24. Bian dan Lily

294 39 4
                                    

BRAKK!!

"Akhh!!"Aku mengerang saat tubuhku terpental dari kursi rodaku. Lily mendorongku saat aku memanfaatkan kelengahannya dan mencoba untuk kabur dari sini. Aku tidak menyangka Lily bisa sekuat ini, bahkan dia berhasil membuatku tidak berkutik di depannya.

"Kamu itu punyaku"aku buru-buru menahan tubuh Lily saat dia hendak menyerang lagi, menyerang dalam artian memilikiku seutuhnya.

"LILY SADAR!"bentakku sambil mendorong tubuhnya kuat hingga dia terpental, tapi bukannya menyerah, dia justru menatapku sambil menyeringai.

"Percuma kamu menolakku Bi, dengan adanya kamu disini kamu sudah jadi milikku seutuhnya"aku berdecih mendengar perkataannya yang terlalu percaya diri itu.

"Bukan begini Lily yang gue kenal"ucapku lirih, biar bagaimanapun aku masih mengharapkan Lily kembali seperti dulu.

"Kamu pernah bilang kalau cinta itu ketika seseorang menjadi pusat duniamu, tapi sekarang kamu justru menghancurkan duniaku gitu aja Bi"

"Bulshit"kami sama-sama menoleh ke arah suara itu, dan Dava lah yang sudah berdiri di depan kamar Lily yang memang sudah terbuka.

"Lalu kalau Bian sudah menjadi dunia lo lantas dia harus membalas perasaan lo? Elo boleh berjuang untuk memilikinya, tapi lo nggak ada hak untuk memaksakan perasaannya"ucap Dava lagi, sial! Kenapa dia bisa ada disini sihhh.

"Dava pergi!"seruku tapi si kampret itu malah tidak bergeming.

"Cih, orang yang paling ingin kusingkirkan sekarang malah menyerahkan dirinya sendiri kemari"ucap Lily tajam.

"Menyerahkan diri? Kayaknya lo udah salah paham, gue mau jemput ayah dari anak gue"kata Dava yang membuat hatiku menghangat.

Tubuhku menegang saat Lily tiba-tiba menyerang Dava namun Dava masih bisa menangkis pukulan Lily. Melihat Dava yang bisa melawan membuat Lily naik pitam hingga akhirnya menyerang Dava secara membabi buta. Aku bergidik ngeri melihat baku pukul yang terjadi di antara mereka. Aku masih berusaha menyeret tubuhku mendekati mereka, demi Tuhan Dava itu sedang hamil tapi dia malah meladeni Lily untuk bertengkar seperti itu.

"Lil udah!!"seruku saat Lily berhasil menjatuhkan tubuh Dava, dengan menduduki kedua pahanya, Lily mencengkram leher Dava sehingga membuatku refleks menarik tangan Lily sekuat tenaga sehingga tubuhnya ambruk tepat di atas tubuhku.

"Lepas Bi!"Lily masih berusaha meronta namun aku tetap menggenggam tangannya erat, aku berusaha menahan nyeri saat Lily beberapa kali memukul dadaku agar aku melepaskan genggamanku.

"Lily stop!"bentakku yang membuatnya terdiam, aku lalu beranjak duduk sambil tetap menggenggam tangannya. Kulihat di sudut pandangku Dava masih terduduk lemas sambil memegangi lehernya.

"Kenapa kamu nggak pernah sedikitpun memandang aku Bi, aku yang selalu ada buat kamu, aku yang selalu ada saat cewek itu ninggalin kamu"tunjuknya pada Dava.

"Gue tau Lil, makasih karena lo selalu ada buat gue, sebisa mungkin gue pun selalu ingin ada buat elo Lil, tapi hanya sebagai sahabat, nggak lebih"

PLAKK!

Sebuah tamparan kembali kuterima di pipiku.

"Kamu jahat Bi"

"Seharusnya yang jahat itu bukannya elo?"kami menoleh ke arah Dava yang masih terduduk di tempat semula.

"Seharusnya yang jahat itu elo Lil, dan egois. Dan asal lo tau, lo itu nggak cinta sama Bian, karena cinta lo udah berubah jadi obsesi. Ya, lo tuh nggak cinta sama Bian, tapi terobsesi untuk memiliki dia"

Aku buru-buru menarik tubuh Lily saat dia hendak berdiri mendekati Dava.

"Dava, pergi Dav, please" pintaku, keberadaannya disini hanya membuat keselamatannya terancam. Aku tidak mau dia dan anakku terluka, percayalah bahwa Lily saat ini sangat berbahaya, dia sedang tidak bisa berpikir sehat.

The Hot Guardian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang