Part 15

18.2K 550 20
                                    

♡♡♡♡♡
Dimana aku? Batin Cinta.

Ya, saat membuka matanya Cinta memindai tempat yang ia yakini bukanlah rumah sakit. Tempat dimana ia di rawat.

Tempat ini lebih terlihat di pedesaan dan seperti bangunan tua. Jangan bilang kalau aku sedang di culik, sekilas ia melihat ranjang yang ia tiduri pun seperti ranjang lama, dan ada bercak darah yang sudah mengering.

Tiba-tiba bulu kuduk Cinta pun meremang.

Astagfirullah, dimana aku apa yang terjadi olehku semalam? Dimana Rega? Siapa yang melakukan ini padaku? Batin Cinta berkecamuk.

Ia benar-benar ketakutan. Di tempat yang asing dan ranjang yang asing, tanpa terasa air mata pun luruh di pupil mata Cinta.

Ceklek.

Cinta pun terlonjak, ketika knop pintu di buka dan menampilkan sosok yang ia kenali, namun tak menyangka orang tersebut pelakunya.

"Om Danu? Aku dimana om?" Tanya Cinta dengan takut.

"Oh, nyonya Aditama sudah bangun ternyata. Gimana nyonya mimpimu nyenyak semalam?" Tanya om Danu tanpa mau menjawab pertanyaan Cinta.

"Om, please! Kasih tau aku. Aku dimana om, kenapa om bawa aku ke tempat ini?" Cinta pun tetap bertanya dengan perasaan yang was-was.

Bagaimana ia tak was-was ternyata yang menculik Cinta itu, om Danu. Pamannya Tiara, dan Cinta baru tau kalau ternyata pamannya Tiara seorang psikopat gila.

Bagaimana tidak psikopat gila, saat ini Cinta d sekap di atas kasur yang berlumuran darah yang sudah mengering.

"Oh, nyonya Aditama tidak usah takut, om mau menceritakan sebuah kisah yang lebih kelam lagi, mau dengar cerita om?"

Cinta hanya menggeleng kepalanya. Takut.
Satu kata yang saat ini di rasa oleh Cinta.

"Ck, tidak usah menangis Cinta. Karena ada kisah yang lebih memilukan yang pernah di alami oleh seseorang di masa lalu, dan kamu harus tau," kata om Danu sambil menatap Cinta tajam.

Ya Allah, cobaan apalagi ini, aku mohon tolonglah aku, Rega, dimana kamu? Tolong aku. Batin Cinta pun menjerit meminta pertolongan.

Srreekkk.

Om Danu pun membuka pisau lipat yang ia simpan di saku celananya, dan berjalan perlahan mendekati ranjang Cinta.

Cinta pun bersungut ketakutan. Kala melihat tatapan membunuh om Danu yang sedang memainkan pisau lipatnya.

Glek. Menelan ludah pun serasa berat bagi Cinta.

"Kamu tau Cinta, 23 tahun yang lalu, di kasur yang sedang kamu duduki itu dulu merupakan saksi bisu lahirnya Tiara.

Kamu tau Cinta ibunya Tiara adalah adik saya satu-satunya. Yang saya sayangi dan saya jaga baik-baik.

Tapi, karena AYAH KAMU Cinta, adik saya menderita. Ayah kamu yang telah membunuh adik saya Cinta," teriak om Danu meluapkan segala emosinya.

"Ga mungkin om, papah orang yang baik, ga mungkin tega membunuh," elak Cinta masih syok dengan penuturan om Danu tentang ayahnya.

"Ga mungkin? Kamu tau Cinta ayah kamu telah menikah siri ibunya Tiara, kala itu saya bertanya kenapa harus nikah siri. Kenpa tidak nikah resmi di catatan negara."

Deg. Tidak mungkin papah menghianati mamah, batin Cinta.

"Kamu tau jawabannya apa? Dia bilang, dia harus mengumpulkan data-data untuk pernikahannya dengan adik saya.

Dan, dia bilang untuk menjaga adik saya karena masa itu telah hamil terlebih dahulu, adik saya pun setuju. Untuk menutupi aibnya, maka ia mau menikah siri dengan ayah kamu.

Ketulusan Cinta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang