Chapter seven

913 57 8
                                    

Raya POV

"Sya, aku lapar. Temenin makan!"  Aku segera membawa dia ke dapur.

"Sya, dia siapa sih ? Kok bisa tidur disini ? Kamu tadi juga ngapain ngerongkong kaya gitu?" Aku duduk di kursi lalu Tesya menghampiriku.

"Kamu mau percaya atau gak terserah, cewek itu salah masuk rumah. " Jelas Tesya mengusap pipiku.

"Bukan gitu sayang, aku takut dia orang jahat kan ga kenal juga itu orang mana ? Mau ngapain?" Aku sedikit protes. Sebenarnya aku cemburu.

"Iyaa , dia itu salah masuk rumah. Dia dari Bali kaya orang bingung tingkah dia juga aneh. Kayanya itu efek kecapean. Makanya aku suruh dia duduk istirahat dulu. Aku bikinin dia juice terus lanjut masak buat kamu sama Rayi. Pas aku balik lagi, cewek itu udah tidur. Terus……" Matanya bermain dalam pikiranku. Dia selalu membuatku degdegan.

"Terus apa ? Kamu peluk dia gitu ? Karena dia capek ?"

"Ihh apaan sih, ga lah yang. Terus tadi itu tasnya ada diperut dia kan pasti pengap makanya aku tadi turunin tas punya dia. Kamu jangan mikir aneh aneh juga kali" Tesya memang curang, seharusnya aku yang marah padanya , tapi sekarang jadi berbalik.

"Ehh iyaa iyaa, maaf deh. Yaa apa salah gitu kalo aku cemburu ?" Mata hitamku menatap ke atas seperti berpikir keras.

"Iyaa gak deh, sini cium duluuu. Muaaaacchhhh" satu ciuman mendarat dipipi kananku.

"Syaa , bisa ga kalo kamu cium aku jangan menggoda banget ini kan masih siang" Tatapanku sudah tidak beraturan kesana kemari kemana mana haha.

"Ahhh udah ahh, kamu laper kan ? Panggil Rayi gih kita makan bareng" Tesya.

"Yaudah sekalian cewek tadi juga deh ajak makan, kasian juga kalo dia abis perjalanan jauh" ujarku rada malas.

"Emm, yakinnnn ? Gpp ? " Tesya memelukku dari belakang.

"Iyaa sayang, maaf yaa aku tadi cuma cemburu aja. Aku percaya sama kamu. Tolong, jaga kepercayaan aku yaa. Kamu tau ?"

"tau apa? Tau kalo kamu sayang aku" Tesya menatapku lembut.

"lebih dari itu, I love you more than you know. Kamu hal yang terindah yang aku miliki dan tidak ada yang bisa menggantikannya. Tolong jangan pergi lagi. Aku hanya takut kehilangan untuk kesekian kalinya" jelasku membawa duduk.

"asal kamu percaya, aku akan menjaganya" Tesya tersenyum lembut meyakinkan.

Selanjutnya kami makan bersama, termasuk dengan orang nyasar tadi. Dia membiarkannya ikut makan bersama tanpa ada rasa cemburu lagi. Ada yang beda dari kak Raya, dia lebih dewasa lagi. Yaa.. Meski tadi sikap cemburunya seperti anak kecil.

*****

Tesya POV

Akhir akhir ini kak Raya dan Rayi jarang dirumah, aku sering ditinggalkan sendiri. Karena mereka sedang melaksanakan KKN,  jadi jarang pulang kerumah. Tapi sebelumnya kak Raya menyarankanku untuk kembali ke bali selama KKN itu berlangsung, tapi aku menolaknya , entahlah rasanya malas saja untuk pergi kesana lagi. Aku tidak boleh berpikir negatif kepada mereka. Karena memang jadwal kukiah dan tugas mereka sedang padat untuk menghadapi semester selanjutnya. Jujur, aku kesepian, seperti sia sia mungkin datang kesini? 

Tok...tok..tok...

"siapa? Udah larut malam begini" Aku segera membuka pintu. Semoga bukan maling dan aku berharap itu kak Raya dan Rayi.

Brugghhhhhh...

"astagfirullah… kamu kenapa? " Aku segera membawa Himeka yang sempoyongan.

Open & Close(r)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang