6. brummmm citttttt.

12 3 0
                                    

"Aidan, Airanz, Aikhan, Aila, Ainun.... turun sekarang waktunya buka puasa" teriak Aini dari meja makan menyuruh ke lima anaknya untuk segera turun dan makan malam di meja makan.

"Aduhhh bun jangan teriak-teriak napa? Ini udah malem, nanti tetangga pada bangun semua lagi" keluh untung sambil menutup telinganya.

"Hehehe maaf maaf kelepasan, abis kalo nggak diteriakin mereka nggak turun-turun".

"Ya tapi kan...." belum sempat untung melanjutkan bicaranya, omongannya langsung dipotong Aikhan.

"Jadi makan nggak ni, cacing-cacing di perut Aikhan udah pada dangdutan nih" protes Aikhan kepada kedua orang tuanya yang sedang asik berdebat.

"Kamu cacingan khan? Ya Allah perasaan Aikhan dikasih makanan yang bergizi terus tapi kok bisa cacingan ya? Waktu SD juga rajin imunisasi sama minum obat cacing tapi kok masih cacingan aja sih" Aini membolak-balikan badan Aikhan seperti polisi yang sedang me-razia pelanggar lampu merah.

"Aduhh bunda apaan sih? Itu cuma perumpamaan bun kalo Aikhan pagi laper" protes Aikhan tegas sambil menghentikan tangan Aini yang terus memutar-mutar badannya

" ohhh kirain..." jawab Aini dengan wajah datarnya yang membuat Aikhan kesal dan membuat untung terkikik melihat tingkah kedua orang di depannya ini. Setelah pertengkaran sengit antara ibu dan anak itu selesai Aikhan dan Aini langsung duduk di kursi masing-masing disusul dengan Aidan, Airanz, Ainun dan........ tunggu masih kurang satu manusia lagi ini.

"Ehh ini si Aila mana?" Tanya Untung yang sedari tadi mengabsen anak-anaknya.
"Nggak tau" jawab Aidan, Airanz , Aikhan dan Ainun secara bersamaan.
"Dan panggil gih adek kamu" perintah untung kepada Aidan.
"Anak ayah itu" jawab Aidan sambil terus memakan makanannya.
"Di suruh malah ngejawab mau jadi......" belum sempat untung melanjutkan perkataannya, dia sudah lebih dulu dikagetkan dengan munculnya Aila yang tiba-tiba sudah duduk manis.

"Nggak usah dipanggil yah" kata Aila yang sudah duduk di kursinya dengan wajah kusut dan leceknya.

"Kok tiba-tiba jadi bau ya.." goda Aidan sambil pura-pura mengendus bau yang ada di sekitarnya.

"Iya nih kok jadi bau ya" lanjut Airanz mengikuti ucapan Aidan sementara Aikhan masih setia dengan wajah cemberutnya dan Ainun....? Sudah jangan ditanya lagi sudah pasti dia sibuk dengan makanannya.

"Ini kaya bau kotoran kambing yang biasa buat pupuk tanamannya bunda ini. Tapi kok baunya bisa sampe sini ya?" Aidan melanjutkan aksinya untuk menggoda Aila.
"La itu pupuknya kamu buat mandi ya kok baunya dari kamu sih" tanya Aidan sambil menutup hidungnya.

"Ayahhhh bang Aidan tu" adu Aila kepada Untung yang masih asyik dengan makanannya.
"Arrrghhhhh ini semua gara-gara si Udin" lanjut Aila. Yaaa ini semua memang gara-gara Udin aka Arfeano yang melempari Aila dengan kotoran kambing yang dia kira tanah liat tapi ternyata malah kotoran kambing yang sudah jadi pupuk. Tapi kalau dipikir-pikir ini semua bukan sepenuhnya salah Udin karena Aila dulu yang menyiramnya dengan air hingga dia basah kuyup.

"Kalian inu apaan sih, kita itu sekarang lagi makan kok malah ngomongin yang jorok-jorok sih" ucao Aini yang akhirnya menanggapi apa yang anak-anaknya bicarakan.

"Bang Dan sama bang Ranz dulu tadi yang mulai" Aila membela dirinya sendiri.
"Dasar tukang ngadu" ejek Aidan dan Airanz bersamaan.
"Biarin" ucap Aila lalu menjulurkan lidahnya tanda sedang menantang.

Tinggggggg....

Bunyi sendok dan garpu yang bertabrakan dengan puring mengagetkan 3 orang yang sedang asyik saling menantang. Yaaa siapa lagi kalau buka Aila, Airanz dan Aidan.

"Ahhhh kenyangnya" ucap Ainun sambil mengelus perut besarnya setelah sukses menghabiskan semua makanannya.
"Ehhh buset dah,  tot ini semua lo yang abisin? Tanya Airanz seakan tida percaya dengan apa yang dilihatnya barusan.
"Yaaaa seperti yang abang liat" jawab Ainun dengan santainya setelah itu meminun susunya dalam beberapa tegukan susu itu tandas tak tersisa.

AI STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang