21. nothing but sadness

728 101 25
                                    

Waktu berlalu, hari demi hari penuh kesibukan dilalui oleh Sakura sebagai perwakilan kelas. Menghadiri rapat, mencari ide untuk kelas, dan hal-hal lainnya yang merepotkan harus Sakura jalani. Belum lagi ia harus belajar untuk persiapan ujian yang akan datang. Kata lelah sepertinya tidak cukup untuk menggambarkan apa yang ia rasakan sekarang. Badan Sakura rasanya seperti mau patah, ia benar-benar lelah harus kesana kemari setiap hari.

Sakura berbaring di kamarnya yang memiliki nuansa pink saat jam menunjukkan pukul delapan malam. Sakura baru selesai mandi, ia kini mengenakan piyama kesayangannya sambil memakai sheet-mask aroma sakura. Gadis cantik itu memejamkan matanya sambil menarik nafas panjang.

"Apa aku menyesal menjadi perwakilan kelas?" Gumam Sakura, sedikit mengernyitkan dahinya.

"Aahh apa yang aku pikirkan! Aku tidak boleh berpikir negatif begini, kan aku sendiri yang memutuskan menjadi perwakilan kelas.." Sakura membuka matanya perlahan, mencoba membuang pikiran negatif di kepalanya.

Meski mencoba tetap positif, sangat sulit bagi Sakura untuk menepis kekecewannya. Ia sangat lelah dan jujur saja ia ingin menangis sekarang. Kenapa sangat sulit bagi teman-teman kelasnya untuk peduli? Semua orang sibuk sendiri, hanya belajar untuk ujian. Bahkan Taeyong? Laki-laki itu sama sekali tidak pernah bertanya tentang festival sekolah. Dia benar-benar masa bodoh dengan acara ini.

Teman apanya? Pikir Sakura agak kesal.

Orang-orang di kelompok belajar Jaehyun juga sama saja. Semuanya enggan peduli tentang festival sekolah.

Tanpa sadar Sakura menangis, ia mulai merasa sangat sedih. Apa ini semua memang salahnya untuk tetap ikut serta festival sekolah? Padahal ia sendiri tahu bahwa teman-teman kelasnya tidak suka acara itu. Padahal Sakura sendiri tahu dari awal bahwa tidak ada orang yang tertarik karena mereka mementingkan ujian yang akan datang.

"Apa yang harus kulakukan? Festival sekolah tinggal beberapa hari lagi. Sepertinya memang mustahil."

Dua puluh menit berlalu, Sakura hanya berbaring sambil melamun. Tiba-tiba handphone-nya berbunyi nyaring, seseorang menelponnya, muncul nama Taeyong. Sakura yang sedang tidak mood membiarkan panggilan video itu mati dengan sendirinya. Meski sedikit merasa bersalah, Sakura memang sedang tidak ingin Taeyong melihat matanya yang agak sembab. Selain itu, ia juga masih kesal dengan semuanya akibat kejadian tadi siang.

Sakura mengingat kembali kejadian tadi siang. Sakura memberi ide agar kelasnya mengadakan butler cafe. Jadi akan ada beberapa orang yang menjadi pelayan dengan pakaian ala butler dan melayani pengunjung yang datang. Makanan yang disajikan bisa berupa kopi, teh, dan kue. Sakura bahkan berpikir untuk minta bantuan Jaehyun agar menyediakan makanan dan minuman yang dibutuhkan. Tentu saja Jaehyun juga akan mendapatkan untung, Sakura sudah memikirkan semuanya

Sakura sudah berpikir bahwa itu hal yang sangat simple dan akan banyak orang yang setuju. Namun ternyata ia salah. Saat dilakukan voting serentak di kelas, lebih banyak orang yang tidak setuju. Voting dilakukan secara anonim lewat grup Line, sehingga Sakura tidak tahu siapa saja yang mendukung atau menolak.

Saat itulah Sakura merasa benar-benar sedih. Ia merasa sendirian, melakukan banyak hal untuk kelas yang bahkan tidak mau peduli.

Sakura bangun, ia menghapus air matanya.

"Mungkin ini salahku sendiri.. seharusnya aku tidak perlu memaksakan diri.." gumamnya masih berkaca-kaca.

"Rasanya agak memalukan kalau aku besok masuk kelas. Apa aku bolos saja ya? Haha benar-benar menyedihkan." Sakura membuka handphone-nya, beberapa pesan Line yang masuk seharian belum ia baca sama sekali.

nct love adventure | sakura X NCT MembersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang