16. Say Goodbye To The Universe

1K 147 34
                                    

double up, sayang. aslinya tuh 15 chapter sampe 4500+ words men. jadi bagi dua aja.

kalau ada typo atau ada yang aneh bilang ya.

•••

Begitu Eunbin menutup kedua matanya, Jinyoung langsung berdiri. Haechan pengen ikut berdiri tapi Jinyoung menahannya. "Pegang kainnya."

Jinyoung berbalik dan menatap Jeno dengan marah. "Bangsat lo, Lee Jeno."

Jeno masih tersenyum lebar dengan kedua tangannya dilipat di dada. Kaki kanannya ia hentak-hentakan dengan cepat. "Kenapa gue? Gue sebenarnya bidik lo loh sebenernya. Cewek lo tuh pake dorong elo. Salah sendiri. Padahal kan kalau dia gak dorong elo, gue langsung selesai dua. Kok nyalahin gue? Salahin cewek lo."

"Fak bener-bener ya l–" Jinyoung berhenti berbicara begitu melihat ke belakang Jeno. Matanya membulat. Haechan mengambil balok kayu lumayan besar yang ada di pojok tembok sana. Haechan mengisyaratkan Jinyoung untuk diam dan melanjutkan omongannya. Syukur, dari raut wajah Jeno, Jeno tidak sadar dengan raut wajah Jinyoung yang berubah.

Jinyoung ingin melanjutkan omongannya. Tapi, Jinyoung heran. Masa sih ini gak ada yang liat Haechan selain dia?

Jinyoung menengok ke arah kanan, ke tempat tadi Chaewon duduk, membuat Jeno juga ikut melihat ke arah sana. Chaewon udah gak ada di kursi dan malah digantikan oleh Heejin yang duduk di kursi itu sambil menonton keduanya atau lebih tepatnya ketiganya, termasuk Haechan. Wah, gila. Jinyoung benar-benar gak habis pikir dengan yang ini. Heejin diam saja melihat semuanya? Malah dia sambil senyum-senyum loh?

Seungmin berdiri di dekat jendela dan melihat ke bawah. Nakyung sudah entah kemana.

"Mana Chaewon sama Nakyung?" Pertanyaan Jinyoung membuat Haechan berhenti jalan karena dia juga pengen tahu.

"Hmm," Heejin menyilangkan dan mulai menggoyang-goyangkan kaki kanannya yang dinaikan itu. Matanya melihat ke atas seolah-olah sedang berpikir kemudian menatap sekilas badan Eunbin dan kembali melihat Jinyoung. "Bawa Chaewon."

"Kemana?" tanya Jinyoung lagi.

"Kira-kira kemana?" tanya Heejin balik tapi ia kembali menjawab, "Ke tempat sepi lain mungkin? Lebih enak gitu kan? Gak ada yang bisa nolong dia lagi karena yang bisa cuman kalian dan kalian ada di sini."

Alis Jinyoung langsung berkerut dan mulutnya terbuka. Pengalihan? Benar-benar gila.

Wah, dia percaya? Heejin langsung tertawa. "Hahaha, bercanda, men. Gitu aja masa percaya. Percaya kok sama gue. Percaya tuh sama Tuhan." Eh, salah. Kok malah aneh gini omongan Heejin. Jinyoung, Jeno dan Haechan langsung menatap Heejin aneh. Heejin gak peduli dan melanjutkan omongannya, "Nakyung mau Chaewon tepatin janjinya."

Mohon maaf janji apa ya. Jinyoung gak ngerti. Haechan juga tapi dia lanjut jalan. Makin dekat jaraknya, senyuman Heejin semakin lebar.

"Oke. Sampai mana tadi?" Jeno kembali bicara, Jinyoung langsung mengalihkan pandangannya ke Jeno dari Seungmin dan Heejin. Jinyoung diam, mikir topik apa lagi buat ngalihin Jeno?

"Jeno," panggil Heejin dengan senyuman yang benar-benar lebar.

"Hm, kenapa?" Jeno menengok ke arah Heejin. Jinyoung juga, tapi sesekali ia kembali melirik Haechan. Haechan tetap melanjutkan langkahnya.

"Oh, nothing. Cuma pengen ngomong. Say goodbye to the universe, Lee Jeno," seru Heejin dengan penekanan pada nama Jeno. Ingat kata-kata Heejin ini?

"Hah?" Jeno mengernyit. Baru saja Jeno ingin meminta penjelasan kepada Heejin, dari belakangnya terdengar suara juga. "Bye, Jeno."

Duk!

[✓] Fake ㅡ 00 line Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang