15. Abandoned House

721 154 19
                                    

hai! kalo ada typo atau aneh bilang ya.

aku tau kalian udah tau geng killer siapa, yakan?

•••

TIGA MANUSIA HARIMAU.gg

"Enggak, Jinyoung bener. Ini beneran kode dari mereka." Haechan menatap Jinyoung kemudian Eunbin yang masih bingung. "Sekarang, buka handphone lo."

"Buset, ngapain buka hape?" Jinyoung mengerutkan dahinya karena ikutan bingung.

"Ya buka handphone dong. Liat ke gug3l maps??"

"Hah? Kenapa ke gug3l maps?"

"Liat arㅡ," Haechan kembali mikir pertanyaan Jinyoung. "Iya ya, ngapa harus buka gug3l maps. Lo tau jalannya kan?"

Jinyoung mengangguk dengan muka kesalnya.

"Hah, apaan sih?" Eunbin masih bingung apa yang dimaksud kedua cowok di sebelahnya itu.

"Udah lo ikut aja." Jinyoung menarik lengan Eunbin kemudian berlari. Baru beberapa langkah, ia berhenti dan menengok ke arah Haechan yang masih berada di gudang tersebut. "Chan, gak ikut lo?"

•••

MASIH TRIO MANUSIA

Eunbin menatap kedua lelaki itu, mencari penjelasan. "Loh kok? Ini bukannya arah rumah Sanha?"

"Ya emang mau ke rumah Sanha. 0321 alias 21 Maret. Ulang tahunnya Sanha. Betul?" Eunbin mengangguk-angguk dengan muka 'wah bener juga' sebagai jawaban atas perkataan Jinyoung.

"Eh tapi ya, Nyoung. Masa di rumah Sanha sih? Kan di rumahnya ada emak bapaknya."

Jinyoung langsung menarik rem tangan motornya mendadak, membuat Eunbin di belakangnya menampol helmnya. Haechan yang ngikutin mereka dari belakang langsung berhenti di samping motor Jinyoung dan ikut menampol helmnya. Double kill, men! Untung jalannya sepi, kalau nggak mungkin warga udah demo. "Tolol. Syukur motor lo masih dalam keadaan sehat wal-afiat. Hampir aja gue tabrak."

"Lo pada ada yang punya nomor telepon emak Sanha kalo gak rumahnya? Coba ditelpon."

"Gue punya nomor nyokapnya. Kenapa emang?" Haechan pun langsung mengeluarkan dan memberikan ponsel miliknya pada Eunbin setelah menemukan kontak yang dicari. "Kata Eunbin, masa di rumahnya sih. Kan ada emak bapaknya."

"Ya bisi weh disekap kalo gak disolasi. Siapa yang tau?"

"Nyambung!" Eunbin senyum senang sambil nunjuk-nunjuk ponsel di telinganya. "Ehm, ini gue yang ngomong? Gue kan gak terlalu kenal?"

"Iya, lo aja. Gue lagi males basa basi."

"Terus, gue ngom-Halo, tante!" Muka bingung Eunbin langsung berubah menjadi muka senang begitu mendengar suara wanita dari seberang sana.

"Oh, ini Eunbin, tante. Katanya Haechan mau ngambil barang yang ketinggalan di rumah Sanha nanti malem. Gak papa kan? Eh tapi tante ada di rumah kan?" Muka Haechan berubah jadi 'lah kok bawa-bawa gue?' tapi sekian detik kemudian kembali diubah menjadi biasa saja setelah sadar itu taktik Eunbin agar tidak terlalu mencurigakan.

"Oke, tante! Sampai nanti!"

-tut!

"Ada kok di rumah." Eunbin mengembalikan ponsel Haechan ke pemilik aslinya.

"Terus gimana dong? Jangan-jangan itu clue palsu?"

Semuanya pun diam, memikirkan clue-clue yang ada sampai Jinyoung menyeletuk. "Tau rumah kosong belakang rumah Sanha? Yang dulu pernah mau kita jadiin tempat uji nyali? Gimana kalo kita coba kesitu? Kalo tetep gak ada, pikirin lagi aja nanti."

[✓] Fake ㅡ 00 line Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang