Sudah terhitung satu minggu sejak Sakura menjadi siswi SMA di Korea. Selama seminggu itu, Sakura sama sekali belum bicara dengan teman sekelasnya. Sakura sama sekali tidak punya teman, dan ia semakin tidak percaya diri bisa bertahan di Korea. Hari-harinya kelabu, membosankan, dan hampa.
Sering sekali muncul di pikiran Sakura untuk kembali ke Jepang saja. Dia ingin bertemu teman-teman lamanya, bercanda bersama, dan saling berbagi cerita. Berbeda sekali dengan sekolahnya saat ini, hanya penuh dengan anak-anak ambisius yang egois.
Sakura meletakkan kepalanya di mejanya dengan lemas. Ini masih jam pelajaran ke empat namun Sakura sudah sangat lelah. Ia belajar semalaman, dan berujung bangun terlambat tadi pagi. Ia hanya sempat makan sebuah roti tawar dan minum sedikit susu.
"Sakura? Ada apa denganmu?"
Suara Pak Heechul dari depan kelas membuat Sakura langsung menegakkan kepalanya lagi. Ia merasa pusing dan lemas, namun ia tidak bisa bicara begitu. Sakura takut ia dianggap lemah dan suka cari perhatian.
Lagipula, Sakura berpikir tidak ada gunanya menceritakan keadaannya sekarang karena tidak akan ada yang peduli.
"Saya.. tidak apa-apa pak. Maaf." Jawab Sakura seadanya.
"Lain kali perhatikan pelajaran! Jangan tidur!" Pak Heechul terdengar marah, lalu kembali menulis rumus di papan tulis.
"Baik pak."
Dengan sisa-sisa tenaga akhirnya Sakura berhasil melewati jam pelajaran keempat. Bel istirahat pertama berbunyi, dan Sakura bisa bernafas lega. Ia akan makan bekal, dan tenaganya akan kembali pulih. Sakura dengan senang langsung mengambil tasnya dan mencari kotak bekalnya.
"Eh.. dimana kotak bekalku?"
Sakura terus mencari namun tidak ada tanda kotak bekalnya berada di sana. Ini gawat, pikir Sakura. Sakura sudah tidak memiliki tenaga lagi, dan ia tidak akan bisa berjalan ke kantin untuk membeli makan.
Sakura terus berpikir bagaimana ia harus bertindak. Ia ingat bahwa ruang kesehatan tidaklah jauh dari kelasnya. Mungkin lebih baik jika ia berjalan ke ruang kesehatan, lalu meminta tolong petugas di sana untuk membelikannya makanan dan memberinya vitamin.
Dengan mengumpulkan tenaga yang tersisa, Sakura berjalan keluar kelas. Ia tidak sadar sepasang mata telah memperhatikannya sejak tadi.
Baru beberapa langkah keluar dari kelas, Sakura sudah tidak tahan lagi. Bibirnya memucat, pandangannya kabur, dan Sakura pun jatuh begitu saja.
Untung sepasang tangan dengan cekatan menangkap tubuh Sakura, lalu tanpa basa-basi menggendong Sakura ke ruang kesehatan. Banyak orang di koridor sekolah menyaksikan hal itu dan banyak gadis-gadis menjadi iri dengan kejadian itu.
Ya, karena orang yang menggendong Sakura ke ruang kesehatan adalah Lee Taeyong, cowok tampan idola seluruh sekolah.
"Dasar gadis aneh. Kenapa tidak bilang saja kalau sedang sakit?" Gumam Taeyong lirih, hanya dia yang bisa mendengar dirinya sendiri.
×××××
Lee Taeyong menunggu Sakura bangun, sudah kurang lebih sepuluh menit gadis itu pingsan. Karena jam istirahat tinggal lima menit lagi, dan itu berarti Taeyong harus segera kembali ke kelas.
Taeyong melihat ruang kesehatan yang kosong tanpa petugas, lalu menggelangkan kepalanya. Benar-benar ia tidak tega meninggalkan Sakura sendirian di ruang kesehatan. Apalagi gadis itu sedang tidak sadarkan diri. Akan sangat berbahaya meninggalkannua sendirian.
"Mungkin terlambat satu jam pelajaran tidak masalah. Aku akan menunggu sampai dia bangun." Batin Taeyong.
Bel jam pelajaran berbunyi nyaring, suara keras itu pun membuat mata Sakura terbuka.
Dengan kepalanya yang masih sangat pusing, Sakura berusaha duduk dan melihat sekitar. Ia sangat kaget melihag Taeyong duduk di samping ranjang, melihat Sakura dengan wajah dinginnya.
"Eh..eh.. kenapa.. aku di sini. Kenapa kau di sini?" Tanya Sakura bingung.
"Kau pingsan tadi. Jadi aku membawamu ke sini. Oh ya, ini. Makanlah." Kata Taeyong santai, lalu memberikan kantong plastik berisi empat buah roti isi dan sekotak susu yang ia bawa dari rumah.
Sakura menerima kantong itu dengan ekspresi bingung. Ia sama sekali tidak menyangka Taeyong peduli dengan keadannya.
"Terima kasih banyak. Maaf aku merepotkanmu." Sakura menunduk.
"Sudahlah. Makan saja. Lagipula, kalau kau memang sakit bilang saja. Jangan ditahan begitu.."
Sakura mengangguk, memang benar kata Taeyong. Namun Sakura terlalu takut untuk bilang bahwa ia sedang sakit.
"Maaf. Soalnya.. aku takut merepotkan orang yang belum aku kenal.. lagipula disini aku belum punya teman."
"Kalau begitu, sekarang aku temanmu."
Mendengar itu, Sakura sangat kaget. Ia tidak menyangka Taeyong yang berwajah super dingin itu mengajaknya berteman.
"A-apa kau serius mau berteman denganku?" Tanya Sakura tidak yakin.
"Tentu saja. Oh, apa kau tidak mau?" Taeyong ganti melempar pertanyaan dengan senyuman miring.
Ini pertama kalinya Sakura melihat Taeyong tersenyum. Rasanya sangat aneh, Sakura merasa ia benar-benar salah menilai Taeyong selama ini. Sakura pun ikut membalas senyuman Taeyong dengan gugup.
"Tidak.. bukan begitu. Tentu saja aku mau kita berteman."
Taeyong masih tersenyum, lalu mengelus kepala Sakura perlahan.
"Baiklah. Segera habiskan makananmu dan cepatlah pulih. Aku akan kembali ke kelas dulu."
Sakura mengangguk, ia pun tidak mengerti dengan sikap Taeyong hari ini. Sikap Taeyong membuat Sakura merasakan perasaan yang ia juga tidak tahu apa itu. Namun yang jelas, diantara semua kebingungan yang ia rasakan, Sakura bahagia akhirnya seseorang sudah mengajaknya berteman hari ini.
Bersambung..
Coba2 nulis part 1 semoga banyak yg suka ehehe
Janlup vomment ya makasiii 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
nct love adventure | sakura X NCT Members
FanfictionSakura terpaksa pindah ke Korea karena pekerjaan ayahnya. Meski begitu karena kepandaiannya, beruntung ia bisa masuk ke salah satu sekolah terbaik di Korea. Ia pun mendapat peringkat masuk nomor 9 seangkatan, dan berhasil masuk ke kelas unggulan. N...