Minju
Kim duduk di belakangku, di atas kursi yang lebih tinggi, perlahan mewarnai helaian rambutku sedikit demi sedikit.
"Kok jadinya warna merah?" godanya, "katanya nggak mau perubahan ekstrem."
Aku merengut, "Jangan komentar deh, udah terlanjur nih." Kim tertawa sedangkan aku kembali bersuara, "gara-gara Hyunjin yang bilang warna ini bagus."
"Hyunjin memang suka warna merah." Kim tersenyum sambil terus menyapukan warna itu.
Aku terdiam. Tapi, tadi dia bilang, warna merah bagus untukku. Dan aku percaya padanya. Dua jam kemudian, warna merah sudah meresap ke rambut hitamku.
Kim sudah siap memangkas rambutku. Aku tidak diperbolehkan melihat, karena katanya nanti potongan rambut ini akan menjadi kejutan.
Aku mulai panik karena merasakan begitu banyak bagian rambut yang dipangkas. Kim terus memotong dengan cekatan, "Nah, selesai."
Aku membuka mata. Kaget adalah satu kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan perasaanku detik itu. Rambutku panjangnya menyentuh pinggangku kini menjadi lebih pendek hingga dada.
Kim meletakkan kedua tangan di atas pundakku, tersenyum puas, "Perhatiin baik-baik. Cantik banget." Aku menatap wajahku sendiri di cermin.
Perubahan yang sangat besar. Poni yang biasa kubiarkan menutupi separuh wajah dipangkas pendek, kini menjuntai tipis menutupi dahiku yang lebar.
Warna merah gelap juga kontras dengan kulitku yang putih. Aku terlihat seperti makhluk asing. Seseorang yang tidak kukenali.
Ini bukan perubahan kecil. Ini salah satu perubahan terbesar dalam hidupku.
•••
Kim
Kesan pertama yang kutangkap saat melihat Minju adalah: cantik.
Minju memang nggak bisa dibilang primadona sekolah, tetapi dia menarik. Kecantikannya terhalangi oleh poni panjang, rambutnya selalu dipotong rata tanpa model, dan dia terlalu sederhana untuk menjadi pusat perhatian.
Aku baru berteman dengannya selama kurang lebih dua tahun, tetapi cukup mengenalnya. Seperti yang kami semua tahu, nilainya selalu paling tinggi di kelas. Minjoo nggak seperti aku. Aku kagum padanya. Hanya, dia sendiri nggak pernah sadar kalau dia memiliki semua itu.
Malam ini, Thanks to me dan tangan-tangan artistikku, Minju kelihatan cantik sekali dengan dress off-shoulder warna hitam yang mengekspos bahunya. Pakaian yang kupinjamkan padanya itu terlalu sempit di badanku, tetapi pas di tubuh Minju.
Kami diantar sopirku ke pesta Heejin. Aku bertemu Hyunjin di sudut ruangan, sedang mengobrol dengan Seungmin dan Daehwi.
Hyunjin mengecup pipiku begitu kami datang dan berbisik 'Hai, cantik' seperti yang sering dilakukannya. Kemudian, perhatian semua orang berpindah ke Minju, yang dipanggil Hyunjin 'si rambut merah'.
Daehwi dan Seungmin (terutama Seungmin) terlihat shocked.
Minju memucat begitu Seungmin bertanya, "Rambut kamu diapain?"Nadanya dingin dan tenang seperti biasa, tapi kami semua menangkap emosi yang jarang muncul dari seorang Seungmin. Hyunjin dan Daehwi saling memandang. Aku menatap Minju yang menunduk, berharap dia memiliki sedikit keberanian untuk menjawab.
"Kamu apain rambut kamu?" Seungmin bertanya lagi, kali ini suaranya lebih keras.
"Aku..." Minju menggantungkan kalimatnya. Seungmin nggak pernah membentak, apalagi kepada Minju.
Akhirnya, aku yang angkat bicara.Kasihan Minju, "Gue yang usul supaya rambutnya dipotong dan dicat. Nggak permanen kok, sekali cuci juga ilang warnanya."
Seungmin berbalik menatapku,"Kenapa Minju harus pake baju terbuka dan cat rambut jadi merah? Lo kan tau dia nggak nyaman, sekali lihat bahasa tubuhnya aja lo udah tau dia risih!" Suara Seungmin lirih, tetapi wajahnya menyiratkan kesal.
Dilepaskannya jaket yang dipakainya dan ia sampirkan di pundak Minju.
Wajah Minju semakin pucat, "Bukan karena Kim, Seungmin. Kim nggak salah, kok," kata Minju.
Aku menghela napas. Kadang, Seungmin benar-benar keterlaluan.
Aku kembali membela Minju,"Memangnya apa yang salah dengan baju pesta, sedikit riasan, dan cat rambut? Minju nggak butuh izin lo untuk itu."
Rahang Seungmin mengeras, tampak dia sedang berusaha mengendalikan kemarahannya.
"Udahlah, Min. Lo kenapa sih? Minju kan cuma mau coba penampilan baru. Harusnya lo seneng liat dia tampil cantik." Hyunjin ikut bersuara.
Namun, si keras kepala satu itu menyahut datar tanpa emosi,"Jangan ikut campur. Ayo pulang, Ju. Pakai jaketnya."
Dengan ragu, Minju mengenakan jaket Seungmin.
"Ayo kita pulang," ulang Seungmin sekali lagi, lebih lembut.
"Tapi, kita kan baru sampai. Aku belum salamin Heejin. Kadonya-"
"Ayo." Seungmin menarik tangan Minju sehingga kado Heejin yang dipegangnya jatuh ke lantai.
Daehwi berusaha menghalangi, tetapi Hyunjin mencekal lengannya,mengisyaratkan agar nggak ikut campur.
Aku ingin sekali membawa Minju kembali. Aku bisa melindunginya lebih baik daripada Seungmin.
Seungmin keterlaluan.
•
•
•

KAMU SEDANG MEMBACA
Empat Hati
أدب الهواة[Completed] Hwang Hyunjin, Kim Seungmin, Kim Hyunjin, Kim Minju. #1 Minjoo [05.06.2019] Started : 9 Mei 2019 End : 24 Mei 2019 ©2019, fraideyy