Epiphany 1.0

905 137 23
                                    

Plot requested by @daisydayy with any modification. So it won't be exactly same with the plot you give me :)

Episode 14,
Epiphany 1.0

'Hey, Sana!'

Siapa sangka, sapaan sesingkat itu yang memecah konsentrasinya di ujung hari. Sudah kesekian kalinya dan gadis itu bahkan tidak punya petunjuk siapa pengirim pesan-pesan itu. Ia melihat di luar langit jingga bersemburat merah. Harusnya ia bisa pulang lebih awal.

Sayang sore itu ia terjebak di ruang belajar dengan seonggok tugas yang tidak bisa dibagi.

Well, itu mengingatkannya bahwa ia tidak sendirian kali ini. Keningnya berkerut, pria itu bergeming dengan lengan terlipat. Netra tajam itu bertemu dengan miliknya sama sekali tidak ada niatan mengurungkannya.

"Apa yang kau lakukan?" Pria itu terdiam, mungkin sedikit kaget. Setengah alisnya terangkat. Akhirnya ada juga yang berani bicara padanya seketus itu.

"Aku sudah bilang tadi," jawabnya lugas. "Aku akan melihatmu mengerjakan semuanya."

Sana mendengus. Sekarang ia sadar kenapa Wonwoo minta kelompoknya ditukar dengan alibi ingin bersama Mina. Wonwoo dan pria badung itu tidak akan mengerjakan tugasnya. Itu masalahnya.

"Kau pikir ada cara lain agar namamu muncul di halaman sampul, huh?" tanya Sana. Pria itu tersenyum sinis.

"Bayar dengan apa?"

"Jangan memancingku!" tukas Sana. "Kau membuang waktuku!"

Pria itu tertawa meledek sekarang. Atensi di ruang belajar mulai terpusat karena konflik yang mereka percikkan tanpa sadar. Berani taruhan, kampus akan kaget mendengar ini.

Minatozaki Sana bukan orang yang istimewa di kampus itu. Dan dia berani membentak pria sebadung Kim Taehyung.

"I can't work here." Taehyung meraih notebook Sana dan sebuah pena. Detik berikutnya ia torehkan pena itu di atas kertas. Ia menuliskan sebuah alamat dan mengembalikannya pada si empunya.

"Datang. Kita bicara baik-baik."

Sorot matanya sangat tegas meski ada sesuatu yang disembunyikan. Ditambah lagi senyum tipis memikat itu, astaga Taehyung, apa kau bercanda?

*

Yang ada di benak Sana pertama kali adalah sebuah rumah, besar atau kecil ia tidak peduli. Sayang ia harus mengakui kekalahan argumennya sendiri. Kepalanya geleng-geleng, nyaris tidak percaya yang Taehyung tuliskan itu adalah alamat sebuah club.

Sana tidak tahu kenapa ia mau hanya duduk melihat pria bernama Taehyung itu berdansa dengan sembarang wanita seksi tanpa kejelasan. Kesabarannya nyaris lenyap. Ia mengetuk kaca jam tangannya ketika Taehyung kebetulan bersitatap dengannya. Dan si pria hanya tersenyum seolah mendatangkan Sana ke tempat gila itu adalah kemenangan baginya.

Dentuman musik menggila dan waktu Sana semakin tersita dengan ketidakjelasan yang ia lakukan. Suasana semakin buruk ketika orang-orang asing menghampiri Sana dan dengan tidak sopannya menyentuh tubuhnya.

"Berapa won harus kukeluarkan untuk membawamu pulang?" Pertanyaan itu jelas membuat Sana terhenyak. Apa yang membuat orang-orang itu berpikir Sana bisa dibawa pulang dengan sejumlah uang? Sana bukan barang dagangan.

"Tuan, anda salah paham!"

