Part 4

14.6K 635 11
                                    

===

Senja telah menampakan pesonanya, kilauan jingga membuat Cinta terpesona. Namun, tak urung juga, Cinta mulai beraiap-siap untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Selesai sholat magrib, Cinta pun mulai menyiapkan makan malam untuknya dan untuk Rega, sejak dari kejadian tadi di ruang tamu, Rega kembali ke kamarnya, dan Cinta pun masuk ke kamarnya. Ya, betul, kamar mereka terpisah selama 1 tahun.

Mereka akan tidur sekamar bila orang tua Rega berkunjung, dan menginap di sana. Tapi, walaupun begitu, tidak membuat Cinta geram atau memusuhi Rega, Cinta berusaha menjalankan tugas istri sebaik-baiknya.

Di kantornya, Cinta seorang CEO. Tapi di rumah, tetap, ia adalah seorang istri. Apa pun perlakuan suaminya, yang sering kali membuat dadanya sesak, Cinta akan berusaha sekuat hatinya untuk tabah dan sabar. Karena, ini adalah pilihannya.

Akhirnya, masakan Cinta pun tersaji di meja makan, bergegas cinta ke lantai 2, untuk memberi tahu Rega bahwa makan malam telah siap.

Namun, sebelum mengetuk pintu, Cinta kembali merasakan sesak, iya, di dalam sana, Rega sedang menghubungi calon istrinya, dengan obrolan yang sangat mesra. Setelah beberapa menit berlalu, dan tidak terdengar adanya obrolan di dalam sana, Cinta memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Rega, serta memberitahukan bahwa makan malam telah siap.

Cinta kembali ke ruang makan, sambil menunggu Rega, dengan menahan linangan air matanya, yang akan turun sewaktu-waktu. Meremas dadanya kuat-kuat, agar dapat mengurangi sesak itu. Dan, ketika mendengar langkah kaki menuju ruang makan. Akhirnya, Cinta dapat menguasai dirinya. Dan tersenyum ke arah Rega.

Cinta mengambilkan nasi, lauk dan sayur untuk Rega. Kemudian mereka makan dalam diam.

Hening.

Itulah, yang di rasa oleh Cinta, akhirnya dengan mengumpulkan keberaniannya Cinta pun, membuka suaranya.

"Re, boleh aku tanya?"

"Boleh."

"Baiknya aku menghadiri pernikahanmu atau tetap di rumah?

"Tidak usah datang, saya tidak mau, keluarga Tiara memandang sinis kamu. Dan nanti kamu bikin keributan di sana!" Perintah Rega.

"Hah, memandang sinis? Apa ga salah tuh. Kan yang pelakor Tiara, harusnya kan gua yang memandang sinis mereka." Batin Cinta. Ia tak akan mau menyulut kemarahan Rega, dengan mengatakannya langsung.

"Oke, tapi, boleh aku minta 1 permintaan?"

"Kamu, berani minta sesuatu sama saya?" Jawab Rega, yang tersulut emosi.

Cinta pun menarik nafasnya, dan berkata, "Re. Please hanya 1 permintaanku, anggap saja ini permintaan pertama dan yang terkahir dari aku Re. Selama 1 tahun pernikah kita, aku sama sekali tidak meminta apa pun dari kamu Re."

Sambil memandang tajam Cinta, dan berfikir, akhirnya Rega pun menjawab. "Oke, hanya 1 saja."

Cinta pun tersenyum, dan berkata, "1 permintaan aku Re, kamu adil ya terhadap kedua istri kamu kelak."

""Maksud kamu? Kamu mau saya perlakukan sama seperti saya memperlakukan Tiara gitu? Mimpi aja kamu. Saya tidak akan menyamakan kamu dan Tiara."

"Re, tadi kamu bilang kamu akan menyanggupi permintaan aku. Aku, hanya minta kamu adil Re, aku hanya berusaha mengingatkan kamu Re, ga minta menyamakan perlakuan kamu ke Tiara dan aku. Aku hanya tak ingin kamu mendzalimi salah satu dari kami Re, itu aja, ga lebih Re."

