13. Taman

11 1 0
                                    

Di sebuah taman yang begitu luas dengan banyak pengunjung yang menikmati suasana pagi hari. Burung-burung bernyanyi menyuarakan kebahagiaan mereka karena cuaca pagi ini yang begitu sejuk dan cerah.

Zora menikmati suasana yang jarang dia rasakan. Ia duduk di bangku taman dengan tenang. Bibirnya menyunggingkan senyum semakin lebar begitu menghirup udara segar.

Sebuah pesawat kertas tiba-tiba menabrak lulutnya dan terjatuh di sisi kakinya.

Zora sedikit membungkuk untuk melihat pesawat kertas berwarna biru muda itu. Setelah mengambilnya ia menatap sekeliling, memastikan siapa yang baru saja menerbangkan pesawat kertas itu.

Di bagian atas pesawat kertas itu ada gambar hati berwarna merah yang membuatnya penasaran. Lalu tangannya dengan sigap membuka lipatan kertas berbentuk pesawat tersebut menjadi lembaran kertas.

Air mancur taman

Zora mengernyit, ia berpikir hal ini seperti sebuah teka-teki. Tapi benarkah jika ini sebuah teka-teki? Memang siapa yang mengajaknya bermain teka-teki.

Zora berdiri dari bangku taman itu, menatap kekanan dan kekiri. Setelah matanya menangkap arah menuju air mancur, tanpa ba-bi-bu ia langsung bergas ke sana.

Tak ada hal yang menarik di air mancur tersebut. Hanya sebuah air mancur biasa dengan air yang tak terlalu bening tergenang di sana.

Lalu, Zora mendekati tepi air mancur. Ia duduk di perbatasan. Tangannya bergerak menatap kertas tadi. Karena tak tahu apa yang akan ia lakukan, Zora memutuskan untuk membuat perahu kertas dari kertas tadi.

Zora menceburkan dengan pelan perahu kertas berwarna biru muda itu di tepian kolam. Tangannya bergerak pelan membuat gelombang agar perahu kertas itu berjalan.

Senyum tipis ia kembangkan. Matanya fokus menatap perahu kertas yang mulai menjauhi dirinya.

Zora memiringkan kepalanya ketika merasa ada sesuatu yang menabrak kakinya. Sebuah mobil kecil yang sepertinya di kendalikan oleh seseorang kini berada di dekat kakinya.

Zora meminggirkan kakinya, agar mobil itu bisa melewatinya. Tapi mobil itu justru terus menabraki kakinya.

Karena kesal, Zora mengangkat mobil tersebut. Mobil sport mini berwarna merah itu terlihat keren, hampir mirip dengan aslinya.

Hingga mata Zora menangkap kertas berwarna pink yang terselip di bagian mobil tersebut. Kertas yang di lipat sedemikian rupa berbentuk persegi.

Zora mengambil kertas tersebut dan membukanya.

Jalan-jalan yuk, kak :)

Zora menatap mobil remote itu. Terlihat mobil itu berputar-putar sambil menunggu Zora membaca kertas yang dibawanya.

Lagi, mobil itu menghampiri Zora dan menabrak kakinya. Mungkin sebagai isyarat agar Zora mengikuti laju mabil kecil itu, karena setelahnya mobil kecil itu berjalan.

Zora tersenyum geli. Ada-ada saja, batinnya. Siapapun yang melakukan ini mungkin kurang kerjaan.

Langkah kaki Zora mengikuti kecepatan mobil kecil berwarna merah itu, tidak cepat pun tidak lamban.

Dan sampailah mereka di taman bermain anak-anak. Mobil itu mengarah Zora agar duduk di ayunan. Zora duduk di ayunan dan mulai menggoyangkan ayunan tersebut dengan pelan sambil menatap mobil itu yang berputar-putar di depannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love YourselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang