Guardian Affair

961 146 42
                                    

Episode 13,
Guardian Affair

Wanita itu menoleh ketika didengarnya pintu ruangan berderit. Yang masuk adalah seorang pria tinggi berkemeja hitam yang tak lain adalah pengawal sewaannya. Tanpa berniat menghentikan aktivitasnya, wanita yang dipanggil Miss Suzy itu pun mempersilakan tamunya duduk.

"Apa kabar, Taehyung? Sudah lama 'kan kita tidak ngobrol," sapanya basa-basi.

"Ya, seperti yang kau lihat," sahut si pria seadanya. Toh ia yakin sebenarnya Suzy tidak terlalu peduli dengan aktivitas pribadinya. Wanita karir itu super sibuk, bahkan nyaris tidak punya waktu untuk keluarganya yang cuma satu.

"Hmm, langsung ke intinya saja, ya?" ujarnya kemudian. "Soal Sana, aku harap kau tidak terlalu memanjakannya. Kau tahu 'kan aku membayarmu buat apa?"

"Rencana Sana liburan sendirian di puncak itu, aku tidak setuju. Tolong pastikan rencana itu batal, ya!"

Taehyung menghela napas.

"Miss, kurasa adikmu perlu istirahat dari industri hiburan. Dia kelihatan jenuh akhir-akhir ini,"

"Ya, aku tahu. Tapi rencana itu bukan solusi. Apalagi Sana belum pernah pergi sendirian," tandasnya. "Oh ya selain itu aktivitas Sana normal-normal saja 'kan?"

"Bisa dibilang begitu."

"Siapa saja pria yang sedang dekat dengannya?"

"Huh?" Entah kenapa Taehyung tiba-tiba kaget Suzy menanyakan hal itu. Wanita itu mendongak mendengar respon Taehyung yang aneh. "Maksudku kau tahu 'kan, Sana dekat dengan hampir semua pria yang dikenalnya."

Suzy mengangguk.

"Iya. Aku cuma memastikan Sana tidak bergaul dengan om-om pengusaha atau pria-pria tidak jelas-" Suzy belum merampungkan kalimatnya namun gadis bersurai pirang itu kepalang menyelonong masuk dengan penampilan yang menarik perhatian.

"Eonnie, aku berangkat ya? Taehyung, ayo!" Suzy mengernyit.

"Berangkat kemana?"

"Eunha ulang tahun hari ini. Dia bikin pesta di Ganymede."

"Ganymede katamu?" ulang Suzy memastikan nama sebuah club besar di Korea. Sana mengangguk mantap dengan senyum sumringahnya yang tidak pernah absen.

"Tenang, aku pergi dengan Taehyung. Ya?" Tidak menunggu persetujuan Suzy, Sana pun langsung menggamit lengan pengawalnya dan beranjak dengan langkah lebar.

"Oke, hati-hati kalau gitu! Jangan pulang larut!" seru Suzy nyaris berteriak.

Hanya dalam dua puluh menit, mobil yang dibawa Taehyung sudah sampai di depan Ganymede. Beberapa detik setelah mobil benar-benar berhenti Taehyung hanya memindai suasana Ganymede yang sangat ramai. Entah kenapa ia sendiri tidak percaya dengan orang-orang pengunjung club besar itu seolah-olah di sana memang ada oknum jahat.

"Jangan turun dulu!" kata Taehyung namun ketika ia menoleh, Sana sudah tidak ada di bangkunya. Ia menggelengkan kepala seraya membuka pintu.

"Oh wait wait!" Taehyung baru saja menapakkan kakinya namun Sana dengan buru-buru mendorong dadanya hingga terduduk kembali di kursi pengemudi. "Kau tunggu di luar ya?"

Kening Taehyung berkerut. Sana tahu, tidak mungkin dengan alasan apapun Taehyung akan membiarkannya masuk sendirian.

"Kau gila?"

"Serius. Teman-temanku akan terintimidasi kalau aku bawa pengawal."

"Jangan khawatir, aku jago sandiwara." Taehyung hendak berdiri namun Sana masih menahannya.

"Tidak, Taehyung. Jangan!" kata Sana keukeuh. "Please."

Pria itu melipat tangan sembari ditatapnya manik Sana yang penuh harap.

"I give you sixty minutes. Don't do stupid thing when I'm not around." simpulnya diikuti sorak girang Sana. Gadis itu tidak membuang waktu lagi, ia segera berlari dengan heelsnya memasuki Ganymede yang sangat high class.

Pengawal tampan itu menghembuskan napas panjang begitu Sana tidak lagi nampak di penglihatannya. Ia berdecak seraya berdiri. Jemarinya menekan tombol mengunci mobil.

"Enam puluh menit kepalamu!" gumamnya menyusul Sana dengan langkah pelan.

Premis pertama yang selalu ada di benak Taehyung, ia tidak bisa percaya pada Sana. Lihat gadis itu sekarang, berkelakuan seperti remaja bebas seolah lupa dengan karir yang dititi dengan jerih payah. Taehyung bahkan yakin Sana sudah mabuk ketika berdansa dengan sembarang pria. Ia tidak bisa lagi berpangku tangan ketika pria-pria itu mulai kelewatan menyentuh tubuh Sana.

"Enam puluh menitmu sudah habis. Kita pulang sekarang!"
Dengan lengan kekarnya Taehyung melerai Sana dari pria-pria mesum itu.

"Tae, you can't bring me home now!" tolak Sana. Wajahnya sudah memerah karena alkohol meracuni seluruh darahnya. Tapi Taehyung tidak peduli. Ia memaksa Sana duduk di mobil dan menyematkan seatbelt-nya.

"Of course I can." Kini Taehyung berlari menuju kursi kemudinya dan segera menyalakan mesin.

"Okay, bring me home after one kiss," Taehyung melirik Sana setelah permintaan lucu itu terucap. Ia memilih tidak menggubrisnya melainkan menginjak pedal gas sehingga mobil pun melaju perlahan.

Karena itu sepanjang perjalanan Sana mengoceh kesal.

"Why don't you kiss me? You always did before."

"Talk about it once we arrived."

"Eonnie bakalan marah lho." Kata Sana mengingatkan bahwa dia punya kakak yang lumayan galak.

"Sana, kau menganggu orang nyetir!" Sana merengut mendengar penolakan Taehyung.

"Okay, nyetir saja sana!" seru Sana kesal. Sekarang ia melempar pandangan keluar mencari objek lain yang lebih menarik perhatian. Tiba-tiba saja mobil menepi dan lajunya melambat. Kepalanya menoleh pada Taehyung ketika mobil berhenti tiba-tiba. Pria itu terlihat memundurkan kursinya.

"Just a single kiss and we go home. Come!"

Anehnya Sana tidak bereaksi setelah ia pindah duduk di pangkuan Taehyung. Ia hanya melihat wajah Taehyung yang nampak bingung.

"Don't ask me, I wait you!" bisik Sana.

Ah Taehyung lupa. Sana memang gadis yang manja. Tangannya pun meraih rahang Sana membawanya bertemu pada bibir tipisnya. Sana memang licik, dia tahu bagaimana mendapatkan hati Taehyung saat krisis sekalipun.

Menit berlalu dan ciuman makin basah. Memulainya memang mudah, tapi mengakhirinya? Jangan tanyakan itu pada Taehyung yang seorang pria. Permainan itu berhasil membuatnya jatuh ke dalam lubang yang sama hingga hal lain mengundang atensinya.

Tangan kecil Sana mulai membuka kancing kemejanya satu per satu. Sontak Taehyung pun menangkapnya.

"Wait, you're playing too far!" kata Taehyung setengah berbisik.

Ia bersumpah, di depan matanya Sana menarik seulas senyum maut.

"Jangan tolak aku lagi!" ujarnya.

Netranya mengerling selagi telunjuknya meraih bibir Taehyung yang masih basah.

"I want you now, Mr. Kim."

*Fin*

P.s:
well done my sexy badass girl
vomment jsy:)

MoonwakeWhere stories live. Discover now