Chapter 7 Part 1

24 3 0
                                    

Tomy dan teman – teman sekelompok milik-nya sekarang sudah berhasil melewati bahaya. Sebelum nya, setelah mereka menyentuh seorang mayat, Quest tiba tiba muncul di hadapan mereka. Mereka tidak bisa apa – apa karena quest ini adalah Quest paksaan. Mereka tidak bisa lari ataupun sembunyi, satu – satunya cara mereka selamat adalah melawan.

Seharusnya mereka bisa dengan mudah mengalahkan Mayat hidup karena mereka berjalan lambat, tetapi karena Kutukan mereka akhirnya terpaksa harus melawan dengan keadaan tidak di untungkan di sana. Bahkan Blessing dari Lilia saja tidak terlalu banyak membantu karena di kurangi oleh Kutukan tersebut. Setelah bersusah payah mengalahkan seluruh Zombie, mereka akhirnya bisa keluar dan menyelesaikan Quest. Tetapi ternyata tidak, Quest yang di berikan oleh Dungeon Administrator adalah Quest lanjutan.

Belum lagi Quest itu langsung memunculkan Boss Dungeon, situasi semakin menyulitkan mereka untuk bertahan hidup. Tomy dan Axel yang sudah membulatkan tekad untuk mengalahkannya maju dengan putus asa, Lich yang di hadapan mereka adalah Lich yang memegang Sabit besar seperti dewa kematian. Sebelum sabit sang Lich sempat menyentuh Leher kedua kakak beradik itu, sang Lich mati dan Quest terselesaikan.

" Hey Lilia , berhenti menangis .. kita sudah selamat " Berkata seperti itu Maria mengusap air mata Lilia. Meskipun sudah di ceka air mata lilia tetap mengalir.

" Hiks , .. tidak Maria. Ini hanyalah air mata bahagia .. terimakasih " jawab Lilia, setelah itu ia mengusap kembali Airmatanya dengan tangannya sendiri.

" Aku tidak tau harus berkata apa pada kejadian ini .. ini, ke ajaiban " Sahut Axel, ia berjalan bersama dengan kakaknya di sampingnya.

" Benar, seharusnya tadi itu tempat berakhirnya kita .. meskipun kita mencoba dengan sekuat tenaga. Lich itu pasti bisa membalikan seluruh serangan kita. Dia pun tidak memiliki nyawa, bagaimana dia bisa mati ? " ucap Tomy menyilangkan tangannya.

" Bukankah itu karena Party mereka mengahancurkan Jantung milik Lich? " ucap Maria.

" Jantung nya, tapi bagaimana bisa mereka menemukannya .. " Jawab Tomy bingung.

" Tidak tahu, tapi kita harus berterimakasih kepada mereka. Dan juga, berkat mereka kita mendapat Reward dari administrator kan? " Ucap Lilia. Dia sudah berhenti menangis , tetapi kantung matanya yang membengkak karena menangis masih terlihat memerah di wajahnya.

" ya , Kita akan menemui mereka nanti di Kampus dan berterimakasih kepadanya. " Ucap Axel.

" Saat kita meminta bantuan kepada mereka, apa yang mereka katakan maria? " Tanya Tomy kepadanya.

" Yang terdengar dari mereka adalah suara monster dan pengucapan nama skill. Sepertinya mereka sedang bertarung di tempat lain di dalam dungeon ini. " jawabnya. Setelah itu mereka keluar dari Portal dan muncul di permukaan bumi.

" ahh, angin yang menyejukan ini .. akhirnya kita kembali ke bumi~ " Ucap Maria senang. Dia lalu memegang tangan Lilia dan berlari.

" Jangan cepat – cepat maria , aku masih kelelahan " Sahutnya saat di tarik oleh maria.

" Btw Axel, Apa kau ikut Tournament minggu depan ? " Tanya kakaknya Tomy kepada Axel.

" Tidak, .. aku terlalu lelah untuk ikut Event seperti itu. Kalau kau Brother? " Ucap Axel bertanya kembali kepadanya.

" Tidak tau, setelah mendapat [ Sword Of Light ] ini aku ingin mencoba dan mengalahkan beberapa monster. " Ucapnya mengayunkan Pedang Putih kesana dan kemari.

[ Sword Of Light ], itu adalah pedang yang ia dapatkan ketika mendapat giliran saat menerima Hadiah dari pengurus dungeon.

" pedeang itu mengagumkan dan terlihat sedikit mengeluarkan cahaya .. apa itu? Side Effect? " tanya Axel kepadanya.

Dungeon In EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang