Chapter 22~Bimbang~

1.1K 77 8
                                    

Lyra terkejut saat Alvin menarik tangannya tiba tiba saat ia sedang dikantin bersama teman temannya.
Entah kemana Alvin membawa Lyra pergi.Alvin menuju ke taman belakang sekolah.Saat sampai disana suasananya sangat sepi.
"Vin lo ngapain bawa gue kesini".
Tanya Lyra dgn polosnya.

"Ada buku lo yg ketinggalan di rumah gue kemarin"
Ucap Alvin dingin dgn tatapan yg tajam.kemarin memang Alvin dan Lyra kerja kelompok dirumah Alvin bersama teman teman lainnya

"Mana bukunya?".
Tanya Lyra.
Alvin mengeluarkan buku yg sejak tadi ia sembunyikan.Seketika wajah Lyra menjadi tegang bercampur khawatir.

"Diary ini menunjukkan segalanya".
Ucap Alvin.

"Kita bersahabat dari kecil,Aku menganggapmu sebagai adikku".
Ia berhenti sejenak.

"Aku sangat terkejut melihat tulisan tanganmu di diary itu,aku berusaha menyangkal dan menolak, tapi ini kenyataan itu benar benar tulisan tanganmu"Alvin tersenyum kecut.

"kau membaca semuanya".
Lyra membuka suara.

"Aku membaca semuanya"

"Sejak kapan hah? Sejak kapan kamu menyimpan rasa pada sahabatmu sendiri dan kenapa kamu tidak pernah memberi tahu kepadaku".
Kata gue-lo hilang digantikan oleh Aku dan kamu menunjukkan obrolan ini semakin serius.

"Kau telah melanggar janji persahabatn kita dulu Lyra, bahwa tidak akan ada perasaan cinta atau apapun itu".ucap Alvin dengan nada marah.

"Aku bisa jelasin semuanya vin".
Ucap Lyra,cairan bening mulai mengalir dari mata indahnya.

"nggak perlu dijelasin lagi,aku udah ngerti..".

"kau adalah orang terdekatku setelah nenek,bagaimana bisa kau melakukan ini yg jelas jelas kau tau bahwa aku sangat membenci ini".

"Maaf.. ".
Itulah kata yg keluar dari mulut Lyra, mulutnya tiba tiba terasa kaku,air mata yg sedaritadi berusaha ia tahan akhirnya tumpah.

"Entahlah aku bisa memaafkanmu atau tidak,kau sama seperti mama datang hanya untuk menyakiti,kau telah membuat benteng yg sangat besar dan tinggi diantara kita ra".
Sambung Alvin matanya masih menunjukkan kemarahan.

"Cukup Alvin, kau sudah banyak bicara, sekarang giliranku,apa yg kau katakan barusan, telah membantu usahaku sejak satu tahun yang lalu, yaitu untuk melupakanmu, dan sekarang aku sudah benar benar tidak mencintaimu lagi, bahkan aku sangat membencinmu, sangat membencimu Arga".
Ucap Lyra dgn air mata yg masih mengalir.
Ucapan Lyra barusan terasa sangat tajam dan menusuk hati Alvin.Seorang Lyra yg ia kenal lemah lembut bisa mengatakan hal itu dgn lantang'Aku membencimu'
Membuat hatinya bagai ditusuk beribu pisau.

"Aku memang mencintaimu diam diam, dan menutup rapat itu semua aku hanya menuangkan semua isi hatiku pada diary itu,tapi tenang saja aku telah melupakanmu, jadi maafkan aku, aksaraku, bahkan lisanku".
Ia menarik nafas sejenak dan melanjutkan ucapannya"Aku yg memulai ini semua, dan aku juga yg akan mengakhirinya".

"Senang bersahabat denganmu Alvin.."
Ucap Lyra setelah itu ia pergi meninggalkan Alvin yg terpaku mendengar ucapan Lyra.
Entah kenapa segala ucapan Lyra mengunci setiap pergerakkannya.

***
"Tok...tok...tok"

Diva yang sedang serius dan menghayati setiap kalimat di novel fokusnya terpecah saat mendengar ketukan pintu dari luar kamarnya.
"Masuk aja nggak dikunci".
Diva menghela napas gusar.

Mencintai dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang