18. Last night

677 84 9
                                    

Vote n comment as always
.
.

Sorry 4 typo
.
.

Now playing
(Words of my heart by Kim Yeon ji)

Hwall menghela napas dalam sebelum memulai percakapan.

Malam ini pastinya akan sangat... berat.

"Lama ya? Sorry... "

"Nope. Baru sepuluh menit. "

Heejin seketika merasa gugup, karna Hwall tidak berhenti menatapnya.

"Hm, ada apa?" Heejin bertanya, setelah berhasil menguasai dirinya kembali.

"No, nothing. It's been a long... We haven't dating. "

Heejin mengangguk setuju. Setelah itu ia menghela napas berat. "Hwall... "

"Jadi? Kapan kira-kira berangkat?" tanya Hwall super tenang.

Heejin terkejut sesaat. "Kamu udah tau?"

"Ke Aussie, right?"

Heejin mengangguk. "Kamu tau dari mana?"

Hwall diam.

"Hwall, kamu tau dari mana?"

Hwall terkekeh. "Bukannya kamu yang kasih tau? Lewat mimpi?"

"It's not funny, " ucap Heejin sambil tertawa. "Aku serius Hwall. "

"Hm, I'm serious too. "

Sempat kembali hening sesaat, sampai akhirnya Heejin kembali bersuara.

"Kamu mau lanjut kuliah apa?"

"Belum kepikiran. "

"Aku selalu dukung apapun pilihan kamu, yang penting gak ikut Sunwoo sama Eric jual thai tea aja, " cibir Heejin.

Hwall dan Heejin sama-sama tertawa.

Hwall bingung harus mulai dari mana ia bicara.

Rasanya otaknya sudah begitu penuh, sampai sepatah katapun sulit untuk diucap.

Yang jelas, rasa bersalahnya sudah begitu menumpuk.

"Aras... Sorry for everything. "

Saat itu juga Heejin tidak bisa menahan air matanya.

Ini yang ia tahan sejak tadi.

Hwall ngerti kenapa Heejin tiba-tiba menangis.

Enam bulan mungkin bukan apa-apa, tapi selama itu Hwall merasa Heejin sangat berpengaruh untuknya.

Hwall menepuk pelan puncak kepala Heejin sambil terkekeh. "Don't cry. "

"Sorry... " ucap Heejin sambil menghapus air matanya yang terus mengalir.

Hwall terkekeh lalu menarik Heejin ke dalam pelukannya. "Jangan nangis dong jelek. "

Heejin tidak merespon.

Yang ia lakukan hanya balas memeluk dan menumpahkan air matanya di hoodie laki-laki itu.

"I miss you already, Ras. " ucap Hwall.

Heejin mendengar itu, dan hanya air matanya yang bisa mewakili perasaannya saat ini.

Senang, sedih, bingung, menyesal, semua jadi satu.

"Hwall... "

"Hm?"

"Aku gak tau... Bisa balik ke sini atau engga. "

Hwall mengangguk dalam pelukan mereka. "I know. Makanya, i miss you already. "

Heejin masih berusaha menghapus air matanya. "Janji gak ngerokok lagi?"

Hwall diam.

"Hwall... "

"No,  i can't. "

Hwall terkekeh ketika satu pukulan mendarat di punggungnya. "Iya-iya. I'll try. "

"Janji jangan berantem lagi? Sama siapapun itu. "

"Hm... Ya. "

"Jangan kebut-kebutan lagi. "

Hwall terkekeh pelan. "Hm. "

"Hwall... jangan bikin tante Helen khawatir terus, kamu gak ngerasain gimana rasanya Tante Helen yang selalu nunggu kamu pulang. "

"Gimana khawatirnya mama kamu, waktu liat kamu pulang dengan luka lebam, " ucap Heejin dengan nada bergetar.

Hwall mengangguk. "My mom already miss you too. "

Heejin mengangguk setuju. "Aku pasti bakal kangen juga. "

Hwall mempererat pelukannya dan mengusap puncak kepala Heejin berkali-kali.

"Jangan lupa makan, Ras. "

"Tugas penting tapi makan jauh lebih penting. "

Heejin kembali menumpahkan air matanya. "Hwall... "

"Jangan begadang terus. Aku gak bisa nemenin lagi nanti. "

"Kalo hujan cari payung, jangan nangis... "

"Aku gak bakal bisa jemput lagi soalnya, " lanjut Hwall sambil tertawa.

Tin.. Tin...

Hwall melepas pelukan mereka. "Tuh udah dijemput. "

Lalu ia tertawa melihat seberapa berantakannya Heejin. "Cengeng. "

Heejin menghapus sisa-sisa air matanya. "Makasih buat semuanya. Kamu juga jangan lupa makan. "

Hwall mengacak rambut Heejin. "Lap dulu itu ingusnya.  "

"Hwall ih, " Heejin memukul pelan lengan Hwall.

Hwall terkekeh.

"Jangan lupa bahagia. Semoga bisa dapat yang lebih baik... ," Ucap Hwall pelan.

Heejin menunduk sebentar sebelum akhirnya mengangguk lemah. "Kamu... gak sedih?"

Hwall menghela napas berat. "Sedih pun gak bisa bikin kamu tetap di sini kan?"

"I want you to stay, but i can't. Your parents know better, Ras. " Lanjut Hwall.

Heejin mengangguk.

Setelah itu Hwall mengantar Heejin ke mobilnya.

"Udah?" tanya Jungkook.

Hwall mengangguk. "Makasih bang. "

"Santai. Yaudah, gue duluan ya. Lo hati-hati bawa mobilnya. "

"Iya bang. "






























Menahan rindu memang sulit.

Sama seperti menahan diri untuk tidak menangis.

Dibalik kemudi Hwall menumpahkan semua air matanya.

Memang pada akhirnya pertemuan akan berujung pada perpisahan.

Tapi setidaknya Hwall senang, pernah menjadi bagian dari hidup seorang Heejinia Arasyta.

"I still love you, Ras... "













Tamat...









Tapi boong pffttt..

To be continue...

Mana ni yg minta badai?

Mohon hujatan, makian, apapun itu
Silahkannn...

Boyfriend | Hwall-Heejin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang