Chapter 36~Permintaan Mama~

1.1K 47 17
                                    

Diva pov

Aku sedang memilih milih baju yang akan dibawa pindah besok. Besok aku akan ikut Aldi pindah kerumahnya. Sedih rasanya harus meninggalkan rumah dan kamar yang telah 21 tahun aku tempati ini.

Aku memasukkan satu persatu baju dan juga jilbabku kedalam koper.

"Mau dibantuin nggak?, " Aku sedikit terlonjak kaget, saat menoleh kebelakang ternyata Aldi sudah duduk di pinggir tempat tidur sambil melepaskan jam tangannya. Ia baru pulang dari masjid.

"Nggak usah, sedikit lagi kok. " Ucapku sembari kembali memilih baju yang masih tersisa didalam lemari. Aku tak membawa semua baju, ada beberapa yg aku tinggalkan. Karena jika aku datang menginap disini aku tidak akan kerepotan bawa bawa baju.

"Serius nihh, " Ucapnya lagi, aku berhenti sejenak dan menoleh kebelakang, " Iya nggak papa, " Ia mengangguk kecil. Dan aku kembali memilih milih pakaian.

Setelah selesai memilih mana baju yang akan dibawa dan yang akan ditinggal. Aku mencari barang barang penting lainnya yang akan dibawa. Aku memasukannya semua kedalam koper. Aku sedikit terkejut melihat barang barangku yang sangat banyak. Dan sialnya tidak muat ke dalam koper, aku tidak bisa menguncinya. Beberapa kali aku mengatur letak barang barangku di dalam koper. Tapi tetap tidak bisa.

Aku melirik Aldi sekilas yang sedang duduk di pinggir ranjang sambil sibuk dengan handphonenya. Aku menghela napas gusar dan mencoba  menguncinya lagi, tapi tetap tidak bisa terkunci sepenuhnya. Aku berdecak kesal dan menggaruk kepalaku frustasi.

"Al! " Aku memutuskan untuk meminta tolong padanya. Ia melirikku," Apa? ". Tanyanya.

"Bantuin beresin baju," Pintaku seraya menunjukkan koperku yang telah penuh dan terkunci setengah.

Ia meletakkan handphonenya diatas nakas dan berjalan kearahku. Ia berjongkok didepanku.

"Kenapa?, " Tanyanya lagi.

"Nggak muat kopernya, " Ucapku dengan nada kesal dan frustasi.

"Kok bisa? " Katanya lalu mengambil alih koperku yang penuh dengan barang barang. Aku mengedikkan bahu. Ia membuka resleting koper yang terkunci setengah. Dan ia malah terkekeh pelan.

"Kenapa? " Tanyaku bingung melihat ia tertawa.

"Kopernya kecil banget. Sedangkan barang yang kamu bawa segini banyaknya. Ya nggak muat lah, "

Ia berdiri dan pandangannya mengedar kesegala penjuru kamar seolah mencari sesuatu. Matanya tertuju pada benda kotak berwarna hitam yang ada diatas lemari. Aldi meraihnya dan menurunkannya kebawah.

"Pake koper ini nggak papa kan?, " Tanyanya, Aku mengangguk kecil.

Dengan cekatan ia kembali membongkar barang barangku di koper tadi. Aku hanya diam memperhatikannya.

Ia berhenti lagi dan menghembuskan napasnya pelan. Aku juga ikut terdiam menunggu apa yang akan dia ucapkan.

"Pantesan nggak muat. Buku, novel, sama baju baju kamu semuanya dicampur, " Aku merutuki kebodohanku lagi. Mengapa tidak terpikirkan olehku untuk memisahkan buku buku dan baju.

Ia mengeluarkan buku buku dari koper yang aku letakkan dibagian bawah. Dan memindahkannya ke koper satunya yang lebih besar.

Aldi menata semuanya dengan rapi. Aku hanya mampu memperhatikannya dengan perasaan sedih bercampur haru.

"Kalo kopernya kecil buku bukunya taruh di tempat lain, kalo kamu campur semuanya sampe lebaran monyet kopernya nggak bakal bisa dikunci, " Ucapnya dengan kekehan kecil. Tapi kenapa aku ingin menangis mendengarnya. Bodohnya aku. Dia laki laki tapi bisa menyusun serapi itu tapi aku yang perempuan malah sebaliknya.

Mencintai dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang