♡♡♡♡♡
Setelah semua keluarga tau kalau Cinta hamil, sekarang mereka lebih protektif lagi. Terutama mama Marinka, yang dulu menginap di rumah seminggu sekali, sekarang bisa di pastikan minimal 1 minggu dua kali.Hal itu membuat Rega lebih lama di rumah.
Apakah Cinta senang?
Jawabannya adalah tidak.
Ya, sebulan lebih setelah Cinta keluar dari rumah sakit, dan dalam jangka waktu itu pula semuanya berubah.
Termasuk Rega. Entah apakah ini hanya euforia sesaat karena Cinta hamil apa tidak. Cinta tak mau menerkanya.
Tapi ini sama sekali tidak membuat Cinta senang, entah mengapa Cinta seperti memiliki 'firasat' yang tak mengenakan.
Harusnya kamu bahagia Ta, Rega lebih perhatian ke kamu. Apalagi yang kurang coba. Batin Cinta.
Apalagi mama Marinka pernah bilang saat beliau menginap di rumah.
"Kamu harus menjadikan kehamilan ini mengikat Rega, mama ga mau boneka anabel itu yang menguasai Rega. Entah mengapa mama punya firasat ga enak, terlebih kepada pamannya itu."
Deg.
Mama Marinka tau tentang Tiara? Apa sebenarnya mama tau juga tentang pernikahan Rega dan Tiara? Batin Cinta.
Karena makin sesak rasa yang di dada, akhirnya Cinta pun memberanikan diri untuk menyeruakan suaranya. Ia tidak merasa tenang.
"Mama tau? Tanya Cinta hati-hati.
"Apa si yang mama tidak tau Ta, tapi mama mau Tam-tam yang jujur sama mama, tapi sampai sekarang anak itu tidak mengatakan apa-apa," kata mama dengan raut kesedihan.
Itulah beberapa percakapan aku dan mama, tanpa Rega tau.
====="Re, kamu nanti pulang jam berapa?"
"Kenapa Ta? Kamu mau di bawain apa?" Rega balik bertanya sambil mengelus lembut pipi Cinta.
Seerrrr.
Aduh jantung please deh, masih pagi udah diaco aja. Batin Cinta.
"Aku cuma mau tanya aja Re, sepertinya kamu udah jarang banget ya ke apartement. Nemuin Tiara?" Tanya Cinta hati-hati.
"Ck, kenapa harus Tiara si Ta saat kita lagi berdua gini. Udah deh, lebih baik sekarang kita bicara tentang anak kita aja," elak Rega.
Sepertinya ada sesuatu yang di sembunyiin Rega, batin Cinta.
"Bukan Re aku cuma ga mau kamu ga adil dengan salah satu istri kamu Re," bantah Cinta.
"Ta, please! Ini masih pagi, aku ga mau kita berdebat, apalagi perdebatan kita itu tentang Tiara," Putus Rega.
"Ga bisa gitu Re, aku hanya mengingatkan kamu, Re agar kamu ga dzolim sama salah satu istri kamu aja," kekeh Cinta, "lagi pula, aku merasa ada yang mematai aku Re," batin Cinta.
"Ta aku udah merasa adil ya terhadap kalin berdua. Jatah bulanan kamu juga udah bertambah, terus pembagian hari juga udah aku ubah, apalagi yang menurut kamu itu ga adil Ta?" Jawab Rega menggebu.
Huft, in hale ex hale. Cinta menarik nafas, mengahadapi Rega tidak boleh dengan emosi. Rega dengab segala keegoisannya. Harus dengan kelembutan.
"Re, adil itu bukan hanya kamu memberikan uang yang sama besar saja, bukan pula membagi waktu yang adil saja. Tapi kasih sayang serta perhatian kamu pun harus sama Re.
Aku pernah Re kamu dzolimin, dan aku berharap itu tidak kamu lakukan terhadap istrimu yang lain," pungkas Cinta.
"Aku udah ngelakuin itu semua Ta,"
"Termasuk nafkah batin?" Tanya Cinta.
Hening.
Ini yang di takutkan Cinta, ketika Rega mau poligamai dulu. Dan ternyata terbukti kan, Rega tidak bisa adil.
Bukan, bukannya Cinta rela di poligami. Cinta pun sama seperti wanita kebanyakan tidak mau di pologami.
Tapi ini sudah menjadi takdir Cinta, harus menerima kalau dirinya di poligami. Bukankah poligami di perbolehkan agama?
Sudah jelas pula ada dalam al-qur'an. Hanya saja kebanyakan wanita enggan berbagi apa yang dia punya kepada wanita lain. (Termasuk author sendiri ga mau di poligami 😅)
"Re, kamu sendiri yang memilih untuk berpoligami, jadi kamu tidak bisa mendzolimi kami begitu begini Re," ucap Cinta.
"A-aku ga tau Ta, aku merasa pernikahan aku dan Tiara rasa... hambar," jawab Rega sambil memalingkan muka, enggan melihat Cinta.
Aku merasa bersalah ke kamu Ta, batin Rega.
"Re mungkin ini takdir kamu untuk menikahi 2 istri. Aku mungkin bisa sabar atas sikap kamu yang serasa mendzolimi aku (emang dzolom si) tapi ini Tiara Re.
Kamu ga tau, sifat apa yang di miliki Tiara?" Tanya Cinta lagi.
Rega hanya menggelangkan kepalanya.
Ya ampun ini mas suami kenapa jadi beloon gini si, masa iya nikah udah mau tiga bulan, selingkuh 5 bulan ga tau sifat istrinya si, batin Cinta gemes.
"Dulu, aku menyelingkuhi kamu Ta dengan Tiara, entah mengapa Tiara di mata aku adalah wanita yang aku cari selama ini Ta," aku Rega.
Huft, jeleknya Rega ya kaya gini nih. Apa yang menurutnya benar ya di babat habis, harus bisa ia miliki. Tanpa mau mendengarkan saran orang lain. Batin Cinta.
"Apa pun tujuan kamu dulu, sekarang kamu itu memiliki dua istri kamu harus adil Re, mau istri kamu baik ataupun buruk ya itu tergantung kamu Re.
Istri itu gimana suaminya Re. Kamu mau bawa kemana pernikahan kamu dan Tiara? Apa hanya untuk selingan saja kala kamu bosan?
Jangan Re, pernikahan tidak sebercanda itu. Ada janji yang terikat antar kita dengan Tuhan," nasehat Cinta.
Cinta pun beranjak dari meja makan hendak meninggalkan Rega. Baru 2 langkah Cinta pun berhenti.
"Apa kamu sudah jujur ke mamah dan papah? kalau kamu sudah menikahi Tiara?" Tanya Cinta.
Membuat gerimis kecil di hati Rega. Iya, benar kata Cinta, mau di bawa kemana pernikahannya dengan Tiara?
Untuk mengakui Tiara itu istrinya saja ke orang tuanya ia tidak mampu. Ia benar-benar laki-laki brengsek yang mwbdzolimi 2 wanita sekaligus, Cinta dan Tiara.
Yang tadinya mereka bersahabat, sekarang harus renggang karena keegoisan Rega.
Gimana kelak ia akan mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah. Batin Rega.
"Bukan aku tidak bahagia Re dengan kamu lebih sering disini. Tapi, kamu tidak pernah tau kan teror apa yang aku terima selama ini," batin Cinta.
Karena kejahatan bisa terjadi kapan saja dimana saja, tanpa kita sadari. Dan kejahatan bisa dilakukan oleh orang terdekat kita.
Bersambung....
♡♡♡♡♡
Happy reading!
Jangan lupa vote and komenMaaf teman-teman kalau feelnya kurang dapet. Sengaja ga mau tegang terus 😁🙏
Krisannya teman
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Cinta (Completed)
RandomCinta Andini seorang wanita yang tegar. Mandiri dan baik hati. namun kebaikannya tidak pernah terlihat di mata suaminya. Bahkan suaminya menduakannya dengan sahabatnya sendiri. Namun, Cinta tetap bertahan, bertahan di sisi suaminya. tak pernah membu...