10. Bukan kaleng-kaleng.

3 1 0
                                    



"Aduhhhhhh, main asal jitak aja sih. Alamat deh palanya dilraba dilmurat benjol, awas lu gue laporin kak seto bang" ancam Aila dengan tatapan garangnya kepada Airanz.

"Lo kita gue bocah ingusan yang bisa dibohongin pake cara begituan heh? Sorry yaa...tapi tidak semudah itu ferguso" ucapan Aidan yang terkesan meremehkan itu seketika dusetujui oleh kedua kakak somplaknya yang lain dan, hal itu juga sukses membuat Aila menyesal mengucapkan kata-katanya yang nyatanya tidak berpengaruh sama sekali.

Aila kehabisan kata-kata untuk berdebat dengan abangnya yang satu ini, karena si Airanz memang terkenal akan lidahnya yang tajam setajam golok (kalo silet kan udah mainstream sekali-kali cari yang limited edition lah, biar anti-anti mainstram), kalo sekalinya ngomong langsung nylekit sampe mbekas di hati.

"Apaaa?? Awas bola matanya mau keluar tuh dari matanya" tegur Aidan pada Aila. Disini terlihat sekali kalau kedua abangnya yang koplak bin somplak ini sama sekali tidak memihak kepadanya.
"Huhh huhh huhh Serah" Aila mendengus kasar sampai hidungnya memerah dan kebang kempis, lalu duduk tepat di samping ayah tercintanya setelah mengatakan satu kata keputus asaannya.

"Ohh ya laa" panggil untung yang notabennya ayah satu-satunya (lha mau siapa lagi?).
"Hmmm.." jawab Aila lebih tepatnya dia hanya berguman.

"Ailaaa..." panggil untung lagi.
"Apa??????...." jawab Aila mulai jengah karena dia sedang berada pada mood yang kurang baik.

"AILA PUTRI BUDIMAN....." panggil untung sekali lagidengan menekan nama lengkap anaknya.

"Dalem ayahhhh" jawab Aila pada akhirnya dengan menggunakan logat jawa.

"Nah gitu kalo dipanggil, bukan cuma ham hem ham hem aja emang mau nyanyi lagu nisa sabyan hmmmmmmmmmmmmmmmmm" protes untung sambil bernyanyi lagu nisa sabyan.

"Lah ni orang malah nyayi, subhanallah ternyata ni orang bapak gua" batin Aila berteriak ketika mendengar kemampuan menyanyi ayahnya yang sangat merdu, merusak dunia.

"Ooo iya la...." panggil untung lagi.

"Hmmmmmmmmmmmmmmmmm hmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm" jawab Aila menirukan nyanyian ayahnya tadi.

Pletakkk

"Adohhhh.... nggak abang nggak ayah semuanya ngeselin, ini kekerasan dalam kekeluargaan namanya " teriaknya setelah sebuah jitakan mengenai dahinya yang mulus.
"Ya ampun ni anak sekolah bukannya tambah pinter malah tambah somplak aja sih. Heran ayah" kata untung setelah mendaratkan satu jitakan mulus di dahi anak perempuan kesayangannya itu (ya karena nggak ada yang lain, cuma dia anak perempuannya thor).

"Lah kesomplakan ini kan nurun dari bapaknya" guman Aila lirihhh sekali sambil merengut kesal.
"Kamu ngomongin ayah tadi???" Tanya untung penuh selidik pada putrinya itu.
"Enggak itu kucingnya sarimin lagi belajar terbang.." jawab Aila sangat ngasalll tidak tau berasal dari mana.

"Beneran???? Ooo iya tadi ayah mau ngomong apa jadi lupa kannnn sekarang. Kamu sihh" marah untung kepada anaknya yang tidak berdosa. Sementara Aila hanya bisa melongo memandangi ayah tercintanya sambil berguman dalam hati 'salah gua apaaaaaaa??????'.

"Oo sekarang ayah inget........" untung sudal membuka mulutnya lebar-lebar hendak mengatakan sesuatu.

1 detik...

5 detik...

20 detik...

"Tu kan ayah jadi lupa lagi...".

"Serah deh yahhh serah....." pasrah Aila pada ayahnya yang mungkin mengalami sedikit keamnesiaan atau bahasa kasarnya kepikunan.

"Hehehehehe canda canda...
heee semua somplak bersaudara cepat kumpul di ruang keluarga sekarang" perintah untung dengan tidak berperasaan karen mengatai anaknya sendiri somplak.

AI STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang