pasti ada aja kejadian yang bikin hari lo jadi berwarna. Ya, kalau warnanya sih sesuai dengan yang lo alami. Entah itu hitam, putih, ungu, kuning samp...