04 : Ngambek

6.5K 929 11
                                    


Aku double up, dan kemungkinan seminggu ini gak up dulu ya ~ awok...awok

Jangan lupa vote dan commentnya kalo ada yang typo maafkan aku ya 😚

Happy Reading 💚

Happy Reading 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pukul 17.00 WIB tepat, kamu bergegas untuk menyiapkan makanan untuk berbuka. Biasanya Jaehyun akan sampai rumah pukul 17.15, jadi kamu masih punya waktu untuk mempersiapkan makananya.

Untuk hari ini kamu gak masak lagi, karna alesan 'ngambek'. Jadi kamu tadi beli makanan diwarung makan depan komplek.

Tapi tiba-tiba kamu mendengar ada suara mobil Jaehyun yang sepertinya sudah terparkir didepan rumah, kamu buru-buru lihatin jam dinding yang ada diatas pintu kamar mandi dapur.

"Lah baru jam 17.05, biasanya kan 10 menit lagi ?" Gumammu dengan heran.

"Assalamualaikum sayang, imammu yang tampan dan soleh ini pulang ~" suara Jaehyun terdengar dari ruang tamu.

"Waalaikumsalam," lirihmu.

Rasanya kamu ingin menghampiri suamimu itu dan menciumi pipinya sampe merah, tapi apa daya ? Kamu kan lagi ngambek. Jadi ya gengsi aja gitu, dan pada akhirnya kamu memilih diam saja didalam dapur.

"Yang, kamu dimana ?" Jaehyun sedikit berteriak, tapi lagi-lagi kamu hanya diam dan memilih fokus untuk menajikan makanan.

"(Y/N) ?!"

Kamu berdecik kesal, "ck, AKU DIDAPUR."  Teriakmu dari dapur.

Jaehyun pun segera lari kedapur tanpa melepaskan jas kantornya terlebih dahulu. Setelah sampai didapur Jaehyun langsung melangkah mendekatimu yang sedang sibuk memindahkan sup buah kedalam gelas.

Dengan gerakan perlahan kedua tangannya melingkar dipinggangmu dan ia menaruh kepalanya dipundakmu. Sontak itu sedikit membuatmu kaget karena hembusan nafasnya sangat terasa dilehermu.

"Jae, aku lagi mindahin sup buah nih. Nanti tumpah," katamu dengan datar.

Jaehyun malah menggelengkan kepalanya sambil menghirupi aroma strowberry khasmu.

"Mandi sana, habis ini buka loh," usirmu secara halus.

"Telfon gak diangkat, WhatsApp gak dibales. Kenapa sih yang ? Kamu marah ya sama aku ya hm ?" Tanya Jaehyun dengan lesu.

"Jaehyun, ini udah mau adzan loh. Buruan mandi sana," kamu mengalihkan pembicaraan.

Bukannya menurut, Jaehyun malah mengeratkan pelukannya dipinggangmu. Hadeh-hadeh dasar bucien.

"Jaehyun ini bulan puasa loh ya, awas aja kalo macem-macem," ancammu.

"Ya palingan akunya khilaf," jawab Jaehyun dengan entengnya.

"Astagfirullah Jae...batal puasa kamu!" katamu sambil menyubit tangan Jaehyun yang ada dipinggangmu. Sang empu pun meringis kesakitan lalu melepaskan pelukannya.

"Yaallah yang....sampe gosong gini," keluhnya sambil mengusap-usap tangan yang kamu cubit tadi.

Kamu mau ketawa, tapi gengsi alhasil kamu cuma bisa menatap maut suamimu itu.

"Udah ah, males aku. Tuh makanannya udah aku siapin semua, aku ke kamar dulu." Baru aja kamu mau pergi tapi tanganmu ditahan oleh Jaehyun.

"Gak nemenin aku dulu ? Sini dong yang, temenin aku buka puasa." Kata Jaehyun sambil menuntunmu ke arah meja makan dan menarik satu kursi untuk kamu lalu mempersilahkan kamu duduk.

Kamu sebenernya masih marah sama Jaehyun cuman gara-gara cimol tadi, tapi ini Jaehyunnya malah minta ditemenin makan. Kan kamunya jadi gak bisa nolak.

Tak berselang lama, adzan magrib pun berkumandan. Jaehyun segera membaca doa berbuka dan meminum air putih terlebih dahulu. Lalu kemudian ia mencicipi sayur bayam yang ada didepannya.

"Ini beli ya yang ?" Jaehyun mulai menyadari kalau itu bukan masakanmu.

Hmm--- sudah hafal rupanya.

Kamu mengangguk jujur, "Iya bukan, tadi aku beli diwarungnya mba Surti."

Jaehyun menghela nafas, "Padahal aku pengen banget masakan kamu, tapi yaudahlah gapapa." Kata Jaehyun dengan pasrah.

Kamu sebenernya kasihan sama suamimu itu, tapi balik lagi 'kamu kan lagi ngambek'. Duh emang dasar cewek.

Sedetik kemudian kamu beranjak dari duduk, dan ingin pergi ke kamar. Soalnya kamu gakuat lihat Jaehyun terus-terusan kaya gini. Yang ada nanti ngambeknya batal kan galucu.

"Mau kemana ?" Jaehyun mendongakan kepalanya dan menatapmu dengan heran.

"Ke kamar," jawabmu dengan singkat.

"Disini aja, ayo sini suapin aku." Kata Jaehyun.

"Makan sendiri kan bisa Jae, udah buruan dihabisin. Trus buruan ambil air wudhu. Aku tungguin dikamar." Katamu dengan lembut,  lalu bergegas pergi meninggalkan Jaehyun sendiri dimeja makan.

"(Y/N) SESENDOK AJA DEH PLEASE." Jaehyun berteriak dari dapur.

"AYO JAE KEBURU TARAWIH NANTI!" Balasmu sambil menaiki tangga.

✨✨✨

"Sayang ayo buruan," teriak Jaehyun yang berada diambang pintu kamar.

"Bentar," singkatmu.

Kalo misalkan tadi kamu yang nyuruh Jaehyun untuk cepet-cepet, sekarang gantian Jaehyun yang gasabaran dan nyuruh kamu cepet-cepet.

Sangat melengkapi bukan ?

Ini adalah waktunya shalat tarawih, tapi kamu masih aja didalem kamar sambil make mukena. Make mukena aja setahun ya. Tapi pada akhirnya kamu pun selesai dan telah siap, tanpa ba bi bu kamu langsung keluar dan jalan melewati Jaehyun yang ada didepan pintu kamar.

Kamu ini masih mode ngambek loh ya.

"Yang, aku tungguin kok malah ninggal sih..." kata Jaehyun sambil menyamakan langkah denganmu.

"Katanya suruh buruan, ini aku udah jalan cepet malah salah lagi," ketusmu sambil mengunci pintu rumah, "Emang dasarnya gak pernah bener ya gini," gumammu dengan pelan.

"Ya Allah yang, aku gak nyalahin kamu kok, kamu kenapa sih yang ?" Ternyata Jaehyun masih bisa mendengar gumaman mu tadi.

Dengan cepat kamu menggelangkan kepala, "Gak ada apa-apa," ketusmu, "Gerbangnya kunci ya." Katamu sambil memberikan kunci gerbang kepada Jaehyun.

Setelah itu kamu berjalan lagi mendahului Jaehyun yang sedang mematung kebingungan.

"Salah gue apa ?" Gumam Jaehyun sambil garukin tengkuknya yang gak gatal.

To be continued...


©Kimjaerin04









Imam | JJH X YOU (Ramadham Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang