Setelah kematian Ben dan May, Peter akan tinggal di panti asuhan. Sebenarnya Peter tak ingin. Sangat tak ingin tinggal di panti asuhan. Tapi bagaimana lagi, ia harus tinggal disana karena statusnya kini, yaitu 'yatim piatu'.
"Aku rindu masakanmu, Bibi May..." Lirih Peter sebelum ia berangkat ke sekolah. Akhir-akhir ini pun ia jarang sarapan karena ia tidak sempat.
-
Peter sampai di sekolahnya. Segera mengambil barang-barangnya di lokernya lalu Peter merasa ada yang menepuk pundaknya.
"Sup Penis Parker!" Ucap Flash dengan lantangnya serta dibaluti dengan gelak tawa para teman-temannya.
"Kau mau apa?" Jawab Peter tak peduli.
"Aku hanya ingin berbelasungkawa atas kepergian paman dan bibi mu itu" kata Flash yg dramatis.
Peter tak menjawabnya. Ia langsung melenggang pergi ke sembarang arah. Malas berurusan dengan Flash. Apa sudah aku perkenalkan dia? Dia anak lelaki dari orang tua yang berada bernama Flash Thompson. Ia sangat tidak menyukai Peter. Alasannya karena Peter suka memperbaiki jawabannya.
"HEI!! AKU SEDANG BERBICARA DENGANMU, PENIS!" Teriak Flash berapi-api.
Peter hanya melirik ke belakang sedikit, lalu kembali melanjutkan langkahnya.
"Temui aku di belakang sekolah atau tidak... Ku jamin kau akan menderita" Peter hanya menghela napas.
-
Peter sampai di kelasnya. Ia segera duduk dan diam. Lebih tepatnya melamun. Peter masih terkejut dengan kematian Paman dan Bibinya. Satu-satunya keluarga yang ia miliki hanyalah Ben dan May.
"Hey Bud, kau sudah sarapan?" Tanya Ned sambil membawa kotak makanan kepada Peter.
"Ku tebak, pasti belum. Ini, makanlah. Ibuku membawakannya untukmu."Peter mencoba tersenyum setulus mungkin. Ia tidak mau membuat sahabatnya ini sedih.
"Thanks, Big Bro." Peter memasukan bekal yang dibawa Ned untuknya tadi ke tas nya. Ia akan memakannya saat jam makan siang.-
"Hey! Siapa yang memakan shawarma ku?!" Ucap seorang Billionaire. Siapa lagi kalau bukan Tony Stark.
"Aku, Stark." Jawab Clint dengan santai. Clint, Clint Barton. Sang Hawkeye *atau sekarang menjadi Ronin.
"Kulihat, tidak ada makanan lain. Ya sudah ku makan saja. Daripada aku mati kelaparan." Lagi-lagi Clint menjawab dengan tampang tak berdosa. Sedangkan sang pemilik shawarma itu sudah siap menembakan peluru tepat di kepala Clint."Ssstttttt kalian seperti anak kecil saja." Ucap kakek. Ups, Steve Rogers maksud ku. Sang Kapten Amerika.
"Ayolah, kau kan memiliki banyak uang. Tinggal membeli lagi apa susahnya."
"Diam." Jawab Tony dengan nada sarkasnya."Apakah kalian mengenal dia?" Tanya Natasha. Natasha Romanoff, Black Widow.
Nat menunjukkan sebuah hologram yang menayangkan seorang yang memakai spandeks merah biru berkeliaran di daerah Queens, membantu penduduk sekitar yang terlihat kesusahan atau mendapat musibah seperti kecopetan.
"Kudengar, ia adalah Spider-Man." Kata Nick Fury.
"Shit!" Tony keceplosan saat melihat manusia laba-laba itu dengan mudah menghindar dari mobil yang akan menabraknya.
"Language." Siapa lagi kalau bukan, Steve."Kita harus merekrut manusia laba-laba ini." Ucap Nick Fury.
"Jadi, siapa yang pertama?" Dan semua anggota Avengers disana pun tertantang.-
Di belakang gedung sekolah..'Bugh!' satu pukulan mengenai pipi lembut Peter.
"Makanya, Penis, kalau aku sedang berbicara, jangan kau abaikan. Jangan sombong. Kau hanyalah anak yatim piatu, miskin, bodoh, dan menyedihkan." Kata Flash berapi-api.
Dan pukulan lainnya mengenai sudut bibir Peter yang kini sudah berdarah dan sudut mata yang sudah berganti warna menjadi ungu.
"Hei, kau! Hentikan!"
-
Hello, maaf updatenya lamaa hehe. Minal aidzin wal Faidzin yaa wkwk
Anggap aja kalau Civil War ga terjadi.
With love, zaa👄
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank you, Mr. Stark
FanfictionHanya cerita tentang seorang anak berumur belasan tahun yang berasal dari Queens bernama Peter Parker. Irondad and Spiderson.