Kali ini Sana benar-benar muak, bau alkohol menguar dimana-mana bersatu dengan kumpulan orang-orang tidak waras. Kakinya menghentak lantai, agaknya ia terlambat menyadari bahwa kerja kelompok tidak akan pernah bisa dilakukan di dalam club.

Ketika Sana hendak angkat kaki, ia merasakan pergelangannya ditarik oleh pria brengsek itu. Sial sekali baginya, tenaga pria itu tidak bisa dilawan sebesar apapun Sana berusaha.

"Tuan, lepaskan!" mohonnya tidak sedikitpun digubris.

"Sorry, aku yang bawa dia pulang!" Begitu suara berat itu terdengar, pria itu langsung melepaskan Sana.

*

Gadis itu melangkah gusar tidak tahu kemana akhir perjalanannya. Pria di belakangnya mengekori dengan langkah pelan dan ia menyaksikan punggung si gadis mulai bergetar. Taehyung pun memutar bola mata. Wanita di mana-mana sama, sensitif bukan main. Ia menyesal berpikir Sana berbeda hanya karena gadis itu berani membentaknya.

First trial fail.

"Tidak usah menangis! Kau tidak kehilangan apapun!" Sana tidak menggubrisnya. Ia terus melangkah tanpa arah.

"Oke, pergi saja sana! Aku tidak peduli." Baru Sana berbalik dengan netra sembabnya.

"Gila kau, ya? Otakmu di mana?" tikam Sana. "Kuliah itu penting untukku dan kau menyia-nyiakannya seperti pendidikan itu hanyalah sampah,"

Paling tidak gadis itu konsisten dengan karakternya. Ya, setidaknya begitu pikir Taehyung.

"Beritahu aku!" ujarnya penuh penekanan. "Kenapa kita bisa bicara baik-baik di tempat keparat itu?"

Garis bibir Taehyung tertarik membentuk sebuah senyum tipis yang membuat Sana makin kesal.

"Orang masih bisa bicara baik-baik di sana. Masalahnya adalah, frekuensi kita tidak sama." Kakinya mulai bergerak sementara tangannya merogoh kunci mobil di saku jeans-nya. "Di mana rumahmu? Kuantar kau pulang sebagai gantinya."

Yang dikatakan Taehyung benar, itu juga mengapa hingga detik ini Sana tidak paham dengan pola pikir pemuda bermarga Kim itu. Dan emosi tetap pada tempatnya, berkecamuk memenuhi setiap sudut hati semakin lama diuji.

Gadis itu mengambil langkah berlawanan, ia sudah berkeputusan. Sana akan tidak peduli kali ini. Dan ini sudah kedua kalinya seseorang menahan pergelangan tangannya. Kali ini Kim Taehyung yang melakukannya, dengan tatapan gelapnya yang sangat tajam.

"Jangan mengabaikanku saat aku sedang serius!" ucapnya tegas.

*

Waktu sudah memasukki dini hari ketika Taehyung sampai di rumah. Saat lampu mobil menyala, ia menyadari bahwa ponsel Sana tertinggal. Taehyung mendengus, ia memprediksi urusannya dengan Sana akan lebih panjang dari yang ia kira.

Ponsel berdering sebelum Taehyung membuka pintu mobil. Butuh beberapa detik setelahnya hingga ia berbaik hati menjawab panggilan itu. Siapa tahu itu sesuatu yang penting.

Taehyung mengernyit karena yang terdengar adalah suara seorang pria.

"Hai, Sana. Ini aku, Jungkook," kata pria di seberang. "Kenapa tidak membalas pesanku, hmm?"

Taehyung memijat pelipisnya. Sebelum pria yang mengaku bernama Jungkook itu mengoceh sia-sia, ia pun buka suara.

"Hai, Jungkook," katanya. "Bad luck. Dia tidak bersamaku."

*

P.s:
hello this is kim bad taehyung, but idk if the badness fulfill ur expectation. shud i continue this?

MoonwakeWhere stories live. Discover now