"permisi, apakah ada murid yang bernama Peter Parker?" Ucap seorang guru yang tiba-tiba masuk ke salah satu kelas di Taman Kanak-kanak. (Aku gatau Peter ditinggal orang tuanya kapan wkwk. Anggap aja pas TK yak. Maklum, noob).
"Aku, Bu!" Jawab anak itu dengan suara melengking tinggi khas anak-anak. Ya, dia adalah Peter Parker.
"Baiklah, ayo ikut dengan ibu." Ucap guru, yang lebih tepatnya ia adalah wali kelas dari kelas itu sendiri.
Peter yang tidak mengetahui apapun hanya mengikuti perintah gurunya. Keluar dari kelas dengan membawa tasnya dan berjalan mengikuti gurunya tersebut.
"Peter akan dibawa kemana, Bu?" Tanya Peter yang penasaran.
"Kita akan ke rumahmu." Jawab guru itu sambil membukakan pintu mobilnya dan menyuruh Peter untuk masuk.
Singkat cerita, mereka sudah sampai di rumah Peter yang di penuhi dengan karangan bunga dan orang-orang yang memakai pakaian serba hitam. Dengan keluguan Peter, ia langsung menghampiri bibinya, May Parker.
"Bibi May, ada apa? Mengapa banyak sekali orang disini? Dan bunga-bunga yang bertuliskan nama ayah dan ibu?" Peter memang sudah bisa membaca. Ia hanya tidak mengerti kenapa ada tulisan "Turut berbela sungkawa" dan disertai nama orang tuanya.
"Kau akan mengetahuinya saat kau sudah siap nanti nak." Ujar May dengan mata sembabnya. Kentara ia baru selesai menangis.
"Aku ingin menemui ayah dan ibu, Bibi May" kata Peter dengan suara kecil.
"Baiklah, ayo." May mencoba sekuat mungkin untuk tidak menangis di depan Peter.Mereka berjalan ke ruang tengah. Melihat ada satu lelaki dan perempuan yang sudah tertidur untuk selama-lamanya di dalam peti mati.
"Hei ayah, ibu, ini Peter. Ayo bangun Peter sudah pulang. Mari kita makan" Peter tampak berkaca-kaca. Perlahan, ia mulai mengerti. Peter adalah anak yang pintar. Ia mengerti sekarang. Orang tuanya meninggalkan ia untuk selama-lamanya.
"Hei Pete, tenanglah. Mari kita antar mereka" ucap paman Ben lalu mengendong Peter.
Flashback off.
"Hanya itu yang ku ingat, May. Apakah benar?" Tanya Peter yang sekarang umurnya sudah 15 tahun.
"Mari kita bicarakan ini, Ben." Ucap May memanggil suaminya, Ben Parker.
"Ya, orang tuamu sudah meninggal sejak kau masih di taman kanak-kanak, Pete. Maafkan kami, kami baru memberitahu mu. Tapi tenanglah, kami akan selalu ada di sisimu." Kata Ben dengan halus. Dan Peter hanya tersenyum kecut mendengar perkataan pamannya barusan.
'pantas saja Flash selalu mengejekku anak yatim piatu.' batin Peter.
"Ya, tidak apa Paman Ben. Baiklah terimakasih, aku akan tidur. Selamat malam Paman Ben, selamat malam Bibi May." Kata Peter langsung memasuki kamarnya.
Di dalam kamarnya, 'baiklah Pete, kau harus kuat menerima berbagai ejekan dari Flash, lagi.'
TO BE CONTINUED.
Happy reading!
Frommmmm: zaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank you, Mr. Stark
Fiksi PenggemarHanya cerita tentang seorang anak berumur belasan tahun yang berasal dari Queens bernama Peter Parker. Irondad and Spiderson.