Don't forget vote + comment
Guys :)————oOo————
Hwall pov'
18.00 WIB
"Kamu jadi nyusul ke rumah Oma?"
"Iya, mam. "
"Yakin gak mau ke bandara nganter Aras?"
Gue berdehem sebentar. "Engga mam. "
"Nak, mama tau berat buat kamu ngelepas Aras pergi. Mama tau kamu pasti kecewa karna hubungan kalian harus selesai. Tapi setidaknya kamu temui dia sebagai bentuk support kamu untuk keputusannya. Gimana kalau Aras ternyata nunggu kamu di bandara? Terus dia sedih karna kamu gak datang.."
"Mam, i can't. ""Kenapa? Masih belum rela ya?" Mama terkekeh pelan sebelum melanjutkan. "Jodoh itu udah ada yang ngatur, Alvaro. Putus sekarang kan belum tentu karna gak jodoh? Gak ada yang tau besok-besok kan?"
Gue menghela napas dalam.
"Yaudah Mama tutup ya, hati-hati di jalan. Mama gak mau kamu kenapa-kenapa Hwall. "
"Mam, maafin aku. "
"Kenapa minta maaf?"
"Aku childish banget. "
"It's ok sayang, yaudah mama tutup ya. Jangan kebut-kebutan!"
"Iya mam. "
Bip!
Akhirnya gue bangkit buat ngambil jaket dan kunci.
Sebelum keluar dari kamar, gue ngaca sebentar buat memperbaiki penampilan.outfit serba hitam, emang cocok banget sama suasana hati gue sekarang. Berkabung.
Setelah itu gue turun, kunci pintu dan gue sempet bingung mau pake motor apa mobil.
Akhirnya gue memilih masuk ke mobil, tapi belum ada se menit gue keluar lagi.
Dan gue akhirnya memilih naik motor untuk menghindari macet.
Gak usah pakai izin, karna gak ada siapa-siapa juga di rumah.
Gue memutuskan buat benar-benar gak datang ke bandara.
Dan gue lebih memilih datang ke rumah Oma.
Gue mengendarai motor cukup kencang, karna jalanan juga lagi lengang.
Entah kenapa bayang-bayang muka Aras tiba-tiba melintas di otak gue.
Membuat dada gue bener-bener sesak, dan rasa bersalah gue makin besar.
Gue akui kalau kemarin gue terlalu bodoh, gak punya pendirian, atau lo bisa sebut gue brengsek.
Dan usaha gue buat perbaiki semuanya terasa sia-sia.
Shit, Alvaro tolol.
"Let's break. "
"Terus kamu sendiri gimana? Ketemu sama cewek lain kan?"
"Anggap 6 bulan kemarin bukan apa-apa. "
"... Kamu pasti tau, setiap perempuan selalu mau jadi satu-satunya. "
Gue menggeleng kuat, berusaha mengusir suara Aras yang terasa terngiang di telinga gue.
Yang buat gue makin bersalah dan sadar.
Hubungan gue hancur karna keegoisan gue sendiri.
Dan Aras ikut jadi korban keegoisan gue di sini.
Dan lebih pengecutnya lagi, gue gak datang nemuin dia malam ini.
Untuk sekedar minta maaf buat semua rasa sakit yang pernah gue kasih ke dia.
Suara-suara itu akhirnya nuntun gue buat memutar arah menuju jalan ke bandara.
"Shit, 25 menit lagi. "
Gue menarik gas, menambah kecepatan jadi di atas rata-rata. Mengabaikan rasa sesak yang benar-benar menyiksa.
Yang ada di pikiran gue cuma satu, ketemu Aras, jelasin semuanya, and of course minta maaf.
Tinnnnnnn.....
Cahaya yang datang dari arah berlawanan buat gue gak bisa menghindar dari apapun yang ada di depan gue sekarang.
Gue hilang kendali.
Prashh...
Gue gak tau apa yang baru aja terjadi, yang gue tau setelah nya semuanya berubah jadi gelap.
"Maafin aku ras. "
——oOo——
Hi!
Pasti udh pada hapus ini cerita dari library ya hehe
Staysafe guys!!!! Jgn lupa
#dirumahaja
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend | Hwall-Heejin
Fanfiction[complete] "Semua tentang kamu, di luar ekspektasiku. " -Dari Heejin untuk Hwall Started: 01.03.19 Finished: 06.04.21