Aku duduk dihalte dan menunggu bus datang. Namun, bukan bus yang berhenti didepanku melainkan sebuah mobil. Kaca diturunkan oleh si pemilik mobil. Dan menampakkan seorang June yang sedang tersenyum manis padaku.
"Ishh lihat dia. Seperti tidak punya salah saja" batinku.
"Masuklah. Aku akan mengantarmu. Aku masih ingat dimana kau tinggal, kau tau?" Ucapnya dari dalam mobil.
"Aniyo. Gwaenchanayo" jawabku singkat.
"Hey, ayolah kita ulang kejadian setelah konser. Haruskah aku keluar dan membuat heboh semua orang?" Ancamnya.
Aku terkejut dan langsung masuk ke mobilnya. Aku tidak ingin membuatnya menjadi topik pembicaraan netizen apalagi ada kaitannya denganku.
Aku terdiam ketika sudah berada dimobil June. Sekitar 5 menit June belum melajukan mobilnya. Kulirik dia sedang asik memandangiku dengan senyumnya.
"Wae? Cepat lajukan mobilnya" ucapku dengan menoleh padanya.
Tanpa jawaban, dia melajukan mobilnya.
"Kenapa kau seperti menghindar padaku? Apa kau marah? Apa aku melakukan kesalahan?" Tanyanya sambil mengemudikan mobilnya.
"Aniyo"
"Lalu kenapa kau seperti ini?? Dengar, aku sungguh tidak ada apa apa dengan Rose. Dia hanya rekanku." Jelasnya.
"Lalu kenapa waktu aku tanyakan itu kau tidak bisa menjawabnya?"
"Bukan tidak bisa, aku sengaja ingin melihat reaksimu. Itu saja. Mianhae. Kau mau minum kopi dulu?"
"Aniyo. Turunkan aku disini saja."
"Waee?!"
"Berhenti atau aku lompat?" Ancamku.
Ia menepikan mobilnya dan berhenti. Aku melepaskan sabuk pengamanku dan membuka pintu.
"Saranghae" Ucapnya yang sukses membuatku membeku.
"Sarangantago" ucapnya sekali lagi.
Aku berbalik dan menatapnya.
"Ini bukan waktunya bercanda, Oppa" bantahku.
"Aku tidak sedang bercanda. Aku serius."
Aku memang tidak melihat kebohongan dalam matanya. Tanpa berkata apapun, tiba tiba June mencium bibirku singkat.
Aku terdiam karna terkejut. Namun disisi lain aku senang idolaku menciumku. Untuk saat ini aku sangat bingung hingga aku menyandarkan tubuhku dibangku mobil.
"Aku sungguh menyukaimu" Jelasnya sekali lagi.
"Lalu aku harus bagaimana? Kau tau aku bingung dengan perasaanku sendiri"
Tanpa berkata, June melajukan mobilnya ke arah Namsan.
June turun dari mobil dan membuka pintu disebelahku kemudian membawaku berjalan melalui orang orang. Aku lega karna dia sudah memakai masker dan topi.
Namun, kami berhenti tepat dimana orang orang menulis nama mereka digembok cinta.
June menunjukkanku sisi lain dinding yang penuh gembok tadi, dan menampakkan kota seoul yang indah.
"Luapkan saja apa yang ada dihatimu. Agar bisa membuatmu tenang" ucapnya.
"Kumohon. Jujurlah tentang hubunganmu dan Rose" jawabku yang kemudian terisak.
"Baiklah. Aku jujur. Rose memang menyukaiku. Tapi, dalam lubuk hatiku aku sungguh menyukaimu Jung Se Ra. Hanya namamu yang selalu aku ucap dalam do'a. Kumohon percayalah. Aku tak pernah membohongi perasaanku sendiri." jelasnya kemudian membawaku dalam pelukannya.
'Jika seperti ini, bagaimana aku menolaknya? Aku cukup sadar bahwa manusia sepertiku tidak bisa menggapai bintang sepertimu. Tidak pantas sebutir debu hidup berdampingan dengan sebuah berlian. Apa kata orang nanti? Aku tidak mau penggemarmu pergi karenaku.' batinku dengan isak tangis dalam pelukannya.
"Jadi bagaimana? Kau menerimanya?" tanya June
*****
Halo gaysss maapkeuunn baru bisa update sekarangTetep dukung cerita ini yaa^^
Caranya gampang banget. Kalian tinggal klik tombol bintang dipojok kiri bawah^^
Thanks yaa
Gomawoo~~*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with June
FantasyBagaimana perasaanmu ketika menjadi lucky fans bahkan pacar seorang idol? Senang Bahagia Merasa seperti mimpi Namun ada hal yang membuat Jung Se Ra merasa ragu menerima cinta June. Apa itu? Cuss baca aja:v