Caramel in Jar 2

568 110 28
                                    

Episode 20,
Caramel in Jar 2

Sana sudah menggemari pria pemilik nama lengkap Kim Taehyung itu sejak masuk SMA. Katanya Taehyung itu memenuhi kriteria pria idamannya. Ganteng. Lalu dia makin jatuh hati ketika Namjoon membeberkan kepribadian Taehyung yang dingin tapi perhatian. Sayangnya meski pria itu populer dengan ketampanannya, dia tidak pernah membalas perasaan wanita.

Spekulasi Sana memang terlalu tinggi. Dia bahkan tidak memikirkan kenapa Taehyung akan menerimanya. Pria itu tidak pernah menerima perasaan wanita bahkan yang datang dari wanita yang ia kenal. Lalu Sana pikir dia siapa yang datang dengan percaya diri menembak seorang Taehyung?

Sana hanyalah debu angkasa bagi Taehyung.

Oke. Sekarang gadis itu menyesal. Dan ia terjebak dalam situasi yang menyebalkan. Ternyata Namjoon bohong padanya. Taehyung itu galak lebih dari Yoongi. Pria pucat itu masih punya keibaan tapi Taehyung tidak.

Sana menendang pintu gudang hingga tertutup. Ia harus segera membawa karung kopi itu ke dapur sebelum otot tangannya mengempis karena karungnya berat.

Ketika ia mulai melangkah netranya menangkap bayangan pria galak itu lagi. Jantungnya berdebar dan yang paling penting Sana masih merasa malu jika berhadapan dengan Taehyung. Ia pun mengangkat karung kopinya sedikit lebih tinggi hingga wajahnya tidak terlihat. Sekarang ia berdoa tidak menabrak pintu setelah ini.

Tangannya merasa kosong ketika karung itu Taehyung ambil alih. Dan terjadilah kontak mata yang membuat Sana kikuk.

"Siapa yang nyuruh ambil kopi?" selidik Taehyung ketus. "Di depan nggak ada yang jaga!"

Sana merengut. Ia ingin buka mulut membela diri karena tadi Yoongi yang menyuruhnya ke belakang tapi pria itu tidak memberinya kesempatan.

"Cepetan ke depan!" suruhnya. "Kerja yang bener! Jangan nukar-nukar order pelanggan!"

Taehyung membawa karung itu memunggungi Sana dan gadis itu hanya mampu menghentakkan kakinya kesal.

*

"Aih pokoknya oppa itu menyebalkan!" cerita Sana ketika Jungyeon dan Momo mampir ke cafe. Dua sahabatnya turut prihatin dengan situasi yang Sana alami. Mereka juga tidak menyangka jika pria junjungan Sana segitu galaknya.

"Jangan berprasangka buruk deh, siapa tahu dia hanya tegas!" nasihat Momo.

"Tidak. Dia fix galak."

"Aneh banget tahu! Dia nggak sejahat itu kok sebelumnya!" bela Jungyeon.

"Ya, tapi kita nggak pernah lihat kerja dia di dapur and voila!" ujar Sana. "Galak, dingin, nggak pernah senyum, egois."

"San!" sela Momo.

"Kelebihannya cuma satu. Ganteng."

"Ya, kuakui dia ganteng. Dan sekarang orangnya lagi melihatmu!" imbuh Jungyeon.

Mendengar omongan Jungyeon, Sana sontak menoleh ke belakang dan mendapati Taehyung ada beberapa meter jauhnya, pria itu menatapnya tajam sambil geleng-geleng kepala. Ia mengangkat ibu jarinya memberi kode ada pekerjaan untuk Sana dan ekspresinya itu seperti sedang memberitahu kejahatan Sana akan segera diadili.

"Kalian mau gantiin aku-"

"Dah, San! Kami pulang duluan ya!" Kedua sahabatnya tahu-tahu sudah menghilang ketika Sana berbalik.

*

Cafe mulai sepi dan pegawai mulai membereskan meja dan kursi. Sementara itu Namjoon dan Taehyung sedang membahas belanja bahan yang biasanya diurus Yoongi. Dengan sabar Namjoon menjelaskan di mana membeli bahan-bahan dan kapan harus belanja.

"Pokoknya nanti tinggal telepon Hoseok aja! Bahannya bakal dikirim ke sini juga," ulang pria berlesung pipit itu. "Tapi kalau yang lain harus ambil langsung."

Ketika Namjoon masih sibuk menjelaskan, pintu ruangan terbuka disusul suara Sana yang memanggilnya.

"Namjoon Oppa!" Namjoon berbalik membuat Sana bisa melihat siapa yang sedang bersama pria itu. Dan seketika Sana langsung mengurungkan niatnya. Dengan gelagat kikuk ia kembali menutup pintu itu dan menghilang seperti tertiup angin.

Kekehan kecil Taehyung terdengar ketika pintu tertutup rapat. Hal itu mengundang atensi Namjoon yang sempat kebingungan dengan tingkah aneh Sana.

"Kata Yoongi Hyung kamu galak banget hari ini. Kamu ngerjain dia?"

"Huh? Nggak juga."

"Dia kayaknya suka banget sama kamu."

"Bisa jadi. Setiap hari dia dan temannya ngawasin aku dari halte itu," Taehyung mengarahkan telunjuknya pada halte depan SMA Kyunggi. "Terus dia nembak aku beberapa hari yang lalu."

"Hah? Yang bener?" tanya Namjoon kaget. "Kamu tolak ya? Pantesan sikapnya aneh banget."

Taehyung hanya tertawa renyah sambil mengendikkan bahu.

*

Tadinya Sana ingin meminta bantuan Namjoon untuk mengerjakan pr. Lalu eksistensi pria bernama Taehyung itu mengacaukan segalanya. Alhasil Sana berusaha mengerjakan sendiri hingga tanpa sadar matanya mulai terpejam karena kelelahan.

Gadis itu bangun karena mendengar suara sepeda diangkat. Ternyata itu Taehyung yang mau berangkat kuliah malam. Sana hanya bisa memandanginya dari balik kaca, paras pria itu yang masih memesona. Ia baru sadar ada asap berbau manis yang bersumber dari mejanya. Dan cangkir berisi cairan hazel itu terduduk manis di depan tangannya.

Apa ini?

Sana yang penasaran pun meraihnya dan seruputan pertama itu sukses membuatnya jatuh hati. Ia baru tahu cafe Namjoon punya caramel milk tea yang sangat enak. Pas sekali, waktu itu Namjoon keluar dengan barangnya yang sudah dikemasi.

"Oppa, makasih!" seru Sana membuat pria itu sontak mengernyit. "Caramel milk tea-nya!"

Wajah Namjoon terlihat datar ketika Sana mengangkat cangkir itu. Untungnya ia dianugerahi otak dengan neuron yang sangat banyak sehingga ia bisa menarik kesimpulan dengan cepat. Bibirnya membulat seketika.

"Oh, bilang itu ke Taehyung!"

Sekarang giliran Sana mengernyit tidak mengerti.

"Yang bikin caramel milk tea di sini cuma Taehyung." jelasnya.

Crap.

Sana syok tapi rasanya aneh.

Seperti ada manis-manisnya.

*

P.s:
vote + comment :)

MoonwakeWhere stories live. Discover now