Plentang.

Rega melempar sendok ke atas piring, dan meninggalkan Cinta yang masih kaget akan tindakan spontan Rega.

Astagfirullah....

Ucap Cinta berkali-kali.
Akhirnya Cinta pun membereskan meja makan dengab hati yang berkecamuk antara marah, sedih, kesal, dan entalah, disertai air mata yang terus mengalir, yang dari tadi siang ia tahan.

Tanpa Rega tau, dan tak pernah melihat air mata Cinta.

=========
Tengah malam Rega terbangun, dan merasa tenggorokannya kering, ia bangun, dan duduk sambil bersandar di kepala ranjang. Serta mengambil gelas di atas nakas, ternyata kosong, ia lupa mengisi air sebelum tidur.

Dan, dengan malas Rega pun turun dan menuju dapur, untuk mengambil minum. Saat, hendak ke dapur, tidak sengaja ia melihat kamar Cinta terbuka sedikit, mungkin Cinta lupa menutup pintu kamarnya, saat akan menutup pintu kamar Cinta, ia pun tercengang, mendengar runtutan doa malam yang disebut oleh Cinta.
Dan terkejut, melihat lelehan air mata Cinta.

Membuat dadanya... Sesak.

"Ya Allah, muliakanlah suami hamba dengan derajat yang tinggi, mudahkanlah segala urusannya, limpahkan rezekinya ya Allah, lembutkanlah hatinya, agar selalu ingat kepadamu ya Allah. Jadikanlah ia, hamba-hamba yang engkau ridhoi di sisimu.

Ampunilah hamba, belum mampu menjadi istri yang sholihah, belum mampu menjadi yang terbaik untuk suami hamba. Ya Allah, ya karim, ridhoilah pilihannya, dan bukakanlah hati mertua hamba agar dapat menerima semua pilihan suami hamba."

Runtutan doa yang Cinta lantunkan, nyatanya membuat Rega gamang. Sekelebat, ingatan tentang permintaan Cinta, bermain di kepalanya. Tentang permintaan Cinta. Untuk ia bisa 'Adil', bagi kedua istrinya kelak.

"Kamu cantik Cinta, dan kamu adalah istri yang sholihah. Tapi sayang, kamu bukan 'Dia'. Andai kamu 'Dia', sudah pasti kamu akan aku cintai sepenuh hati Ta.

Aku tidak bodoh Ta, dengan semua yang kamu lakukan itu... Tulus. Tapi entah mengapa, hati ini sudah terpaut dengan 'Dia' Ta.

Aku sengaja Ta, menjaga kehormatan kamu Ta, dan memberikan kamu tidak seberapa nafkah lahir, agar kamu bersedia minta cerai Ta.

Agar, kehormatan kamu, kamu berikan untuk orang yang tulus mencintai kamu. Seperti kamu tulus mencintai aku." Batin Rega, sambil mengusap air mata yang luruh dari mata hazelnya.

Ya, itulah Rega. Setiap kali ia, menyakiti batin Cinta. Ia berharap Cinta tak akan kuat, dan meminta cerai darinya. Karena ia tidak mau, membuat kedua orang tuanya marah dan kecewa kepadanya. Karena Cinta, merupakan kesayangan mereka.

Maka, jalan satu-satunya, agar Cinta membencinya, yaitu dengan menduakan Cinta. Tapi, lagi-lagi ia bergeming, Cinta memperbolehkan dirinya poligami. Dan, tidak meminta syarat apa pun.

Sungguh, kalau bukan karena ia, sudah jatuh cinta setengah mati kepada 'Dia'. Mungkin Rega akan mencintai Cinta segenap jiwanya.

"Maafkan aku Cinta." Batin Rega

Bersambung...

===
Jangan lupa vote & komen!
Happy reading

Maaf ya, kalau feelnya kurang dapet.

Ketulusan Cinta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang