Squirrel Sulks

695 95 17
                                    

Episode 27,
Squirrel Sulks

Taehyung Kim, nama pelukis ulung itu. Rumah kecilnya terletak jauh dari pemukiman penduduk yang lain. Katanya ia butuh ruang untuk mengeksplor jiwa seniman yang ia punya. Setiap goresan adalah seni bahkan bunyi yang ditimbulkannya pun demikian.

Hari itu hujan datang tiba-tiba tapi hal yang mengejutkan Taehyung adalah kehadiran seseorang dari masa lalunya.

"Jung Yerin?" gadis itu mengulas senyum ketika Taehyung melafalkan namanya. Ada serpihan kaca yang retak dan lukanya masih ada di sebuah ruang dalam hati Taehyung.

"Can I come in?"

Yerin bercerita banyak hal sejak ia dipersilakan masuk sementara Taehyung, ia mencoba mengalihkan pikiran pada kanvasnya yang hampir sempurna.

"Ayahku bakal menggelar pameran besar-besaran dan aku sudah merekomendasikan namamu untuk bergabung," Taehyung membelalak. Itu adalah mimpinya seumur hidup. "Please come back to me."

Pria itu bangkit seketika. Ia sudah menduganya akan berakhir seperti itu.

"Aku lagi banyak kerjaan, kau bisa pulang sekarang!" Taehyung nyaris berbalik tapi gadis itu meraih bahunya. Tangannya menangkup wajah Taehyung memaksa pria itu kembali menatapnya.

"Please, beri aku kesempatan!"

"Yerin, kita sudah selesai."

"Aku akan menebus semua kesalahanku. Aku janji,"

Netra gelap yang penuh harap itu dulunya adalah senjata terampuh yang bisa meluluhkan hati Taehyung. Sayangnya Taehyung sudah move on sekarang dan Yerin sudah terlambat untuk memperbaiki semuanya.

"Oke, aku pikirkan hal itu! Lepaskan aku!" Kata Taehyung saat mencoba melerai tangan Yerin darinya.

"Bilang iya dulu!"

Taehyung mendengus. Ia sudah tidak punya akal bagaimana mengatasi Yerin yang manja. Dulu sih tinggal kecup-kecup sedikit, masalah selesai. Itu mana mungkin ia lakukan sekarang.

Tiba-tiba Yerin memekik saat merasakan pantatnya basah. Gadis itu terkejut menemukan seekor tupai mengerat kuas cat yang masih basah. Ia menjerit lagi ketika menyadari roknya ternodai oleh cat itu.

"Taehyung, darimana datangnya hewan ini?"

"Dia peliharaanku,"

"Peliharaanmu?" Yerin menganga tak menyangka tapi pria itu mantap sekali mengiyakan. "Kau memelihara tupai jelek ini?"

"Dia bukan jelek. She's an art."

"Aisshh, Taehyung kau harus memikirkannya baik-baik! Aku pergi sekarang!"

Taehyung akhirnya menghela napas lega ketika punggung Yerin makin menjauh.

"Kau tidak boleh dekat-dekat dengannya lagi!" suara itu mengagetkannya. Gadis bersurai jahe itu kini duduk manis di atas meja.

"Kau sedikit keterlaluan, Sana!" ujar Taehyung yang berjalan masuk. Gadis itu mengulum bibir.

"Kau tidak dengar dia mengataiku jelek? Ck dia pikir dia itu cantik?" gerutu Sana.

"Dia memang cantik kok." ujar Taehyung membuat Sana melotot tidak terima pria itu membela gadis yang mengatainya.

"Dia 'kan perempuan." kata Taehyung lagi diiringi senyum lebar kotaknya.

"Ah," Sana terkekeh masam. "Baiklah dia cantik aku jelek."

Lalu sosok gadis itu menghilang digantikan oleh makhluk mungil berbulu jahe yang senada dengan warna surai Sana. Dengan lincah tupai itu meloncat keluar meninggalkan Taehyung dengan kanvas-kanvasnya yang penuh warna.

"Ck, marahnya benar-benar seperti perempuan."

*

Surya telah kembali ke peraduan seiring terbitnya dewi malam. Taehyung makin mempercepat langkah saat dilihatnya dari kejauhan sosok dengan gaun hijau itu menunggu di depan pagar rumah.

"Selamat datang di rumah, Taehyung? Apa harimu menyenangkan?" sapa Sana dengan nada cerianya.

"Kau terlihat berbeda," komentar pria itu sambil berlalu. Sana dengan gembira mengekori setiap langkah lebarnya.

"Berbeda kenapa? Aku cantik ya?" Taehyung mengerling. Akhirnya ia hanya berdehem malas. Tangannya lalu merogoh tas dan mengeluarkan sekantong kacang kenari. Kacang itu diserahkannya pada Sana.

"Buatmu." katanya.

"Wah, terima kasih. Taehyung, ayo bermain!"

"Jangan sekarang, aku lelah," tolak Taehyung sambil menarik kenop pintu. Sekarang ia merasa peri hutan itu merajuk lagi. Betul saja, ia melihat wajah cemberut Sana saat dirinya berbalik.

Perlahan Taehyung beringsut mendekat. Tangannya mengusap rambut jahe Sana dengan lembut.

"Besok saja ya? Sekarang aku mau istirahat,"

"Aku tidak bisa. Besok aku menikah." Jawaban lugas itu sukses membuat Taehyung terperanjat.

"Kau menikah?" ulangnya. "Kenapa?"

"Karena aku makhluk hidup dan makhluk hidup berkembang biak."

Taehyung mengernyit. Ia tahu dirinyalah yang mengajarkan Sana tentang makhluk hidup dan karakternya. Tapi ia tidak menyangka jika Sana akan memakainya sebagai argumen. Manusia 'kan tidak memakai kata berkembang biak.

Pria itu meringis. Ia percaya Sana pasti bercanda karena argumennya benar-benar lucu.

"Aku buat teh hibiscus dulu ya?"

Sana menepuk jidat. Terkadang tinggal bersama Taehyung mengajarkannya bagaimana menjadi orang yang penyabar. Seperti saat kau ingin bicara serius dan ia hanya menganggapmu bercanda. Dan Taehyung selalu pamit untuk melakukan hal tidak penting di saat Sana bicara serius.

Membuat teh katanya? Astaga yang benar saja.

"Ya, Kim Taehyung!!"

*

sarapan pagi dengan yg fluffy-fluffy
jangan lupa tinggalin vote + comment yaah ;)
btw kalo pernah liat draft aku ini tu rewrite dari His Forest Fairy

MoonwakeWhere stories live. Discover now