Chapter 18~Si Bunga Mawar

999 73 5
                                    

Jadilah pembaca yg bijak ya teman teman.
Jangan lupa tinggalkan jejek
Vote dan komen
Hargai penulis
•••
HAPPY READING
•••

Diva pov

Setelah sholat isya, aku,abi,bunda,dan bang fatih bergegas pergi kerumah si bunga mawar,bang fatih yg menyetir dan abi disebelahny karena dia yg mengetahui alamat si bunga mawar sementara aku dan bunda duduk dibelakang.

Cukup sulit untuk menemukan rumahnya, berputar putar disekeliling komplek perumahan itu cukup menguras waktu.

Aku mendengus kesal di belakang karena sedari tadi berkeliling tetapi tak kunjung menemukan rumahnya.
Tetapi aku seperti mengenal daerah sini,rasanya aku pernah kesini, tapi aku lupa. Aku terus mengingat ingat adakah temanku yg tinggal disini.

Aku lupa karena aku jarang pergi kerumah teman karena mereka yg sering berkunjung kerumahku,dan juga karena aku susah untuk mengingat jalan, itu adalah kebiasaanku, jadi jika hanya sekali berkunjung aku tidak akan mengingatnya lagi.

Aku masih berusaha mengingat dan akhirnya aku mengingatnya walau sulit,yapp ini adalah alamat rumah tarissa,betapa payahnya aku sampai melupakan rumah sahabatku sendiri.

"bang, bener nggak sih alamatnya kok nggak nyampe nyampe".
Ujar bunda.

"fatih juga nggak tau bun, tapi menurut info yg fatih dapat ya disini alamatnya".
Ujar bang fatih.

"gimana sih bang,dapat alamat kok nggak akurat, nyasar kan"
Ucapku kesal.

"oh ya bun tarissa tinggal disekitar sini,apa diva tanya rissa aja ya,kalo aja dia kenal dgn si bunga mawar".
Ucapku seraya tanganku bergerak mencari ponsel yg berada di tas kecil yg aku bawa.

"jangan,,,"
Ucapnya tiba tiba aku menoleh kearahnya

"nggak usah div, bentar lagi juga sampe".
Belum sempat aku bertanya dia sudah menjawab.

"nah tuh kayaknya itu rumahnya".
Sambungya lagi menunjuk kesebuah rumah.

Aku mengernyit bingung,ada satu pertanyaan yg terngiang dikepalaku. Apakah dugaanku bener.
Ahh semoga saja..

"yuk kita turun".
Ajak bang fatih.

Kami semua turun dari mobil,dan segera berjalan kerumah itu dan mengetuk pintu.

"Assalamualaikum.. "
Bunda yg mengetuk pintu dan mengucapkan salam karena bang fatih dibelakang bunda,,berada disampingku.

"pak dokter puncet banget pak ".
Ucapku menggodanya karena wajahnya tampak pucat dan tegang.mungkin karena akan bertemu calon istri, dan aku mungkin akan mengalaminya nanti.

Semenit kemudian terdengar balasan salam dari dalam dan setelahnya pintu terbuka,terlihat seorang wanita parubaya yg sangat aku kenali.

"bu aisyah,,".

"loh jadi ini rumahnya bu runi".
Ucap bunda.

"ayo silahkan masuk dulu nggak enak diluar".ucap tente runi.

Aku dan semua rombongan 'eaa rombongan'
Masuk ke dalam.
Dan kami dipersilahkan duduk

Entah kenapa aku merasa sangat bahagia,ini sangat lucu...
Tiba tiba terdengar jeritan yg memanggil namaku yg berasal dari dalam rumah."divaaaaaa".

"Risaaaa".
Aku membalasnya dan kami berpelukan, yaa ini adalah rumah tarissa.terakhir kali aku bertemunya  2 minggu lalu saat reunian.

"ada gerangan apa nihh lo kerumah gue".
Tanyanya setelah melepas pelukkan.

Mencintai dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang