Chapter 34~Pasangan Halal~

1.1K 45 19
                                    

~Baca sampi habis biar nggak salah paham...



Kini suasana rumah Diva sangat ramai. Semua anggota keluarga hadir tanpa terkecuali. Semuanya sibuk mengurus segala keperluan.

Bu Liana sibuk mondar mandir dari dapur ke depan. Tangannya tak pernah kosong. Pasti ada saja yang ia bawa.

"Mbak istirahat aja, dari tadi pagi loh mulai kerja padahal kan baru datang kemarin. " Ucap Bunda kepada Bu Liana.

"Tak apalah mbak. Kapan lagi coba bisa sibuk ngurusin nikahan anak kaya gini. " Ucap Bu Liana sambil terkekeh. Mereka berdua sedang ada didapur.

"Iya Liana, kamu nggak capek apa dari tadi. Mending ikut ibu yuk. " Nenek dari sebelah abi Diva datang menghampiri kedua ibu ibu yang lagi sibuk itu.

"Mau kemana bu?" Tanya Bu Liana, ia mencuci tangan di westafel terlebih dahulu.

"Ikut aja dulu, ibu kangen mantu bungsunya. " Ucap Bunda bergurau. Mereka bertiga tertawa kecil.

Bu Liana datang sore kemarin dari desa. Diva sangat senang mendengar kabar ibunya datang. Dari kamar ia berlari menuruni tangga dan menghampiri ibunya yang baru saja duduk disofa dan memeluknya erat.

Setelah sholat subuh pagi tadi. Ia tak pernah berhenti mengerjakan ini dan itu. Padahal bunda dan Diva sudah berkali kali membujuknya agak istirahat sejenak namun ia menolak.

Persiapan hampir selesai. Semua dekorasi telah dipasangan dengan rapi dan sempurna. Plaminan sudah dihias sesuai dengan tema. Dan tak lupa pula dengan karangan bunga yang terpajang cantik di depan pintu masuk. Disana terpampang jelas nama kedua mempelai.

Diva sedang dikamar, ia tengah didandan oleh petugas MUA pernikahannya. Dan hampir selesai.

Ia menatap pantulan dirinya di cermin. Ia menatap setiap inci wajahnya yang penuh dengan make up namun tampak natural. Diva tidak bisa diam dari tadi, ia selalu bergerak gelisah. Sampai Kania yang menemaninya pun dibuat geram olehnya.

"Diam napa div, itu mbaknya kesusahan masang jilbabnya. " Oceh Kania gemas.

"Iya iya. " Ucap Diva singkat, ia menghembuskan napas gusar dan menggigit bibir bawahnya.

"Divaaa.. Itu lipstiknya jangan dimakan," Oceh Kania lagi saat melihat Diva menggigit bibir bawahnya dan menipiskan bibirnya.

"Nggak sengaja, " Diva memejamkan matanya sejenak untuk menstabilkan detak jantunya yang berdetak diatas normal karena deg degan.

"Nggak papa kok, maklum deg degan mau akad mah gitu, " Ucap mbak Kina petugas MUA yang sedang memasangkan jilbab Diva.

"Beda gitu rasanya mbak, "

"Emang gitu. Seneng, grogi, sedih semuanya campur aduk. "

"Tapi yang harusnya grogi itu bukan Diva, tapi Aldi, kan dia yang baca ijab qobul nya. " Ujar Kania.

"Kamu belum ngerasain, coba deh nikah pasti kamu merasakan hal yang sama. " Ujar Mbak Kina dan melirik Kania sejenak sambil tersenyum.

"Secepatnya ya Kania. " Gurau Diva sambil terkikik geli melihat Kania yang terdiam.

"Sudah selesai, " Ujar Mbak Kina. Ia sudah selesai mendandani Diva.

Diva menatap Dirinya dicermin. Dengan balutan gaun berwarna putih dan warna hijab yang senada dengan model syar'i. Ditambah lagi polesan make up yang natural menambah kesan elegan pada dirinya.

"Mbak ini beneran aku, kok cantik banget. Ketebelan nggak sih make up nya. "

"Nggak kok, kamu mah emang dasarnya cantik jadi tinggal di poles sedikit make up jadinya tambah cantik " Puji mbak Kina membuat kedua sudut bibir Diva naik keatas.

Mencintai dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang