Tidak ada yg mengetahui apa yg akan terjadi kedepan nya, tidak ada yg bisa meramal kan masa depan. Tiffany sedang menangis tersedu sedu di depan ruang mayat, Eomma Kim di nyatakan meninggal karena serangan jantung. Tiffany menangis karena dirinya merasa dia lah penyebab kematian Eomma Kim meninggal, Taeyeon hanya bisa memukul dinding tebal rumah sakit, tidak peduli akan tangan nya yg retak. Parah nya lagi, Eomma Kim sudah menuliskan surat wasiat yang bertuliskan bahwa perusahaan Taeyeon jatuh kepada Yunho, mungkin itulah penyebab Taeyeon menjadi marah. Perusahaan yg murni di rintis oleh nya di rebut oleh Eomma Kim, Taeyeon mengingat betul bahwa dirinya pernah di tipu saat sedang mabuk di Club Malam.
" Fany ah ayo kita pulang. " Taeyeon berjongkok di depan Tiffany, menghapus air mata Tiffany. " Ini bukan salah mu, jadi berhenti lah menangis. " bisik Taeyeon.
" Kita harus mengurusi pemakaman Eomma. " Ucap Tiffany sambil menyeka air matanya.
" Aku tahu kau lelah, tidak usah memaksakan diri. Wooyoung akan mengurusi semuanya, jadi pulang dan beristirahatlah. "
" Aku berdosa, Taeyeon. Aku pembunuh Eomma mu, andai saja aku tidak membentak nya mungkin dia tidak akan meninggal. " Tiffany kembali terisak meningat kejadian tadi siang. Taeyeon sudah melepas kepergian Eomma Kim, karna Taeyeon menganggap Eomma Kim hanya menganggu hidup nya saja.
" Tidak Tiffany! Jangan berbicara seperti itu, aku tidak suka. " Taeyeon membawa Tiffany ke dalam pelukan nya, Taeyeon kemudian menghubungi Wooyoung agar mengurusi semuanya. Taeyeon kemudian membawa Tiffany masuk ke dalam mobil nya.
" Maafkan aku Tae.. " Tiffany memegang tangan Taeyeon, Taeyeon menoleh pada Tiffany menatap nya dengan tatapan sayu nya. Taeyeon yg memiliki nafsu besar, jika saja Tiffany tidak sedang menangis mungkin dia sudah menyetubuhi ibu dua anak ini.
" Tidak apa-apa, lupakan saja. Ini murni bukan kesalahan mu, Eomma sudah tua dan memiliki penyakit jantung. Jja mari kita pulang dan besok kita harus menghadiri pemakaman Eomma. " Taeyeon mengecup bibir Tiffany sekilas sebelum fokus menyetir.
**
Taeyeon sudah sampai di Hotel tempat Tiffany menginap, sebelum turun Tiffany sedikit mencuci matanya dengan air minum yg di bawa nya agar si kembar tidak mengira dirinya habis menangis, Taeyeon membenarkan anak rambut Tiffany, dia keliatan begitu cantik meskipun sudah memiliki dua orang anak yg nyatanya adalah anak nya sendiri dengan Tiffany.
" Sampaikan salam ku untuk Lauren dan Laura. " Taeyeon mengecup pipi Tiffany kemudian ciuman nya turun menuju rahang dan sedikit bermain dengan leher Tiffany. Tiffany ingin menolak tetapi dia tidak bisa berbohong bahwa Tiffany merindukan sentuhan Taeyeon.
" Kau bisa bisanya mesum di situasi berduka seperti ini. " Tiffany memukul dada Taeyeon.
" Aku tidak tahan. " Bisik Taeyeon di telinga Tiffany membuat wanita itu merinding, Tiffany segera turun menuju kamarnya sebelum dia di tahan oleh Taeyeon dan terlena dengan sentuhan nya.
" Menyetir dengan baik arra? " ucap Tiffany sambil melambaikan tangan nya.
" Nde, Love you fany ah " Ucap Taeyeon sebelum dirinya benar benar pergi dari hadapan Tiffany.
Baru saja Tiffany melangkahkan kaki nya menuju kamar, seorang Staff memberhentikan nya dan memberikan nya Bill milik Lauren dan Laura yg memesan makanan dengan sendirinya.
" Mereka, pintar sekali. " Ucap Tiffany sambil memberikan beberapa lembar won pada Staff tersebut.
Tiffany dengan cepat melangkahkan kaki nya menuju kamar, ingin segera bertemu Lauren dan Laura, memeluk mereka adalah obat bagi Tiffany. Kesedihan nya akan hilang saat Tiffany mendengar celotehan dan melihat tingkah lucu kedua nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret of Devil Boy [[PRIVATE]]
Fanfictionbaru aku sadari ternyata aku mencintainya. maafkan aku fanny ah. aku menyesal telah mengekspresikan cinta ku dengan cara membuat mu tersiksa.