Episode 25,
Epiphany 5.0Sepanjang bintang raksasa itu menemani hari yang terik, Sana akan menjadi gadis yang normal. Siang itu panas sedikit menyengat. Trotoar tempatnya berjalan sebenarnya dinaungi tanaman merambat. Setidaknya mengurangi efek sengatan matahari yang menerpa kulit. Tapi yang satu ini ia tidak tahu mengapa, penglihatannya tiba-tiba saja mengabur.
Kakinya perlahan turun ke jalan hendak menyeberang. Sana sungguh menganggap remeh kondisi tubuhnya, bahkan telinganya tidak awas hanya untuk mendengar bunyi roda dan rantai sepeda yang dikayuh kencang.
"Nona, awas!" teriak pengendara sepeda itu sebelum terdengar bunyi ban yang menggesek aspal karena rem mendadak. Sepeda itu dan pengendaranya jatuh setelah mencoba menghindari seorang mahasiswi yang kini tergeletak dengan tubuh lemah. Ia pun bangkit dengan sigap berusaha menolongnya.
"Nona, kau baik-baik saja?"
Ya, Sana masih bisa mendengar suaranya meskipun pelan. Napasnya terengah dan ia sudah limbung hingga telinganya bisa mendengar jantungnya sendiri berdetak. Sana berusaha berdiri dengan pertolongan si pria tapi lama kelamaan tubuhnya makin ringan tak bertenaga. Langit di penglihatannya tiba-tiba menjadi gelap dan sebelum ia kehilangan kesadaran ia melihat wajah pria itu yang membuatnya tercekat.
"Jung... kook."
*
Sudah satu jam Taehyung menahan diri untuk mendengar pria beruban itu menerangkan teori kuantum di depan. Demi apapun, itu hal paling membosankan yang pernah ia lakukan. Ia tidak pernah mau duduk di sana bahkan mencoba sedikit saja mendengar ceramah Profesor Jang.
Lagi-lagi pandangannya terarah pada sebuah bangku kosong di depan. Entah sudah berapa kali Taehyung melihat jam tapi pemilik bangku itu tidak datang juga.
"Oh, hari ini Nona Minatozaki tidak masuk?" suara Profesor Jang tiba-tiba membuat Taehyung sontak menatapnya. Kemudian ia mendengar seseorang berdesis padanya.
"Sshh, bagaimana keadaan Sana sekarang?" Tumben sekali Wonwoo bicara padanya. Taehyung nyaris tidak peduli karena ia yakin tidak terjadi apa-apa pada Sana hingga ia melihat Mina menepuk lengan Wonwoo dengan keras.
"Jangan beritahu dia! Nanti pengendara sepeda itu celaka!" bisik gadis berambut cokelat itu. Taehyung mengernyit. Untung saja otaknya mau berpikir sedikit hingga ia bisa menarik rentetan peristiwa yang kemungkinan Sana alami tanpa sepengetahuannya.
Detik berikutnya pria itu bangkit menenteng tasnya bermaksud meninggalkan kelas.
"Kim Taehyung, kau mau kemana?" tanya si profesor ketika ia sampai di depan pintu. Ia mau tidak mau membalikkan badan dan membungkuk.
"Maaf, saya ada kelas di tempat lain." katanya kemudian benar-benar enyah dari sana.
Pintu berderit pelan membawa Taehyung selangkah mundur. Ia pernah mendengar nama itu. Dia pria dari masa lalu Sana, pemilik nama lengkap Jeon Jungkook itu. Punggungnya tersandar di dinding luar ruang kesehatan. Selama beberapa detik ia hanya terdiam memikirkan kenapa pada akhirnya ia datang ke sana.
Selama ini Taehyung berpikir Sana hanyalah seorang gadis kesepian yang tidak punya siapa-siapa. Lalu rasa ibanya muncul membuatnya sedikit mempedulikan gadis lugu itu. Ia sampai melupakan sosok yang bicara padanya malam itu, seseorang yang mungkin selalu Sana nantikan siang dan malam.
YOU ARE READING
Moonwake
Fanfictionficlet and drabble compilation of Kim Taehyung & Minatozaki Sana 💜 alert: may contain hanging plot, brace urself^^