13. Kidnap

1.9K 257 134
                                    

maap lama ga apdet yampun berapa abad akoe ga up

ini pada ga nyadar 4 orang itu apa begimana yampun gampangg

●●●

Jumat.

"Eh, bisa temenin ke lapangan?" Heejin menepuk bahu dua orang di sana dari belakang, Jinyoung dan Eunbin.

"Ngapain, Jin?" tanya Eunbin setelah membalikan badannya.

"Ini, disuruh bu Bona, ngambil bola basket." Heejin menunjukkan kertas tugas di tangannya.

"Yaudah, ayo." Jinyoung mendorong punggung kedua cewek itu kearah lapangan indoor berada.

"Siang, bu Bona," sapa Jinyoung pada guru itu.

Bu Bona mengangguk dan tersenyum tipis. "Oh iya. Bolanya sudah diambil, Heejin?"

"Ini baru mau diambil, bu."

"Ntar, ditaruh di lapangan outdoor di lapangan basketnya ya. Jumlahnya 5, jangan lebih jangan kurang!" ucap guru itu kemudian pergi kearah ruang guru.

"Lo bawa kuncinya?" tanya Jinyoung saat sudah di depan pintu lapangan.

"Emang lo gak punya kunci? Gue bareng lo soalnya kan biasanya anak OSIS punya kunci ruangan."

Jinyoung menggeleng. "Enggak. Gue megangnya kunci lab komputer, lab bahasa, lab IPA, sama taman lavender. Kunci yang lainnya di Seungmin, Nako sama Hyeyeon, penggantinya Nakyung. Kunci lapangan indoor sih harusnya di Nako."

Heejin langsung gigitin jarinya dan jalan bolak-balik panik, "Aduh, gimana dong?"

Tiba-tiba ada yang nyempil diantara Jinyoung sama Heejin di depan pintu dan masang kunci di pintu sekaligus dibuka. Eunbin dan Jinyoung kaget, Heejin enggak, tapi ketiganya nengok.

"Loh? Seungmin?" kata Eunbin.

"Iya, gue. Napa? Sok masuk." Seungmin terkekeh. Heejin cuma senyum kecil. Eunbin dan Jinyoung langsung masuk.

"Ih, amis banget," seru Heejin sambil nutup hidungnya. Seungmin ikutan tutup hidung.

Eunbin langsung kaget dan nyopot dua tisu yang ada di hidungnya. Yang kiri ingusan, yang kanan bekas mimisan.

Jinyoung juga ikutan buka masker. "Enggak ah."

"Kecium banget, Nyoung! Masa lo gak kerasa sih?" ujar Seungmin.

"Udah, biarinin aja si bocah ingusan," sindir Eunbin ke Jinyoung, sambil masukin satu tisu ke hidung kiri. Tisu yang tadi di hidung kanannya langsung dibungkus pake tisu bersih yang lain terus ditaruh di saku roknya.

Eunbin jalan pelan-pelan kearah asal bau tersebut. Heejin jalan biasa lumayan cepat tapi tidak terlalu cepat. Jinyoung jalan pelan-pelan sambil memegang tas Eunbin. Seungmin menatap sekeliling sambil jalan santuy.

Heejin berhenti membuat Eunbin yang berjalan dua meter di belakangnya, jalan lebih cepat ke sebelah Heejin dan ikut berhenti. Eunbin melongo, Heejin biasa aja. Seungmin yang bingung melihat Jinyoung lari keluar dengan muka pucatnya langsung menghampiri dua cewek itu. "Ebuset. Anjay anjay. Babay, gue lapor guru dulu, ya ampun."

"J-jin, lu tau i-tu siapa?" Sumpah, ini kedua kalinya Eunbin melihat mayat orang dengan badan yang terpotong-potong.

"Siyeon. Park Siyeon."

"Itu tasnya." Heejin menunjuk tas dengan warna ocean blue di sebelah gawang yang ada sedikit cipratan darahnya.

Mata Heejin kembali menatap potongan-potongan badan itu. "Empat gelang kaki emas kembaran sama Nancy."

[✓] Fake ㅡ 00 line Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang