00 : tentang luka

628 32 12
                                    

Mengenangmu - Kerispatih.

Takkan pernah habis air mataku
Bila ku ingat tentang dirimu
Mungkin hanya kau yang tahu
Mengapa sampai saat ini ku masih sendiri

Adakah disana kau rindu padaku
Meski kita kini ada di dunia berbeda
Bila masih mungkin waktu berputar
Kan kutunggu dirimu ?

Biarlah ku simpan sampai nanti aku kan ada di sana
Tenanglah diriku dalam kedamaian
Ingatlah cintaku kau tak terlihat lagi
Namun cintamu abadi ?

Rasanya, sebuah kehilangan sudah menjadi hal yang biasa di dalam setiap kehidupan.

Entah kehilangan karena dia ingin mencari bahagianya, entah kehilangan karena dia harus menikah dengan yang lain, atau kehilangan karena masanya di dunia sudah berakhir.

Dan mungkin setelah kehilangan itu, seorang Devaro Prahadi akan selalu terdiam saat menatap layar hape yang tengah berada di dalam genggamannya.

Terpapar sebuah walpaper menampilkan dirinya dengan seorang perempuan yang sedang tersenyum dengan senyum yang hangat tanpa terlihat sebuah kesedihan sedikit pun.

Devaro akan terus menatap layar hape itu, berharap kekasihnya - Alana akan kembali menghubunginya dan memberi tau bagaimana kabarnya sekarang.

Mungkin ini sudah berada di dalam minggu ke 3, namun tubuh Devaro masih tidak seresponsif biasanya.

Dia hanya akan terdiam di dalam kamar, menghabiskan seluruh waktunya untuk melamun, menghabiskan 1 botol tequila dan menatap foto dirinya dan juga Alana yang terbingkai rapi dengan tatapan kosong tanpa emosi.

Sekarang hanya itu yang dapat Devaro lakukan, dan jika setiap orang melihat bagaimana keadaan Devaro sekarang, mereka hanya akan menemukan mata Devaro yang terisi dengan banyak nya kesedihan.

Semua ini terjadi setelah 3 minggu yang lalu, dimana seorang Devaro Prahadi harus melihat seseorang yang dia cintai yaitu Alana. Terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit dengan kain putih yang menutupi seluruh tubuhnya.

Seketika air mata Devaro pecah saat melihat keadaan kekasihnya, ia bahkan terjatuh lemas saat Dokter menyatakan bahwa Alana sudah tiada.

Hanya ada air mata yang mengalir di sebuah mata yang tengah menatap dengan tatapan datar tanpa emosi sedikit pun.

Tatapan kosong itu terus menetap di mata Devaro sampai Devaro melihat tubuh Alana dimasukkan ke dalam kotak kayu besar yang selalu orang bilang dengan peti.

Dan ia hanya bisa terdiam tanpa air mata saat melihat Alana harus di masukkan ke dalam tanah dan di kubur hingga ia tidak terlihat.

Sekarang hanya tersisa kekosongan di dalam diri Devaro, disaat Devaro melihat ke arah kedua orang tua Alana. Mereka berdua menangis tersedu saat harus kehilangan putri kedua mereka.

Sekarang mata Devaro tertuju ke arah seorang perempuan yang tengah menatap datar ke arah makam Alana dengan air mata yang terus menghujaninya, kakak Alana yaitu Aleya.

Serta sosok Alvin, adik Alana. Yang selama ini terkenal dengan ketegaran serta ketangguhannya, tangisnya harus pecah karena ia sudah kehilangan sosok kakak kesayangannya.

Destiny or CoincidenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang