13. knowing more about her (1)

1.2K 176 10
                                    

Setelah mengirim pesan beserta gambar dompet Sakura yang ia bawa, Taeyong merasa penasaran dengan isi dompet itu. Di dalam kamarnya yang mewah dengan nuansa warna abu-abu dan putih, Taeyong memegang dompet Sakura sambil berfikir.

"Tidak sopan kalau aku membuka privasi orang." Gumam Taeyong, ia pun beranjak dari ranjangnya dan melepaskan dompet itu dari genggaman tangannya.

Di dalam otak Taeyong sekarang ada dua suara yang saling bersahut-sahutan. Satu suara menyuruh Taeyong untuk tidak membuka dompet Sakura, sedangkan suara lain menyuruh Taeyong untuk membuka dompet itu untuk memuaskan rasa penasarannya pada Sakura.

Ya, selama ini Taeyong merasa penasaran pada Sakura yang selalu terlihat takut ketika di dekatnya itu.

"Tapi melihat sedikit sepertinya tidak apa-apa." Taeyong bergumam sambil tersenyum tipis, kini jari-jemari panjangnya sudah membuka dompet pink itu.

Pada akhirnya sisi penasaran Taeyong lah yang menang, meski ia menyesal sudah melanggar privasi Sakura.

Pertama kali yang menarik perhatian Taeyong saat membuka dompet itu adalah foto masa kecil Sakura, dimana ia masih memiliki rambut panjang dan rambutnya dikuncir dua dengan imut.

Di samping foto masa kecil itu ada foto Sakura bersama teman-temannya di Jepang, mereka terlihat sedang merayakan ulang tahun Sakura bersama-bersama. Sakura terlihat sangat bahagia, ia tersenyum sangat lebar, ekspresi yang selama ini belum pernah Taeyong lihat dari Sakura di Korea.

Setelah melihat foto-foto itu, Taeyong menutup dompet Sakura. Tidak penting juga bagi Taeyong untuk melihat berapa uang dan kartu yang ada di dalamnya.

Namun beberapa pikiran mulai muncul di otak Taeyong, mungkin sebenarnya Sakura memang belum bisa beradaptasi dengan suasana di Korea. Apalagi, sekarang teman sekelasnya semuanya adalah laki-laki.

Ingatan Taeyong kembali pada kejadian ketika Sakura pingsan di koridor. Saat itu Taeyong sempat menolong Sakura dan menawarkan Sakura untuk berteman dengannya. Namun ternyata tidak semudah itu, karena sifat mereka yang sama-sama pendiam.

Seketika Taeyong juga teringat insiden yang disebabkan oleh Johnny dan teman-temannya yang membuat Sakura sempat dibully di sekolah. Pasti sangat sulit menghadapi itu semua di negara yang asing baginya, pikir Taeyong.

Entah kenapa tiba-tiba muncul rasa ingin melindungi Sakura di dalam hati Taeyong. Gadis serapuh itu, secantik itu...

"Ah apa yang aku pikirkan sih? Bodoh." Gumam Taeyong pada dirinya sendiri.

Ketika pikiran Taeyong masih tertuju pada Sakura, tiba-tiba handphone Taeyong berdering nyaring.

Sakura yang menelpon.

Taeyong sedikit kaget, tapi ia segera menepis rasa kaget itu dan mengangjat panggilan dari Sakura.

"Halo?" Ucap Taeyong, seperti biasa dengan suaranya yang dingin.

"Halo, maaf mengganggu malam-malam begini.." kata Sakura dengan suara yang menurut Taeyong sangat lirih.

Taeyong mengerutkan dahinya, apa lagi-lagi Sakura takut padanya?

"Ada apa? Cepat katakan." Tanya Taeyong to the point. Memang Taeyong tidak tahu cara berkomunikasi yang baik, ia pikir dengan bertanya seperti itu akan membuat Sakura lebih baik, nyatanya ia hanya membuat semuanya makin canggung.

"Ehm.. maaf merepotkan karena tadi aku meninggalkan dompetku. Terimakasih ya sudah menyimpannya. Eh.. em.. kapan bisa aku ambil dompet itu?"

Sakura terdengar gugup dan itu membuat Taeyong ingin tertawa. Tapi tentu saja Taeyong menahannya dan mencoba bersikap biasa.

"Tidak apa-apa. Santai saja. Oh ya, apa kau mau mengambil dompetmu sekarang?" Kata Taeyong santai, kini tangan kirinya sedang memegang dompet Sakura.

"E-eh.. sekarang?"

"Hm." Jawab Taeyong cepat. "Di taman dekat sekolah. Bagaimana?"

"Tapi ini sudah malam-"

"Baru juga jam delapan. Kalau tidak mau ambil sekarang juga tidak apa-apa sih, tapi aku tidak jamin besok dompet ini masih ada." Taeyong menjawab dengan jahil, entah kenapa ia ingin bertemu Sakura secepatnya.

Mendengar kalimat Taeyong, Sakura langsung panik dan meng-iya-kan permintaan Taeyong.

"Baiklah. Taman dekat sekolah ya. Aku akan ke sana."

Sakura pun menutup panggilannya, membuat Taeyong tersenyum tipis. Ia pun langsung beranjak dari ranjangnya. Ia mengambil jaket hitam yang ada di lemari besarnya, kemudian memakai sedikit parfum, lalu pergi keluar kamar.

"Tuan Muda, anda mau ke mana?" Seorang bodyguard yang ada di depan kamar Taeyong bertanya padanya.

"Aku mau keluar sebentar. Jangan ikuti aku. Mengerti?" Jawab Taeyong dengan malas.

"Baik Tuan Muda." Pria itu membungkukkan badannya dan melihat Taeyong berjalan pergi.

#####

Sakura sampai lebih dulu di taman dekat sekolah itu, karena rumahnya memang cukup dekat dari sana. Taman itu adalah taman tempat bermain anak kecil, ada ayunan, jungkat-jungkit dan permainan lain yang biasa digunakan anak-anak. Sakura pun duduk di salah satu ayunan di sana, sambil menunggu Taeyong.

Sakura mengurai rambut pendeknya, ia mengenakan jaket warna putih dengan bulu di daerah leher karena malam itu cukup dingin. Ia terus mengecek handphone-nya, barangkali Taeyong menghubunginya, tapi tidak ada notifikasi apapun. Sakura mulai khawatir kalau Taeyong mengerjainya.

Wajar saja Sakura berfikir begitu, karena saat ini ia sendirian di tempat yang cukup sepi.

Sudah sepuluh menit Sakura menunggu, hingga akhirnya seseorang datang. Taeyong datang dengan sedikit terburu-buru, nafasnya terlihat seperti ia barusan berlari kencang.

Melihat Taeyong datang, Sakura membuang nafas lega. Ia tersenyum tipis karena senang Taeyong benar-benar datang.

"Sudah lama menunggu?" Tanya Taeyong sambil berjalan mendekati Sakura.

Taeyong pun duduk di ayunan di samping Sakura. Kaki Taeyong yang panjang membuatnya harus menekuk kakinya.

"Sekitar sepuluh menit." Jawab Sakura, sambil melihat Taeyong sebentar.

Taeyong terlihat keren mengenakan jaket hitam meski dengan rambutnya yang sedikit berantakan, dan Sakura dapat mencium bau parfum yang wangi.

Ketika Taeyong menoleh dan mata mereka bertemu, Sakura langsung memerah dan mengalihkan wajahnya. Taeyong yang memergoki Sakura barusan memperhatikan dirinya, tidak bisa menahan senyuman di wajahnya.

"Ini dompetmu." Kata Taeyong masih sedikit tersenyum, mencoba melihat wajah Sakura, tapi gagal karena Sakura menunduk.

Dengan cepat Sakura mengambil dompetnya, "Terima kasih." Kata Sakura, masih sedikit salah tingkah.

"Sama-sama." Balas Taeyong, kini ia merasa harus segera mengatakan sesuatu sebelum Sakura pergi.

"Kalau begitu aku mau pu-"

"Eh jangan pulang dulu." Cegah Taeyong ketika Sakura mau pergi, tanpa sadar ia memegang tangan Sakura.

"Kimi ni tsuite.... motto shiritai." Kata Taeyong tiba-tiba, sukses membuat Sakura membeku.





Bersambung..

*kimi ni tsuite motto shiritai=aku ingin tahu lebih tentang kamu

Halo semuaaa
Maaf bgt baru update :( gomen ne mianhe :(
Makasih yang udah komentar dan vote di chapter2 sebelumnya 💕
Akan ku usahain bakal lebih teratur updtae buat kalian semua huhuhu

Love u all 🌻🌻

nct love adventure | sakura X NCT MembersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang