Bab 6. Cerita Elina

3K 262 4
                                    

Bab 6.
CERITA ELINA

***


“SAYANGNYA kau belum bisa menempati apartemen malam ini. Huh, aku tidak menyangka kalau mereka semakin mempersulit persyaratannya,” ujar Sofia ditengah perjalanan mereka menuju unit apartemennya. Keduanya usai berbincang-bincang dengan pemilik apartemen—yang merupakan suami-istri—yang tinggal di gedung apartemen utama.

Pemilik apartemen sempat terkejut ketika Kevin menceritakan kejadian yang ia alami. Dan mereka terlihat ragu akan menerima Kevin untuk tinggal di apartemen Louise. Tetapi berkat Sofia juga, mereka menerima Kevin dengan berbagai syarat. Sehingga membuat pemuda itu tidak bisa menempati apartemen untuk malam ini.

“Tidak apa-apa.” Jawab Kevin sambil tersenyum.

“Kau akan tidur di mana malam ini?”

“Mungkin aku akan menyewa hotel untuk semalam. Besok aku akan mengurusi kepindahanku kesini.” Sofia mengangguk.

“Terimakasih karena sudah mengantarku dan juga untuk makanan ini,” katanya, merasa tidak enak dengan perlakuan Kevin.

“Tidak usah berterima kasih. Aku menumpahkan makananmu, jadi sudah seharusnya aku menggantinya.”

“Baiklah baiklah. Aku masuk dulu ya.” Sofia yang hendak masuk, menghentikan langkahnya lalu menatap Kevin kembali. Raut wajahnya mendadak berubah menjadi khawatir. “Kau hati-hati. Kurasa pria berbaju hitam tadi masih ada di depan sana.”

Kevin mengangguk sambil tersenyum memastikan. “Aku pemegang sabuk hitam taekwondo. Tenang saja.”

Sofia terkekeh mendengarnya. “Bagus kalau begitu. Aku masuk dulu. Selamat malam, Kevin.” Ia masuk ke dalam setelah mengatakan itu pada Kevin.

“Astaga, Sofia! Kau darimana saja?” cecar Elina begitu Sofia masuk ke dalam apartemen.

Beberapa jam yang lalu, ketika Elina merasa lapar dan ingin makan, dia menyadari bahwa Sofia tidak ada di apartemen. Gadis itu mendadak panik dan menelusuri tiap ruang di apartemen, namun Sofia tidak ditemukan dimanapun. Ia ingin sekali keluar untuk mencarinya, tetapi ia terlalu takut. Berakhir dengan dirinya yang berusaha menenangkan diri dengan menonton tv. Elina merasa lega begitu mengetahui Sofia datang dalam keadaan baik-baik saja.

“Aku sedang malas masak. Jadi aku keluar untuk membeli makanan,” jawabnya sambil membuka plastik-plastik berisi makanan tersebut. Ia juga menata piring di atas meja makan. “Ayo makan. Kau pasti lapar.”

Elina menatap tak percaya kearah Sofia yang kelewat santai sementara dirinya mengkhawatirkan gadis itu. Merasa tidak ada tanggapan dari Elina, Sofia mendongakkan kepalanya. “Kenapa?” tanyanya.

“Ada layanan pesan antar kan? Kenapa kau nekat keluar apartemen? Sendirian pula.” Nada bicara Elina terdengar meninggi. Sofia terkejut. Namun kemudian ia menyadari bahwa Elina sedang kesal.

“Maaf. Aku tidak berpikir panjang terlebih dahulu,” katanya. Ia menarik Elina dan mendudukkan gadis itu di sampingnya. “Aku minta maaf ya. Setelah makan ada yang harus aku bicarakan padamu. Jadi, ayo makan dulu.”

Sofia dan Elina duduk saling berhadapan di atas ranjang usai makan malam. Waktu pada jam dinding menunjukkan pukul 9 malam. Sofia sudah berjanji pada Elina, ia akan menceritakan sesuatu.

“Apa?” tanya Elina tidak sabaran.

“Aku bertemu dengannya. Tidak. Maksudku ada seseorang dengan ciri-ciri yang sama,” jawab Sofia semakin mendekatkan diri pada Elina. Dahi Elina berkerut tidak mengerti. “Pria berbaju hitam yang seringkali berada di kawasan apartemen Louise.” Sambung Sofia.

OBSESSED [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang